Bab 24 Olin bukan Oli

296 12 0
                                    

Di Mesir tepatnya di Kairo disebuah restoran terlihat dua pria dan tiga wanita kini duduk di satu meja di restoran tersebut. Salah satu wanita itu tak lain adalah Zira yang kini menatap wanita di sampingnya dengan sangat intens hingga membuat wanita tersebut yang bernama Olin hanya risih dilihat oleh Zira.

"Sayang kok tatapannya gitu kasian risih teman hubby," Celetuk Zizan.

"Gak papa hubby, aku cuma kagum saja lihat wanita cantik seperti dia," Puji Zira membuat Olin langsung besar kepala dipuji oleh istri orang yang ia sukai itu.

"Baguslah kalo dia sadar aku cantik," Gumamnya dalam hati.

"Namanya siapa ya?" Tanya Zira.

"Kenalin, nama aku Olindia, panggil aja Olin," ucap Olin.

"Oo, salam kenal ya mbak Oli nama saya Zahira Almaira Asshalwa ISTRI dari ASSEGAF ZIZAN FAUZI!" ucap Zira dengan menekan kata istri dan nama suaminya. Zizan yang melihat tingkah istrinya hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Maaf sebelumnya tapi, nama saya Olin bukan Oli," ucap Olin membenarkan namanya.

"Sama aja mbak, mau Oli atau Olin. Selagi saya gak manggil anda oli motor atau oli bensin jadi gapapa," ucap Zira dengan senyuman menghias wajahnya. Ketiga teman Zizan yang mendengar ucapan Zira hanya menahan tawa kala melihat waa kesal dari Olin.

"Sayang," Tegur Zizan.

"Kenapa hubby, gak salah kok benar kan?" Tanyanya pada ketiga teman suami nya.

"Iya benar, lagian kita tau kamu cuma becanda kok," Jawa seorang wanita bernama Syahila.

"Istri kamu unik banget ya," Puji Hanan.

"Lucu dan gemasin pengen ta karungin," Timpal Andre sontak mendapatkan tatapan tajam dari Zizan.

"Yaeelaaa itu bola matanya santai aja, bercanda doang kok," ucap Andre berusaha menenangkan Zizan.

"Cantik banget istri kamu Zan," Puji Syahila dibalas senyuman oleh Zira. Sementara Olin yang melihat teman temannya menuju Zira hanya mengupat dalam hati.

"Emang apa yang buat kamu tertarik sama gadis kecil ini sih Zan?" ucap Olin dengan lembut namun dengan naa kesal.

Baru henda menjawab namun suda kedelua oleh Zira membuat teman teman Zizan menahan tawa mendengar jawaban Zira.

"Yang jelas bukan dengan cara dekatin suami orang dan dengan sadar berusaha menggoda dan mendekati nya," ucap Zira menyindir Olin. Ketiga tema Zizan sontak menahan tawa mendengar Olin di sindir.

"Keknya kamu ga bakal bisa rebut Zian Lin, soalnya pawangnya gak kaleng kaleng " Batin Syahila tertawa dalam hati.

"Kurangajar kau! Dasar bocah ingusan!" Umpat Olin dalam hati.

"Zan dan semuanya aku ijin pamit, soalnya ad urusan," Pamitnya.

"Oke, hati hati Lin," ucap Syahila.

"Hati hati ya mbak jangan madang mandang suami orang lagi! " Seru Zira menbuat Hanan dan Andre langsung terbahak seketika.

"Hubby yuk, aku mau nyantai dulu soalnya cape abis usir nyamuk," ucap Zira.

"Kenalan dulu dek," Celetuk Andre.

"Maaf anda bukan siapa-siapa saya yang harus aku kenal jadi bye, mas dan mbak aku pamit ya, assalamu'alaikum," ucap Zira lalu menarik tangan Zizan pergi.

"Kesian ditolak," Ledek Hanan.

"Makanya jadi laki jangan genit," Sinis  Syahila.

"Yaudah sama kamu aja mau gak?" Goda Andre.

"Dih ga jelas yuk Nan kita pergi," Ajak Syahila sambil menarik ujung baju Hanan.

"Woi! Kok gua malah ditinggal!" Jerit Andre.

***
Dipesantren Kyai Abdul, umi Ratna dan Nurul telah mendengar penjelasan dari Falqri mengenai Zira dan ketiganya sontak terkejut mendengar nya.

"Zira emang hebat semua bisa dia lakukan loh," Puji Nurul.

"Iya semua bisa di lakukan kecuali tenang aja yang gak bisa dia lakukan," Kesal Falqri.

"Uda aa jangan ngambek," ucap Nurul.

"Kesal aja,"

"Udah sekarang kita biarin mereka disana, sapa tau pulang pulang mereka bawa kabar baik lagi," Celetuk umi Ratna.

"Semoga saja ya umi," Timpa kyai Abdul.

"Aaaa, semoga aja biar aku bisa cepat punya ponakan," Timpal Nurul.

Tus!

Listrik di dalam pesantren tiba tiba padam membuat sseorang menjerit histeris saking takutnya.

"Astaghfirullah Falqri lepas masa kamu udah besar kok masih takut sama gelap," Kya Abdul hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak keduanya ini.

"Aa masih takut gelap,"

"Gak kok, cuma kaget aja," ucap Falqri.

"Gimana ni abi umi, kasian Rahmi kalo sendirian di asrama," ucap Nurul.

"Yaudah tunggu sebentar ya abi temani umi kamu kekamar sekalian ambil senter," ucap kyai Abdul lalu beranjak meninggalkan kedua anaknya.

Walaupun gelap Nurul masih bisa melihat Falqri yang terus memeluk batal sofa dengan erat mebuat dirinya heran kenapa kakaknya bisa sepenakut ini.

"Aa bahaya ni, kalo sampe istri aa tau kalo aa itu penakut pasti dia bakal pisah sama aa," ucap Nurul.

"Eh, jangan ngomong sembarangan! Rahmi itu orangnya gak seperti itu kok," Jawab Falqri.

"Kan aku gak bawa bawa nama Rahmi aa," ucap Nurul dengan senyuman mengejek.

"Eh? i-itu, tau a-anu,"

"Ini Nurul, Rahmi pasti udah menunggu," ucap Kyai Abdul memotong ucapan Falqri.

"Abi Falqri ikut!" Seru Falqri mengikuti ayahnya.

"Aa ada ada aja, hausnya kalo suka ngomong. Pasti kalo Zira tau dia bakal ledek aa xixixi, " Gimana Nurul terkekeh geli lalu berjalan keluar menuju asrama.

"Siapa dia?" Batin Nuru kala melihat sebuah cahaya dari balik pohon.

Halo gaeees gimana seru ga? Hihi sepertinya Falqri udah punya rasa saat Rahmi. Kira kira bisa tersampaikan ga ya? Ikuti terus cerita ku ya!

Jangan lupa votes dan komen ya biar makin semangat sayonara bye bye 👋

Santri Kesayangan Gus Zizan ( The End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang