6♡⁾⁾

285 21 0
                                    


Jul masih setia menunggu di halte sendirian . Ada sih beberapa siswa lainnya agak jauh dari Jul. Jul sangat laper sekarang ini , roti dari Niki sudah tidak bisa mengganjal perutnya lagi.

"aduh perut adek berbunyi. Apa bunda lupa untuk menjemput adek ?" tanya Jul kepada angin yang berhembusan.

Jul menundukkan kepalanya sepertinya bayi besar ini akan menangis.

"hiks Jul laper hiks ,bunda dimana hiks" tangis Jul pun sudah tak tertahankan lagi.

Tak berselang lama ada motor datang dengan pengemudi memakai jaket hitam dan helm yang menutup wajahnya. Jul takut dengan orang itu.

"kamu siapa ?" tanya Jul dengan mata sembabnya.

"Jul ayo pulang " bukannya menjawab orang itu malah mengajak Jul.

"kenapa kamu tahu nama Jul ? dan Jul tidak ingin pulang dengan kamu tau. Kata Niki Jul harus menunggu bunda menjemput hiks " ujar Jul menolak orang itu.

"siapa Niki itu ? ah paling dia teman Jul" pikir Jessan. Ya orang itu memang Jessan.

"Naik Jul . Sudah sore ini " ujar Jessan untuk mengajak Jul pulang.

"Jul tidak mau ,Jul tidak kenal Abang . Jul akan menunggu bunda datang saja" ucap Jul.

"ini saya Jul " jawab Jessan ,ia sudah lelah untuk menghadapi Jul ini. Akhirnya dia melepaskan helm nya itu. Dan menunjukan wajahnya.

"MAS JEJE " seru Jul terkejut kalau ternyata itu mas nya.

"mas Jeje kenapa ada disekolah nya Adek ?" tanya Jul sambil memiringkan kepalanya.

"saya tadi dichat bunda suruh jemput kamu" jawab Jessan seadanya.

"kenapa bukan bunda yang menjemput adek ? . bunda kemana ?" tanya Jul panjang.

"bunda sedang sibuk di tokonya jadi saya yang disuruh jemput kamu. Sudah jangan banyak tanya kamu" Jessan memberikan pengertian ke Jul tak lama terdengar suara

Kruyuk kruk~~

"hehe perut adek bunyi" jelas Jul sambil menampilkan deretan giginya.

Karena Jessan, Jul jadinya kelaparan sekarang. Jadinya Jessan ingin mengajak Jul makan dulu di tempat makan dekat sekolah Jul. Untuk permintaan rasa bersalah.

"sebelum pulang kita cari tempat makan dulu. Ini helm nya dipakai dulu Jul " ajak Jessan lalu menyerahkan helm ke Jul.

"ayo naik ,kenapa diam aja " tanya Jessan karena Jul hanya diam saja sambil memegang helm nya .

"adek tidak bisa memakai helmnya " jawab Jul dengan wajah memerah siap untuk menangis.

Jessan lalu membantu Jul memakai helmnya itu. Ternyata helm nya terlalu besar dikepala Jul. Sampai membuat mata Jul tertutup helmnya itu.

"wah adek tidak bisa melihat mas hihi" bukannya protes soal helmnya yang kebesaran Jul malah tertawa kegirangan. Hal itu membuat Jessan tersenyum tipis. Dia tersadar kalau adiknya itu masih sama lucu dan polosnya seperti saat dia terakhir liat dulu.

"Jul pegangan saya " perintah Jessan yang diangguki oleh Jul.

Mereka akhirnya sampai disebuah restoran makan didekat sekolah Jul. Jul yang masih terkagum kagum ternyata seperti ini restoran yang sering diceritakan oleh teman sekelasnya .

"wah bagus sekali dalamnya. wah adek senang sekali" ucap Jul dengan terkagum kagum .

"Jul kita duduk disana" perintah Jessan lalu menuju ke tempat duduk yang ditunjuknya.

"selamat sore kak, ini daftar menunya. Silahkan dipilih" sambut pelayan dengan ramah lalu memberikan daftar menu ke Jessan.

"Jul ini kamu pilih yang kamu inginkan" ucap Jessan sambil mengeser buku menu itu ke Jul.

"emm ,adek tidak bawa uang banyak mas. Uang adek tidak cukup untuk membayar makanan dan minuman yang ada di sini" Jawab Jul dengan jujur.

Duh adeknya sangatlah polos. Padahal kan yang mengajak kesini Jessan jadi dia yang akan membayar pesanan Jul. Kenapa Jul masih memikirkan itu ya. Diluar nalar sekali adeknya itu.

"saya yang akan bayar nanti. Tidak usah dipikirkan. Jul pesan yang Jul inginkan " jelas Jessan yamg langsung dibalas anggukan oleh Si bayi sapi ini.

"Kakak Jul ingin pesan ramen sama es susu ya kak " pesan Jul ke kakak pelayan itu.

"Mas jeje ,apa adek boleh memesan es krim ?" tanya Jul dengan takut takut.

"pesan saja. Saya pesan ramen juga mbk sama minumannya es cappucino" ujar Jessan .

"baik tunggu sebentar ya kak dan adik manis " pelayan itu pun pergi dari sana.

~~~~~~~~~~~~~~~

"duh ini kok bayi sapi belum ngabarin gue sih. buat khawatir aja." gerutu Jidan yang dari tadi hatinya tidak bisa tenang menunggu pesan dari Jul.

"apa gue kerumahnya ya, naik apaan tapi " Jidan benar benar dibuat khawatir oleh Si Jul itu

Jidan akhirnya memutuskan untuk menelpon Niki.

                        Jidan(pawang Jul) is calling......

Halo nik ,Jul udah ngabarin lo blm ?

Tu bocah belum ngechat gue tu

Duh apa dia blm dijemput
sama bundanya ya Nik

Palingan udah tapi dia lupa
ngabarin kita

Semoga aja yaudah gue matiin




Tbc...
===============================================

Thank you buat yang udah baca cerita ini ya. Terimakasih udah ngehargain tulisan saya.
Dan terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaitu dengan klik Vote dan tinggalkan komen 💌💌

Semoga hari kalian menyenangkan 💝💝💝


Go Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang