27♡⁾⁾

202 16 3
                                    


Pagi sudah datang pada Minggu pagi yang sangat sejuk. Semilir angin yang berhembus, menerbangkan dedaunan segar yang ada. Di kediaman Galandra yang masih diselimuti kehangatan selimut masing masing.

Tentu bunda sudah bangun sejak tadi, menyiapkan sarapan untuk keluarganya dibantu dengan Bi Siti tentunya yang sudah datang saat pagi masih gelap. Biasanya Jessan sudah bangun dan menyapanya,tidak dengan pagi ini sepertinya Jessan masih enggan untuk bertemu ayah nya.

"mas Jessan belum bangun bu ?" tanya Bi Siti keheranan dengan anak majikannya ini.

"belum kayaknya bi"

Bunda dan Bi Siti pun melanjutkan acara memasak dan menyiapkan masakan mereka di atas meja makan. Bunda juga membuat ayah Jaksa kopi yang sudah menjadi menunya yang barus tersedia.

"udah bangun yah ?" sapa bunda saat melihat suaminya sudah membawa koran dan kacamatanya.

"udah bun, anak anak belum bangun ?"

"belum yah. Ini kopinya"

"makasih bun"

Sedangkan dilantai atas, sudah terbukanya mata anak imut itu. Dia duduk mengumpulkan nyawanya,dia teringat kejadian semalam. Lalu Jul beranjak keluar kamar dan berdiri di depan pintu yang sepertinya penghuninya enggan untuk membuka pintu itu.

"apa mas Jeje masih marah ?" tanya Jul pada dirinya sendiri.

"apa adek perlu mengetuk pintu kamar mas Jeje ?"

"adek ngapain berdiri disitu sayang ?" tanya bunda yang berhasil mengangetkan Jul.

Bunda sebenarnya ingin membangunkan anak anak untuk sarapan. Tapi saat sudah sampai lantai atas ,ia melihat Jul berdiri didepan pintu Jessan.

"eh bunda,adek cuma ingin melihat mas"

"yaudah adek bangunin mas dulu ya. Bunda mau kebawah." pesan bunda lalu turun kembali.

Tok tok tok

"mas Jeje ini adek." tidak ada jawaban dari dalam

Jul pun memberanikan dirinya untuk membuka pintu dan ternyata kamar itu tidak terkunci. Yang Jul lihat adalah keadaan kamar Jessan yang berantakan dan Jessan yang masih tertidur.

"mas ,bangun mas" ucap Jul sambil menoel noel tubuh Jessan.

"mas jeje "

"enghh" Jessan pun terusik dan bangun. Jul pun sempat ketakutan dan memundurkan langkahnya.

"em-mas aa-adek ee disuruh bu-bunda bangunin mas" jelas Jul terbata bata.

Jul sebenarnya terkejut saat melihat luka luka dari goresan dan luka lebam di wajah Jessan. Tapi ia urungkan niat bertanyanya ,karena dia benar benar takut dengan Jessan yang memasang wajah harimau kalau kata Jul.

"saya sudah bangun" jawab Jessan lalu meninggalkan Jul ke kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi,Jessan keluar. Dia pikir Jul sudah pergi dari kamarnya, ternyata masih diam mematung sambil bermain dengan ujung piyamanya.

"ngapain masih disini ?" tanya Jessan dingin.

"eeh adek ingin mengajak mas Jeje untuk sarapan bersama" tutur sambil menundukkan kepalanya.

"saya nggak laper"

"tapi mas bun-bunda..." perkataan Jul belum selesai, tapi sudah dipotong Jessan, "saya bilang saya nggak laper Julfian" ujar Jessan dengan suara agak meninggi yang membuat Jul tersentak kaget.

"m-maaf mas" Jul pun keluar dari kamar Jessan dengan perasaan sedih. Ia benar benar ingin menangis rasanya.

Akhirnya keluarga Galandra sarapan dengan kurangnya anggota keluarga. Bunda tahu kalau Jessan masih tidak mau bertemu ayah Jaksa, jadi ia memaklumi itu. Sedangkan ayah ,dia sebenarnya merasa menyesal atas sikapnya semalam yang sepertinya sudah kelewatan .

"bun nanti kasih Jessan sarapan" pesan ayah yang diangguki bunda.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang sudah menunjukkan pukul 14.15 dan sampai pukul itu Jessan masih setia didalam kamarnya. Ia menolak sarapan yang sudah bunda antar dengan alasan dia sedang tidak lapar. Bunda benar benar khawatir dengan Jessan sekarang.

Bunda pun berjalan mendekati suaminya yang sedang duduk melamun. Sepertinya ayah memikirkan Jessan.

"ayah kenapa ?"

"yang mas bilang semalem bener ya bun ,kalau ayah tu nggak pantes jadi orang tua ?"

Ah Ayah ternyata kepikiran dengan perkataan Jessan semalam. Bunda tahu kalau ayah Jaksa itu memang mudah terpengaruhi oleh perkataan seseorang.

"nggak yah. Semalem mas cuma lagi kebawa emosi aja. Mas nggak bermaksud berkata seperti itu. Mas cuma belum bisa mengontrol dirinya,dia semalem cuma lagi ngeluapin emosinya."

"tapi ayah rasa itu memang bener bun"

"ayah jangan mikir gitu. Bunda yakin mas pasti juga nyesel udah bilang gitu. Mas cuma lagi emosi karena ayah marah tanpa tau alasan mas nglakuin balap itu. Dan pikiran pikiran negatif dipikiran mas ,dia keluarin sebagai pelampiasan dia marah ke ayah."

"tapi ayah udah mukul mas bun. Ayah jahat banget ya "

"udah nanti ayah bisa minta maaf ke mas dan dengerin penjelasan dari mas dulu. Jangan kebawa emosi . Tapi tunggu sampe mas udah nggak emosi dulu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jul sedang dikamarnya saat orang tuanya berbincang dibawah. Ia benar benar kepikiran dengan luka luka di wajah Jessan tadi. Luka itu harusnya segera dibersihkan. Jul ingin mengobati Jessan seperti Jessan yang mengobati Jul saat ia terluka.

Tapi dia masih takut karena peristiwa tadi pagi. Jessan benar benar menakutkan di mata Jul.

"huh adek ingin mengobati luka mas. Tapi adek takut"

"adek coba saja dulu kali ya"

Jul pun bangkit dan menuju ke lemarinya yang ada kotak P3K nya. Karena kesusahan dalam membawanya, Jul pun meraih stroller kecil yang ia punya kata Jul stroller nya mei mei dan menaruh kotak P3K ke dalamnya.

Jul pun berjalan kearah kamar Jessan dengan menggeret stroller kecilnya itu. lucu sekali memang anak sapi ini.

"adek bisa ,adek anak hebat ,adek anak biskuat" monolog Jul guna menyemangati dirinya.

Tok tok tok

"mas Jeje ini adek "

Tok tok tok

"mas jeje ?"

"jangan ganggu saya Jul" teriak Jessan dari dalam ,yang membuat keberanian Jul memudar dan hilang entah kemana.

"ijinin adek masuk, mas jeje"

"saya bilang pergi Julfian"

Disisi lain,Jessan duduk di ujung kasurnya menghadap jendela kamarnya yang menyajikan pemandangan perkebunan milik bunda tentunya.
Dengan banyaknya jenis tanaman yang bunda tanam dan jaga sepenuh hatinya.

Jessan masih memikirkan kata kata dia semalem terhadap ayah. Apa dia sudah keterlaluan ?
Tapi ayah memang salah ,karena memarahi dia tanpa mendengar alasan Jessan yang sebenarnya.

Jessan tersadar ketika sudah tidak ada lagi suara Jul dan pintu kamar Jul juga tidak ada suaranya. Karena penasaran Jessan pun berjalan ke pintunya dan membukanya......




Tbc...
===============================================

Thank you buat yang udah baca cerita ini ya. Terimakasih udah ngehargain tulisan saya.
Dan terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaitu dengan klik Vote dan tinggalkan komen 💌💌

Semoga hari kalian menyenangkan 💝💝💝

Silahkan mampir ke AU @Caramelloveta25
Tiktok @melody.sastra

Go Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang