13♡⁾⁾

231 16 6
                                    


Kelas 11 Mipa 2 sekarang sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa siswa yang setia memperhatikan guru yang sedang memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran. Mereka berusaha mefokuskan pikiran agar mampu menyerap ilmu yang baru mereka dapatkan dari penjelasan guru yang mengajar.

Tapi tidak dengan Jessan ,yang sedari tadi tidak dapat fokus kepada pembelajaran. Pikirannya terfokus kepada omongan anak laki laki yang membicarakan tentang Jul. Hardi teman sebangku Jessan menyadarinya ,bahwa teman kakunya ini sedang tidak fokus pada pembelajaran pun bertanya.

"sst, lo kenapa kok bengong gitu ?" tanya Hardi setelah menyenggol lengan Jessan lalu bertanya dengan suara berbisik.

"jam berapa pulangnya?" bukannya menjawab pertanyaan Hardi ,Jessan malah balik bertanya.

"lo tu gue tanya malah tanya lainnya sih, 2 jam pelajaran lagi" jawab Hardi setengah kesal.

"kenapa lo kok tanya jam pulang? " tanya Hardi sekali lagi.

"tidak apa apa , hufft masih lama ternyata" ujar Jessan sambil menghela nafasnya.

"lo kok aneh sih Jes?" tanya Hardi dengan suara yang agak keras , membuat Bu gurunya menoleh ke arah mereka.

"Hardi Jessan jangan berbicara kalau tidak mau keluar dari kelas saya " tegur sang guru yang menyadari jika dua muridnya yang duduk di bangku belakang sedang mengobrol.

"maaf bu" ujar Jessan dan Hardi lalu kembali memfokuskan pada pelajaran.

"sukurin lo pada ,kagak ngajak gue sih gosipnya" ejek Jaza kepada dua temannya sambil menoleh kebelakang dan tersenyum mengejek.

"diem lu aspal jalan" ujar Hardi kesal.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang sudah jam pulang sekolah, semua sudah mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini. Ada yang langsung pulang, ada yang harus berangkat ekstrakurikuler. Termasuk Jul yang sudah menata buku ke tas nya. Dia pun beranjak keluar dari kelasnya. Tapi perjalanannya terhenti karena dihadang temannya.

"Rehan,kenapa ada didepan Jul ?" tanya Jul kepada temannya yang bernama Rehan itu.

"Rehan menghalangi jalan Jul tau" ujar Jul

"gue ada sesuatu buat lo Jul" jawab Rehan yang membuat Jul berbinar.

"Jul sedang tidak berulang tahun Rehan"  ujar Jul yang membuat Rehan harus memendam marahnya,pasalnya jika ia marah dapat dipastikan kalau rencananya gagal.

"emang ngasih sesuatu harus ulang tahun dulu?" ucap Rehan.

"tidak juga sih, Jul hanya bingung tumben sekali Rehan memberikan Jul sesuatu" jawab Jul polos.

"gue mau kasih lo donat, croissant, cilok , makaroni Jul. lo mau kan ?" tawar Rehan yang membuat Jul tergiur.

"wah banyak sekali. Tapi Jul tidak boleh makan makaroni dulu. Kata bunda Jul nanti batuk Rehan " jelas Jul menyesal.

"makaroninya gue buang. Sekarang masih ada donat , croissant sama cilok gimana ?" tawar Rehan lagi dengan senyuman.

"tidak bisa Rehan ,karena tidak ada minumannya. Jul takut tersedak nanti" ujar Jul yang mampu membuat kepala Rehan ingin pecah ini. Jul pun berjalan

"eh ada kok ada , tenang aja Jul. Jadi mau kan ?" tanya pasrah Rehan.

"Jul tidak boleh kalau minum es Rehan"

"teh botol deh" susah sekali membujuk Jul sepertinya.

"sebentar ya Jul ingin berpikir dulu"  jawab Jul dengan gaya seolah olah berpikir.

"Jul mau Jul mau Rehan . Ayo kita pergi Rehan" jawab Jul girang.

"Ayo kita ketaman belakang sekolah. Makanannya disana semua " ajak Rehan sambil menggandeng tangan Jul ,takut kabur ni anak sapi.

"wah Rehan menggandeng tangan Jul "ucap Jul kagum

Disisi lain

Disaat murid lain sudah beranjak dari kelas , siswa kelas 11 Mipa 2 malah masih setia dengan pembelajaran yang masih berlangsung ini.

"buk maaf ini sudah jam pulang" ucap salah satu siswa guna mengingatkan gurunya sudah melewati waktu pembelajaran.

"iya saya tahu. Tapi kan tadi saya masuk telat 30 menit. Jadi saya tambah waktu belajar nya. Jangan ada yang protes " jawab guru itu enteng.

Setelah mendengar jawaban gurunya itu ,Jessan semakin gelisah. Dia harus bagaimana ini untuk menyelamatkan Jul.

"Hardi apakah saya bisa izin pulang duluan" tanya Jessan kepada Hardi yang sedang menahan ngantuk nya itu.

"lo cari mati kah ,lo bakal diinterogasi sampe ke akar akarnya. Apalagi ni guru killer tau gak lo " jawab Hardi yang sudah setengah malas ini.

"emang lo mau kemana ?" tanya Hardi yang memerhatikan temannya itu seperti gelisah.

"tidak apa" jawab Jessan sambil melihat jam ditangannya.

"daritadi lo aneh Jes "

Bagaimana dia bisa fokus kalau sekarang adiknya terancam begini. Apakah ada cara untuk keluar dari kelas ini? lalu menyelamatkan Jul ?. Pikirannya sudah membayangkan yang terjadi kepada Jul sesuai dengan rencana anak anak tadi itu.

'Jul semoga kamu baik baik saja' - batin Jessan

Tbc...
===============================================

Thank you buat yang udah baca cerita ini ya. Terimakasih udah ngehargain tulisan saya.
Dan terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaitu dengan klik Vote dan tinggalkan komen 💌💌

Semoga hari kalian menyenangkan 💝💝💝

Go Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang