14♡⁾⁾

230 16 7
                                    

∆∆🚨🚨🚨∆∆

Rehan sudah membawa Jul sampai taman belakang sekolah. Jul yang belum menyadari kalau dirinya tengah dikerjai oleh Rehan. Rehan pun mengode teman temannya untuk melancarkan aksinya.

"Rehan dimana donat, croissant,cilok dan minum Jul ?" tanya Jul sambil melihat sekitarannya.

"ada kok bentar. Guys let's play the game " ujar Rehan dan Jul langsung di kerubungi teman teman nya Rehan.

"kenapa ramai sekali, kalian juga sedang menunggu jajan dari Rehan ?" tanya Jul kepada mereka.

"kita nggak butuh jajan ,kita bukan anak kecil kayak lo" ujar salah satu teman Rehan sambil mendorong Jul.

"aduh tangan Jul sakit" ujar Jul sambil meringis melihat tangannya yang berdarah.

"Rehan berbohong sama Jul ? "tanya Jul yang matanya sudah memerah. Dia masih mampu untuk menahan air matanya

"iya Jul gue bohong sama lo. Buat apa gue ngasih jajan buat anak aneh kayak lo. Lo tau kan kalo kita anak normal, sedangkan lo kaya anak id*** tau gak hahaha?" Ejek Rehan sambil berjongkok dan memegang dagu Jul.

"JUL NORMAL ,JUL TIDAK ID***. KALIAN JAHAT DENGAN JUL" teriak Jul sambil menangis

"lo tu cuma hama dikelas kita , lo seharusnya nggak usah sekolah disini. Karena otak lo yang kosong ini nggak guna" ujar Rehan sambil mengeratkan cengkraman di dagu Jul.

"hiks kenapa Rehan jahat hiks apa salah Jul hiks hiks "ujar Jul kepada Reha

"emang gue jahat tapi cuma sama lo aja hahaha. Nggak ada yang bakal belain lo karena para bodyguard lo nggak lagi di sekolah." tawa Rehan sambil mengambil botol dari tasnya.

"Sekarang gue bisa ngelakuin apa aja sama lo Julfian Danu Galandra." ucap Rehan.

"Guys waktunya membersihkan hama ini " ajak Rehan ke teman temannya.

Mereka pun sudah membuka tutup botol dan siap menyiram ke arah Jul.Tapi tindakan mereka terhenti karena kehadiran seseorang.

"BERHENTI KALIAN " teriak orang. Yang langsung berjalan ke arah Jul dan berjongkok.

"Jul nggak papa ?" tanya orang itu khawatir.

"Jul tidak apa apa hiks tapi mereka jahat dengan Jul" jawab Jul terbata bata karena masih diselingi tangisan.

"maksud lo apa ha , nglakuin ini sama Jul. JAWAB LO BISU HA "tanya orang itu dengan marah sambil mencengkram kerah seragam Rehan

"emang dia pantes dapetin ini, dia emang anak id-" sebelum Rehan bisa melanjutkan omongannya,sebuah pukulan mendarat di pipi nya.

"anak yang berpendidikan nggak mungkin ngatain orang seeenaknya. Dan lo ngatain orang seeenaknya lo , berarti LO YANG NGGAK ADA OTAKNYA " ujar dia sangat marah.

"Lo banci tau nggak . Nglawan 1 orang tapi di bantu sama babu babu lu" ucap laki laki dengan menunjuk teman teman Rehan. Yang membuat teman Rehan ingin menghajar lelaki itu

"APA ,kalian nggak terima Ha dikatain babu ?"

"sampai gue lihat lo nglakuin ini sama Jul ,gue nggak akan segan segan ngabisin lo. Inget itu pengecut "ujar dia sambil berbalik ke arah Jul.

"pecundang kayak lo ,nggak pantes sekolah disini " ujar orang itu tanpa melihat mereka.

"cabut guys " perintah Rehan sambil memegang pipinya yang terkena pukulan itu.

"Jul ada yang sakit nggak ha ?" tanya dia untuk memastikan keadaan Jul.

"tidak Jidan, hanya tangan Jul hiks yang berdarah hiks" jawab Jul yang masih setia menangis itu.

Ya yang menolong Jul tadi adalah Jidan yang baru selesai dari perlombaan Paduan Suara. Saat akan berjalan ke ruang musik , dia melihat segerombolan siswa yang berada di taman belakang sekolah , awalnya dia tidak peduli tapi setelah mendengar tangisan seseorang yang sepertinya dia kenal . Jidan pun mendekati untuk memastikan orang itu siapa.

Jidan pun terkejut ternyata itu Jul bayi sapinya yang sedang dibully oleh Rehan dan teman temannya. Ia pun mendekat ke arah mereka untuk menyelamatkan Jul.

"Jul mau ke UKS buat ngobatin luka ini nggak ?" tanya Jidan sambil meniup niup luka Jul. Dia benar benar sedih melihat Jul sekarang ini. Dia gagal menjadi sahabat Jul.

"hiks Jul mau pulang saja Jidan. Jul takut hiks "jawab Jul sambil memeluk Jidan .

"Kan ada Jidan disini ,Jadi Jul nggak perlu takut" ujar Jidan membalas pelukan dari Jul ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sekarang kalian boleh pulang" ujar guru itu setelah menambah jam pelajaran kepada murid 11 Mipa 2 ini.

Jessan pun langsung berlari tanpa menunggu gurunya keluar . Dia sudah benar benar khawatir dengan Julnya itu. Dia tidak peduli dengan gurunya yang akan marah atau apapun,bukan maksud Jessan tidak sopan . Tapi keselamatan Jul yang utama sekarang.

"maaf bu teman saya lagi buru buru ke toilet permisi bu. Ayo za " pamit Hardi ke guru itu yang sepertinya sudah akan marah atas sikap Jessan itu.

Hardi dan Jaza pun mengikuti Jessan dari belakang sambil berlari.

"kita mau kemana anjing " tanya Jaza yang sedari tadi tas nya ditarik oleh Hardi.

"ngikuti Jessan lah bego" jawab Hardi sambil melepaskan tangan nya dari tas Jaza.

"ya tau tapi kemana tujuannya goblok"

"kagak tau lah cok "

Jessan pun sampai ke taman belakang sekolah seperti yang diomongkan anak laki laki tadi . Dia menatap sekeliling mencari Keberadaan Jul. Kemana Jul itu ?. Dia berjalan agak kedalam taman itu , dari kejauhan dia melihat tas beruang milik Jul yang sedang pelukan dengan seseorang. Sepertinya Jidan sudah menyelamatkan Jul. Kenapa bukan dia yang menyelamatkannya malah orang lain .Dia gagal menjadi kakak untuk Jul. Hatinya sakit saat Jul menangis didekapnya Jidan.

"Jul itu Mas Jessan" ujar Jidan memberitahu Jul dan melepaskan pelukannya dengan Jul.

"Jul malu bertemu Mas Jeje, Jidan hiks" kata Jul yang masih setia memeluk Jidan

"kenapa malu ,tuh liat muka Mas Jessan khawatir gitu. Sana deketin" perintah Jidan dengan lembut.  Jessan sudah berjalan mendekati Jul dan Jidan , dia mampu melihat Jul yang masih menangis dipelukan Jidan.

"Jul" panggil Jessan .

'suara mas Jeje'





Tbc...
===============================================

Thank you buat yang udah baca cerita ini ya. Terimakasih udah ngehargain tulisan saya.
Dan terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaitu dengan klik Vote dan tinggalkan komen 💌💌

Semoga hari kalian menyenangkan 💝💝💝

Go Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang