21♡⁾⁾

216 9 1
                                    


Sekarang sudah pukul 22.30. Bunda Ginanya Galandra sudah menuju kerumah sakit tempat anaknya dirawat. Ia khawatir apakah Jul sudah tertidur dengan ditemani Jessan . Bunda sudah menelpon Jessan , kalau sudah diparkiran sesuai pesan Jessan tadi. Tapi tidak ada jawaban dari seberang sana.

Klek

"Bunda datang " sapa Bunda memasukan dirinya keruang rawat Jul. Tidak ada yang menjawab,apa mereka tertidur.

Pemandangan yang Bunda lihat pertama kali saat masuk adalah putra putranya yang tidur berpelukan satu sama lain. Ah indahnya pemandangan ini. Bunda mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan momen ini. Lalu dikirim ke Ayah Jaksa.

Bunda Gina mendekati mereka untuk membenarkan selimut yang bergantung itu. Pergerakan Bunda membuat tidur Jessan terusik, " Bunda sudah kembali?" tanya Jessan membangunkan tubuhnya.

"Bunda ganggu tidurnya mas ya ,maaf ya "

"tidak bunda. Bunda kenapa tidak telfon mas ?"

"Bunda udah telfon mas tadi, tapi nggak diangkat. Yaudah bunda kesini langsung aja."

Jessan mengecek ponsel, memang benar begitu banyak pesan dan panggilan dari Bunda." Maaf ya bun , mas tidak sengaja tertidur saat menemani Jul tidur"

"Mas,Bunda boleh bicara dengan mas ?" tanya Bunda yang sudah terduduk disofa. Jessan pun turun dari tempat tidur dan duduk disamping Bunda. "ada apa bun ?". Bunda membawa tangan Jessan ke atas pahanya lalu ia genggam dengan lembut

"Bunda cuma mau bilang , tolong sayangi dan jagain adek ya dimana pun adek berada. Adek terlalu polos di dunia luar yang berbahaya ini. Mas di Australia pasti sudah bisa jaga diri kan. Sedangkan adek mudah sekali untuk diganggu. Adek terlalu midah untuk dipengaruhi hal hal yang baik maupun buruk. Bunda inget ,Adek dulu pernah dibully sampai dipukul dan ditendang sama teman sekolahnya. Bunda dan ayah sakit sekali melihat adek. Adek tidak mau bicara dan tidak mau keluar rumah. Adek butuh pelindung seperti mas."

"Adek sayang sekali dengan mas. Adek setiap malam bilang ke bunda kalau adek ingin ketemu mas lagi. Adek kangen sama mas. Adek selalu ngomong ke teman temannya termasuk Jidan dan Niki ,kalau mas nya itu Superheronya adek. Mas jangan kaku kaku dengan adek ya. Mas tahu ? pernah malem malem adek ngalamun dikamarnya, bunda tanya ke adek kenapa. Adek jawab kalau apa mas udah nggak sayang sama adek,kok mas seperti risih dekat dengan adek dan mas jarang berbicara dengan adek. Jadi mas usahain ya buat membuka dirinya mas ke adek. "

"Waktu perpisahan SMP adek maju ke panggung menceritakan tentang keluarganya, Mas tahu adek bercerita apa ? adek bercerita tentang mas yang melindungi adek waktu kecil ,mas yang selalu membalas ke anak yang sudah menganggu adek. Bukan maksud bunda ngelepas tanggung jawab atas adek , bunda cuma mau mas buat berperan sebagai seorang kakak yang melindungi adiknya seperti mas dan adek dulu. Mas paham kan maksud bunda ? " Jelas Bunda sambil menggenggam tangan Jessan dan mengelus kepala sulungnya.

Jessan yang sedari tadi diam , memerhatikan penuturan seseorang yang Jessan anggap seperti malaikat tak bersayap di hidupnya. Orang yang Jessan paling rindukan selama di Australia. Orang yang selalu lembut walau anaknya berbuat salah. Orang yang selalu mengetahui kondisi anaknya tanpa bertanya pun. Orang yang sangat Jessan sayangi dan cintai sedunia.

"mas paham bun. Mas akan selalu jagain Jul dimanapun Jul berada. Mas janji bun" jawab Jessan lalu memeluk bundanya dengan sayang.

"bunda bangga sama mas, mas selalu bisa menggantikan posisi ayah saat pergi dinas. Mas yang selalu bisa menjadi sandarannya Bunda dan adek selain ayah. Mas bisa jadi pelindungnya adek. Bunda beruntung punya mas dan adek di hidup Bunda.Bunda sayang sama mas" ujar Bunda memeluk erat putra Sulungnya sambil meneteskan air matanya.

"Mas juga sayang dengan Bunda. Mas juga beruntung punya Bunda yang cantik ,baik dan lembut" ujar Jessan melepaskan pelukannya dan mengelap air mata bunda yang keluar. 'ah sulungnya sudah besar ternyata '

"yaudah sekarang mas lanjut tidur. Besok sekolah kan " ujar Bunda sambil merapikan rambut Jessan. " sana tidur disamping adek lagi "

"bunda saja yang disamping Jul. Mas disofa saja " jawab Jessan , Bunda pun mengalah. Kalau ia menolak pasti Jessan tetap kekeuh agar dituruti. "yaudah mas tidur, bunda pingin nemenin mas sampe tidur"

Jessan pun merebahkan tubuhnya di sofa ,dan bunda yang duduk di salah satu kursi dengan tangan lembutnya mengelus surai hitam sulungnya itu. Jessan pun tertidur karena elusan yang begitu lembut di kepalanya. "selamat tidur mas ganteng. Makasih ya udah mau kembali ke rumah lagi .Bunda sayang mas. Cup" ucap bunda mencium kening Jessan lalu menyelimuti tubuh besar itu.

Bunda akan selalu berusaha untuk mendekatkan Jessan dan Jul. Dari Jessan yang disekolah yang sama dengan Jul, Jessan tidur dengan Jul saat kamarnya direnovasi padahal masih ada kamar lainnya, Jessan menjemput Jul , Jessan yang selalu berboncengan dengan Jul saat sekolah dan banyak lagi cara yang sudah bunda lakukan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SMA BHAKTI JAYA

Jessan sudah berada di sekolahnya. Tadi pagi ia belum sempat bertemu Jul, karena bayi itu belum bangun. Jadi ia tidak bisa berpamitan dengan Jul.

"Jul gimana Jes ?" tanya Jaza saat Jessan sudah duduk di bangku kelasnya.

"sudah membaik, nanti Jul sudah bisa pulang." jawab Jessan sambil meletakkan tas nya. "lo jemput dia ?" tanya Hardi yang baru saja sampai.

"Jessan kan sekolah bego, ya nggak bisa jemput Jul lah. Goblok lu" jawab Jaza. Yaampun Hardi pagi pagi sudah mendapatkan umpatan yang indah ini."gue tanya Jessan ya ,bukan sama kembang pasir" ujar Hardi sewot,pagi pagi sudah merusak moodnya saja.

"tidak ,nanti Jul dijemput ayah saya" . Ayah Jaksa sudah pulang dari perjalanan bisnisnya tadi pagi. Jessan sempat bertemu,sebelum ayah kembali ke kantornya lagi.

Dikelas 10

"cih ,si lemah belum masuk ?" tanya Rehan dengan nada mengejek. Jidan dan Niki yang mendengar pun berdiri."siapa yang lo maksud anak lemah ha?" tanya Niki yang sudah mencengkram kerah seragam Rehan.

"hahaha pake tanya lo, lo tau kan yang gue maksud ?"

"lo kalo sehari nggak cari masalah ,tipes kali ya" ujar Jidan yang melepaskan cengkraman tangan Niki dari Rehan. "masih pagi ini" bisik Jidan ke Niki.

"oiya ,kan malam minggu lo bakal mati ya haha" ujar Niki yang diselingi tawa. "lo jangan ngomong gitu nggak baik" ucap Jidan

"gue yang mati ato si Jessan itu yang mati. Jangan terlalu bermimpi bakal menang. Ingat itu" ujar Rehan menepuk bahu Niki lalu pergi ke tempat duduknya.

Jidan yang belum tahu maksud mereka apa ,pun dibuat bingung. "maksud lo tadi apa ? malam Minggu ada acara apa emang"

"Bang Jessan bakal tanding balap sama Rehan. Kalo bang Jessan menang ,si Rehan harus minta maaf sama Jul dan nggak akan gangguin Jul lagi" jelas Niki yang masih mengatur emosinya.

"kalo Rehan menang,dia dapet apa ?"

"kagak tau gue . Udah ah males bahas anak setan tu. Eh Jidan nyontek pr lu dong,gue lupa semalem hehe"

"anjir lo emang, apa emang yang lo inget selain tutorial jadi jamet. " ujar Jidan ,tapi ia tetap memberikan buku pr nya ke Niki.

"makasih cintaku,makin sayang deh gue ame lu"

"najis"






Tbc...
===============================================

Thank you buat yang udah baca cerita ini ya. Terimakasih udah ngehargain tulisan saya.
Dan terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaitu dengan klik Vote dan tinggalkan komen 💌💌

Semoga hari kalian menyenangkan 💝💝💝

Silahkan mampir ke AU @Caramelloveta25
Tiktok @melody.sastra

Go Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang