20.Berusaha

42 33 6
                                    

Holaaa, selamat pagi semua !!!

Jangan lupa Vote dan komen 😞

Pembicaraan Antara Elvano beserta Mertuanya tadi menarik rasa penasaran Sunny berkali kali lipat, dari pada sebelum nya. Bermodal mendengarkan dari belakang dan terlambat turun, membuat Sunny menyesal.

Harusnya sejak tadi ia telah berada diruang tamu. Tak apa saat Akan mendengarkan justru di usir, yang terpenting Sunny bisa mendengarkan apa yang dia inginkan. Pembicaraan yang terlihat serius, untuk Elvano itu sangat amat tidak cocok, Bagi Sunny.

Elvano itu orangnya sulit untuk di ajak membicarakan sesuatu yang terkesan penting. Maka tak ayal, bila terkadang. Sunny lebih suka menceritakan apa yang ia rasakan seorang diri, dari pada menceritakan kepada orang lain. Yang jelas jelas belum tentu mau mendengarkan.

“Sekilas Demi pembicaraan, nyonya Sunny rela berpakaian kayak kita kita” Kata salah satu pekerja

“ Takut malah ketuker sama yang asli gak sih? Seingat aku, Tuan Elvano selalu mencari pekerja nya yang deket di sekitar nya ” sambung salah bodyguard

Salah satu pekerja yang tengah sibuk mengerjakan tugasnya secara serius itu, membuat arah pembicaraan dan gosip semakin makin panas. Dia itu, jarang mau gosip, selalu punya kesibukan tersendiri .

“ Buat apa ya dia seserius itu? Mba mira aja yang pertama kali aja. Gak seperti itu ” Ungkap seorang chef dengan lantang, namun tidak membuat makhluk di ruang tamu terganggu

Pekerja baru itu menolehkan kepala nya, dan berkata “ First Time nya seseorang itu beda. Mungkin orang yang pertama kali masuk kemudian gampang berbaur, karena dia gak terlalu di atur apa yang akan di lakukan nya. Lalu, orang yang kalian bilang aneh ini. Tau semua apa yang terjadi di masa lalu ”

Krik krik krik

“ Gak panas, gak demam, gak Batuk juga. Neh bocah ngapa jadi kayak dukun di akhir kalimat nya ” bibi terus mengecek suhu tubuh, anak baru tersebut. Sampai membuat nya risih.

“ Jangan kurang ajar, bapak saya polisi ” anak baru tersebut kembali menepis

Bodyguard yang kebetulan berada di samping sedikit tertawa, masih ada saja anak anak mengakui seperti itu. Tidak apa apa, masih kecil halu dan mempunyai banyak impian itu . Hal wajar.

“ ouh gak takut, cuma polisi bukan ibu saya ataupun Tuhan sih ”

•••

Perpindahan sekolah secara mendadak di ucapkan oleh Alang dengan cukup lantang. Membuat beberapa temannya yang berada di kelas menangis, sosok seperti Alang sangat di butuhkan saat di kelas.

Namun, pada akhirnya anak laki laki itu memutuskan untuk tetap pindah. hanya Alang, Rica tidak. Anak perempuan itu tidak mau pindah, sebab ia tau mengejar materi sekaligus mencari keberadaan teman yang mau menerima kita apa ada nya itu sangat sulit .

Padahal Alang ini termasuk anak yang pendiam, tapi pintar yang selalu tertahankan.

“ Rica, Bapak boleh tanya sebentar? Kenapa Alang pindah sekolah? apakah selama belajar ada yang mengganggu sekaligus membuat Alang risih? lalu. Mengapa harus dia yang pindah? bukan kamu? ” Segelintir pertanyaan kurang bermutu, bagi Rica

Apalagi mendengarkan pertanyaan yang terakhir, mungkin termasuk ke arah bercanda atau sejenis apapun itu. Tapi untuk Rica, yang masih suka merasakan suatu kalimat itu sarkas lalu menyebutkan namanya. Jelas membuat ia tersindir, setidak penting itukah kehadiran Rica selama ini?

Seharusnya pertanyaan seperti ini yang menjawab itu Alang, mereka kembar bukan berarti Alang mau terbuka kepadanya setiap hari. Perlu banyak waktu, Untuk mengajak Alang curhat. Mungkinkah guru ini mengira, ia tau alasannya?

Family (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang