7. Tidak Tahan

8.8K 121 2
                                    

Pov. Firman

Karena telah mendapatkan izin dariku, Radit pun segera menghampiriku. Dia mulai melucuti pakaianku satu persatu. Hingga akhirnya dia melepaskan pakaiannya sendiri. Kami pun sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

Kemudian Radit mulai menggerayangi tubuhku. Inci demi inci dari tubuhku tak luput dari serangannya. Dia sangat pandai menyerang tiap daerah sensitifku. Belakang kupingku, kedua putingku, leher ku dan semua daerah sensitifku tak luput dari jilatan lidahnya. Karena terbawa oleh suasana, aku pun hanya bisa pasrah dengan perbuatannya. Aku berusaha untuk tidak mendesah dengan menggigit bibir bawahku. Namun aku kewalahan menghadapi Radit, akhirnya aku pun mendesah.

"Ouuuhhh....!!!" Lenguhan desahanku.

Radit yang mendengar itu menjadi tersenyum licik. Dia semakin gencar membangkitkan gairah seksualku.

Aku pun menjerit dan meminta untuk segera dituntaskan oleh Radit.

"Ouuuhhh!!!! Cepat dit! Aku udah gak tahan" pintaku.

"Baiklah sayang! Dengan senang hati" ucapnya dengan nada mendayu.

Radit pun segera menghentikan aksi nya. Kemudian dia meludahi kontolnya sebagai pelumas. Dia juga memberikannya pada lubang pantatku. Dia pun menampar nampar pantatku dengan gemasnya. Setelah selesai dia memajukan kontolnya ke dalam lubang pantatku. Saat sudah masuk, aku pun melenguh lagi.

"Ouuuhhh..." Lenguhku

"Mantap banget lubang pantatmu sayang! Sempit dan legit" rayuan gombal Radit.

Setelah seluruh kontol Radit terbenam di lubang pantatku, dia pun mendiamkannya. Mungkin dia ingin membuatku merasakan kontolnya dengan perlahan tapi pasti.

Aku pun merasakan kontolnya penuh di dalam lubang pantatku. Setelah beberapa saat kemudian dia meminta izin padaku untuk menggenjotnya.

"Are you ready honey?" Tanya Radit.

Aku hanya mengangguk saja. Kemudian dia langsung memaju mundurkan kontolnya. Perlahan tapi pasti dia bergoyang dengan pelan. Setelah aku mulai terbiasa dengan kontolnya, dia pun mulai menggoyangkan pinggulnya agak cepat.

"Ouuuhh baby! Fuck you! Fuck you!" Racau Radit.

"Ouuuhhh!" Aku hanya bisa melenguh.

Radit semakin cepat menggenjot pantatku. Semua kata kata jorok keluar dari mulutnya. Aku hanya bisa mendesah. Sungguh suasana yang sangat erotis. Di dalam toilet pun kami melakukan hubungan badan. Setelah satu jam lebih kami bermain, akhirnya Radit akan mengeluarkan cairan spermanya. Dia pun mengerang dan semakin mempercepat genjotannya. Kemudian dia pun menyemburkan laharnya di dalam lubangku.

Setelah itu aku dan juga Radit istirahat karena kamu berdua kecapekan setelah permainan tadi. Aku pun menangis dan menyesali perbuatanku karena telah melakukan itu dengan Radit. Aku merasa bersalah, aku merasa telah mengkhianati mas Bram. Radit yang melihat aku menangis jadi merasa keheranan, akhirnya dia pun bertanya padaku.

"Kenapa kamu nangis fir?" Tanya Radit.

"Kenapa kamu tega dit? Kenapa kamu tega mempermainkan perasaanku. Dulu aku sangat mencintaimu tali kamu malah mengkhianati aku. Dan sekarang setelah aku membuka hatiku untuk orang lain, kamu malah berbuat seperti ini padaku. Kenapa dit? Kenapa?" Ucapku sambil menangis.

"Maafkan aku fir! Maafin aku! Aku janji bakalan mencintaimu dan gak akan menyakitimu lagi asal kamu mau memaafkan ku" ucap Radit memelas.

"Kata maaf tak akan merubah keadaan! Hati yang telah hancur tak akan bisa kembali utuh hanya dengan kata kata maaf walaupun itu beribu ribu". Jawabku.

Aku pun berdiri dan memunguti pakaianku satu persatu. Kemudian memakainya kembali. Setelah itu aku pergi meninggalkan Radit seorang diri.

>>>>>

BERSAMBUNG

Suami TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang