7. pangku

30 6 0
                                    

Dunia Wattpad


Selamat membaca😍❤

Gavino tengah duduk diwarung pak Toher. Niat hati mau nunggu sampai Kanaya pulang, eh tapi dia teringat pada penampilan nya yang kurang oke.

Bagaimana tidak? ia datang menemui Kanaya dengan piama dan rambut acak-acakan! tapi, Gavino tetep ganteng!

"Pak, ngutang boleh?"

"Kan emang biasanya gitu," sahut pak Toher.

"Nanti saya pasti bayar kok, pak."

"Kapan?"

"Kalau saya bisa dapetin hatinya Kanaya, langsung saya borong semua jualan yang ada disini."

"Aamiin, moga aja yah? neng Kanaya cepet luluh."

Setelah mengobrol dengan pak Toher, Gavino memutuskan untuk pulang. Lagian, dia belum cuci muka. Dia baru datang lagi kesana pas waktu pulang sekolah.

Pas pulang sekolah, otomatis banyak anak yang berbondong-bondong kewarung Pak Toher.

Kini, Gavino tengah duduk dan mengobrol santay bersama Damian, diwarung Pak Toher.

"Queen!" pekik Damian, saat melihat seorang perempuan yang juga ikut masuk kedalam warung.

"Lo kenapa keluar kelas lebih awal? pak Anton marah loh!"

"Bodo, ah. Lagian gue males kalau pelajaran dia."

Queen berjalan anggun kearah Gavino, lalu duduk di sebelah kiri cowok itu. Bukan rahasia lagi kalau dia naksir Gavino sejak kelas sepuluh. Kedua nya juga dekat, maka wajar saja saat ada kabar mengenai hubungan Gavino dan Kanaya, banyak yang tidak percaya. Pasalnya, semua murid mengira bahwa Queen lah pacar Gavino.

"Lo gak sekolah, Vin?" tanya Queen.

Semua asitensi murid yang ada disana, langsung mengarah pada keduanya.

"Nggak."

"Kok kesini? biasanya kan, lo asik rebahan di rumah."

"Jemput Kanaya," sahut Gavino santai.

Queen tersenyum kecil. Lalu kembali menatap Gavino intens.

"Oh. Gue kok nggak tau sama hubungan lo sama dia?"

"Nggak semua hal tentang gue, yang harus lo tau," Gavino menoleh seraya mengelus pucuk kepala Queen.

Itu salah satu sifat brengseknya Gavino! Dia selalu memperlakukan perempuan, seolah mereka spesial.

"Heh Markonah!" pekik Salsa, sambil menarik tas jinjing milik Kanaya yang berwarna pink.

"Apa?!"

"Lo beneran pacaran sama Kak Vino si buaya darat?"

"Ngapain gue pacaran sama buaya? yang ada gue diterkam sama dia!"

"Gue serius, nyet!"

"Nggak! Kak Gavino nya aja yang ngaku-ngaku."

"Idih, sok iye lu! bukannya lo juga suka ya? sama dia?"

Tangan Salsa hendak bergerak ingin menoyor kening Kanaya. Namun urung karna ia ingat kalau gadis itu bekingannya Gavino. Si badboy sekolah.

"Lo bisa anterin gue pulang gak?" tanya Kanaya.

"Dih ogah!"

Bukannya Salsa tidak mau menolong Kanaya. Tapi masalahnya, rumah Salsa itu ibaratnya diujung timur dan Kanaya di ujung barat. Kalau dia nganter Kanaya, dia cuman dapet hikmah nya doang! Capek.

Annoying GavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang