Malu

28 6 0
                                    

Dunia Wattpad
°

°

°
Selamat membaca😍

“Kak, itu siapa?” tanya Kanaya panik.

“Jangan noleh.”

Gavino segera mencegah kepala Kanaya, yang sudah akan berputar menghadap kearah pak Dono.

Kanaya benar-benar menyesal pada hal nekat yang ia lakukan barusan, sialnya malah kegerebek massa.

“Kak? apa setelah ini kita langsung dinikahin?” bisik Kanaya, dengan suara bergetar.

Mau nyalahin setan gak bisa, karna Kanaya mengakui ini pure otaknya yang udah rada geser.

“Alhamdulillah kalau gitu, jadi gue gak merasa berdosa pas ngajarin lo hal yang lebih dari ciuman,” sahut Gavino santai.

“Gue cekek juga lo!” geram Kanaya.

“ADUH A' NGUCAP A' NGUCAP!” ujar pak Dono.

“A' a' a'.”

“Ngucap istigfar atuh, kok malah a' a'?”

“Lah, tadi bapak bilang ngucap a'.”

“Ya maksudnya bukan gitu.”

“Itu si enneng, kok mau sih diajak begituan sama Aa' Vino?” tanya pak Dono, melirik Kanaya yang saat ini tengah menenggelamkan wajahnya di dada Gavino.

“Lagian, bapak salah paham! saya tadi lagi niup mata dia, pak!” ujar Gavino.

Pak Dono nampak belum percaya, sampai Gavino memberikan nya dua lembar uang merah.

“Jaga rahasia.”

“Waduh, siap atuh A'.”
°

°

°
Emang didunia ini nggak ada yang bisa dipercaya salain rukun iman.

Pak Dono berjanji tidak akan mengatakan pada siapa-siapa, tapi siang itu saat Gavino pulang sekolah. Mamanya sudah marah-marah perihal ciuman kemarin.

Saat ini, Gavino alias sang korban tengah di sidang diruang tengah.

“Kamu kenapa cium anak orang, Gavino?! mama gak pernah ajarin kamu begituan ya!”

“Lah, dia yang nyosor duluan, njir!” batin Gavino, ia mencoba menahan kesabaran nya.

“Mama kecewa berat sama kamu! sebagai hukuman nya, mama sita motor kamu selama sebulan.”

Gavino melotot.

“Disini gue yang jadi korban, gue juga yang dapet hukuman.”

Ini gimana konsepnya woy! sebenarnya disini yang jadi korban itu siapa sih? mana uang jajan nya dikasihin semua sama pak Dono, buat nyumpel mulutnya. Eh malah ditambah gak boleh naik motor selama sebulan.

“Anak nya tuh, pah! dibilangin!” ujar mama Gavino, langsung berlalu.

Mampus! kini diruang tengah hanya ada Gavino dan papanya saja, yang saat ini tengah menatap nya tajam bak elang.

Mata Gavino melihat kesana kemari, untuk menghindari tatapan sang papa.

“Yang bibirnya kamu kokop itu pasti anak komplek sini juga kan?” tebak Fatir, papa Gavino.

“...”

Gavino hanya diam, tidak mungkin kalau dirinya memberitahukan papanya kalau cewek itu Kanaya. Bisa-bisa pak Arya ngelarang Gavino buat deket-deket Kanaya lagi.

Ia takut papanya akan mengadukan hal ini pada pak Arya, bila Gavino memberitahu nya. Karna pak Arya itu temen mancing nya papa Gavino.

“Jawab!” bentak Pak Fatir, dengan wajah serius.

Meskipun suka ngelawak, pak Fatir akan terlihat seram disaat mode marah seperti ini.

“I–iya.”

Bukannya marah, sang papa malah terkekeh lalu berjalan santay kearah Gavino. Lalu memberinya sesuatu.

“Ngucap, pah!!”

Gavino shock, bukan main.

“Buat jaga-jaga, siapa tau bakal kejadian sesuatu. Nakal boleh, hamilin anak orang jangan! kalau itu sampai terjadi, papa coreng kamu dari kartu kk.”

Gavino menatap benda pemberian sang papa, ia shock sekaligus lega juga. Karna pak Fatir bukan nya marah, malah ngasih Gavino, benda pengaman!!
°

°

°
Kanaya yang tengah berada dikamar, meringis tatkala dirinya membaca pesan dari Gavino.

Kakak kelas sialan: Cil, tanggung jawab

Kanaya: Kak! kita nggak ngapa-ngapain loh ya!

Kakak kelas sialan: lu nyipok bibir gue!

Kanaya: Lo yang nyodorin

Kakak kelas sialan: Lo yang nyosor!

Kanaya: Tapi skill lo udah pantes buat jadi penghibur tante girang!

Kakak kelas sialan: Ajg

Kanaya: Ih kasar

Kakak kelas sialan: ajg itu astagfirullah jangan gitu
°

°

°
Gavino pikir rokok itu suatu yang bikin dia kecanduan. Tapi setelah bibir Kanaya nemplok dibibirnya, Gavino makin tau kalau di cium Kanaya tuh lebih bikin candu.

Jadi hari ini, setelah bel istirahat berbunyi. Gavino melangkah kearah pohon beringin yang berada dibelakang sekolah. Bukan untuk mencium pohon yang ada disana, namun ingin menemui bocilnya yang tak lain dan tak bukan adalah Kanaya.

Kata pak Fatir boleh nakal, asalkan jangan hamilin anak orang. Ciuman kan gak bikin hamil, ya kan?

Saat sampai ditempat tujuan, benar saja! disana ada Kanaya yang tengah membaca buku di bawah pohon.

“Cil.”

Kanaya menoleh, dan kaget saat mendapati Gavino disana. Sontak ia tutup wajahnya menggunakan buku yang ia pegang.

“Lo kenapa, cil?”

“Malu.”

“Ngapain malu?”

“Pergi lo!”

“Lah, malah di usir.”

“Ngapain lo kesini?” tanya Kanaya ketus.

“Gue mau nawarin lo olahraga bareng. Mau bakar kalori tapi enggak bikin capek?”

“...”

Kanaya agak skeptis, nih.

“Setiap menitnya bisa bakar dua sampai enam kalori.”

Sontak Kanaya, yang mageran tapi pengen punya bentuk tubuh bagus. Auto nerima tawaran Gavini dong!

“Boleh tuh, kak! emang olahraganya gimana?” tanya gadis itu nampak antusias.

“Ciuman.”

Hasil akhirnya, Gavino langsung terkena pukulan keras dari Kanaya.

GE WE ES BUAT OTAK LO DEH, KAK!”

Get well soon? gue kan enggak sakit.”

Get waras soon!!”
°

°

°
Bersambung.

Makasih all, udah mau baca bab ini sampai akhir😍

Semoga kalian sehat selalu, bye!😍

Annoying GavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang