19.Gabung

12 3 0
                                    

Segala hal yang terjadi di depan mata Kanaya, akan membuat cewek itu berasumsi sendiri. Dan biasanya asumsinya nggak masuk akal banget kadang juga ajaib.

Gavino sudah menjelaskan berulang kali bahkan ketika di perjalanan pulang, dia terus menengok ke belakang saat lampu merah untuk memberitahu Kanaya kalau kadang apa yang dia lihat itu nggak sesuai kenyataan.

"Mata tuh kadang menipu, cil."

"Waduh, gue aja bisa ketipu sama mata gue sendiri. Terus di dunia ini siapa yang bisa gue percaya, kak?"

"Nggak ada. Namanya juga dunia tipu-tipu."

Dan ada berita gembira! namun itu menurut Atlan. Akhirnya Gavino mau membantu dirinya, karena kasihan juga sama cowok itu. Mana mendadak jadi orang susah gara-gara fasilitasnya di sita semua.

BIG NO!

Si cowok nggak mau berurusan lagi dengan Keynan, tapi karena udah beneran kepepet. Jadilah Gavino setuju. Cuma dia nggak tau kalau dirinya sendiri yang mesti bertemu dengan Keynan. Kalau yang lain, takutnya di kira bercanda kata Derren.

Dirinya tak memberitahu Kanaya soal pertarungan dengen anak STM. Karena setau Gavino, cewek paling nggak suka kalau cowoknya berantem. Gavino tau pertarungan ini kayak nyari penyakit.

Sehabis mengantar Kanaya, ia lantas pergi ke tempat tongkrongan Keynan. Berbeda dengan geng nya yang hanya mengobrol-ngobrol santai di warung Pak Toher. Geng nya Keynan punya markas sendiri. Tempatnya berada di bangunan yang sudah tak terpakai. Di dalam nya ada beberapa bangku juga sofa yang sudah ambruk.

Keynan menyeringai saat mendapati kedatangan Gavino. Dia nggak menyangka kalau teman lamanya itu betulan datang.

Saat melangkah masuk, semua pasang mata tertuju pada Gavino. Di sana ada beberapa perempuan yang sepertinya pacar anggota geng nya Keynan. Mereka menatap Gavino sampai tak berkedip. Entah lah. Mungkin mereka takjub pada wajah tampan cowok itu.

"Hai bro!" sapa Keynan.

Keynan menyodorkan satu stik billiard pada Gavino.

"Gue kesini bukan mau main, gue cuman mau mastiin lo mau atau nggak gabung sama kita," ujar Gavino sambil menolak uluran benda tersebut.

Gavino berjalan lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok. Sambil tangannya di masukkan ke dalam saku celana.

"Untungnya buat gue apa?" tanya Keynan kemudian.

"Gak ada. Kalau nggk mau gak papa. Gue cabut."

"Etsss, ngambekan banget lo kayak cewek," ujar Keynan.

"Gue nanyak doang, elah!" sambungnya.

Gavino menghela napas lega.

"Jangan bawa senjata api. Jangan. Bawa. Pistol."

Terdapat penekanan di setiap kata yang Gavino lontarkan.

Keynan nyengir, membuat Gavino nggak bisa menahan diri untuk tak menoyor kepala cowok itu, "Gue serius! jangan sampai masuk kantor polisi lagi."

"Oke."

***

Gavino menatap heran kearah Kanaya. Pasalnya, sedari tadi si cewek terus saja memandangi kaleng minuman 'Bear brand' yang baru saja di belikan cowok itu.

Karena Kanaya terus merengek meminta untuk di belikan minuman tersebut. Alhasil Gavino pun membelikannya.

"Kamu enak, tapi mahal," ujar Kanaya sambil terus menatap minuman tersebut.

"Yang berani memeras puting beruang siapa sih? wajar aja mahal, perkejaan yang beresiko," celetuk Gavino.

"Emang ini di peras?"

"Ya mana gue tau."

"Tadi bilangnya di peras!"

"Perumpamaan!"

"Tadi lo gak bilang itu."

"Bodo ah! capek gue ngomong ama lu!"

"Besok di sekolah ada kegiatan pramuka," ujar Gavino mengalih kan pembicaraan.

"Fungsi pramuka di kehidupan apa? serius nanya, and kasih contoh yang logis!"

Kanaya menatap serius kearah Gavino yang saat ini tengah bingung mencari jawaban untuk pertanyaan yang baru saja Kanaya lontarkan.

"Salah satunya kalo lu tersesat di hutan, minimal bisa tepuk pramuka, cil."

"Gunanya apa, Kak? itu sinyal buat para super hero?"

"Biar lo gak bosen pas di hutan sendirian."

"YAELAH! SI JUPRIII!!"

***

Alasan mengapa Atlan udah kerja lama di warung mie nya Pak Maskor, soalnya cowok itu kalau kerja suka seenaknnya sendiri. Berasa dia bos-nya. Kadang baru dateng tengah malem, di mana warung tersebut tentu udah tutup. Dan dia cuman minta numpang tidur di rumah Pak Maskor, yang berada tepat di sebelah warung tersebut.

Dan kalo seumpama kerja, dia di bagian masak dan nggak pernah mau nganterin pesanan atau ngelayanin kalau ada yang mau bayar. Terakhir kali ada orang yang mau bayar. pasangan ceritanya, eh si Atlan malah dikira mau genitin si cewek. Perkara dia terus natap muka cewek tersebut. Padahal mah, dia lagi liatin gigi si cewek! soalnya ada bekas lipstik nya.

Tapi saat ini dia nggak boleh kerja kayak kemarin. Soalnya dia kerja butuh duit bukan cuma gabut doang.

"Bang, adopsi gue jadi adek lu. Mau nggak?"

"Dih ogah, nambah-nambahin beban! tumben kerjanya semangat? biasanya kayak nggak punya motivasi. Apa-apa serba mager. Bahkan napas aja kalau nggak karena terpaksa buat bertahan hidup, lo juga bakalan males napas," sahut Pak Maskor.

Atlan melemaskan bahunya. Ternyata kerja capek juga.

"Bang, bulan ini bayar gue full ya. Gue bakal kerja full."

"Iye! nggak bakalan gue terapin sistem kerja paksa tanpa di bayar."

Atlan nggak tau kerja di warungnya Pak Maskor gajinya berapa. Karena selama ini dirinya selalu menolak bila ingin di beri bayaran oleh Pak Maskor. Dia biasanya bilang; "Buat lo aja, Bang. Duit gue banyak."

"Sebulan bayaran nya bisa nyampe sepuluh juta nggak, Bang?"

"Lo bercanda kan?" tanya Pak Maskor.

"..."

"GUE PECAT BENERAN YA LO!"

Atlan menyatukan kedua telapak tangannya, "Jangan dong, Bang. Ntar gue jadi gembel gimana?"

"Makanya, omongan lo yang masuk akal dikit kek."

"Lima juta?"

Pak Maskor mengangkat kursi plastik di depannya.


Jangan lupa Vote!


Annoying GavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang