TETE

21 3 0
                                    

Dunia Wattpad


Bersambung

“Kanaya!”

Lagi sibuk tatap-tatapan tiba-tiba mamanya memanggil. Tentu saja Kanaya segera bangkit dan berlagak tidak terjadi apa-apa. Sementara Gavino cuman bisa bengong, mikir barusan dia kerasukan apa nggak, kok bisa berani banget.

“Heh! di panggil bukannya nyaut! kamu habis ngapain?” tanya Bu Riya, menatap aneh kearah Kanaya.

Beruntungnya, beliau masih belum liat apa-apa. Pas bu Riya dateng, dia udah nemuin Kanaya yang lagi berdiri menghadap Gavino.

“Pacarnya habis diapain?!” tanya bu Riya, lagi. Dia bukannya suuzon ya! Cuma punya anak cuma satu, cewek pula tapi kelakuannya bikin ngelus dada. Jahilnya ngalah-ngalahin cowok. Pas Kanaya SD. Bu Riya, sering dipanggil guru, gara-gara Kanaya sering usilin temennya sampe nangis. Entah apa yang dilakukan gadis itu.

“Gak di apa-apain, ma!”

“Yang bener?” Bu Riya kok makin curiga.

Kanaya mengangguk, lalu menoleh kearah Gavino yang sedari tadi hanya diam.

“Sa—saya pamit dulu, Tante,” ujar Gavino, menyalami tangan Bu Riya. Lalu pergi begitu saja.

“Mama pinjem bolpain, kamu. Cepet ambilin,” ujar Bu Riya, pada Kanaya yang hendak mengejar Gavino.

Alhasil, gadis itu mengangguk lalu masuk ke dalam rumah. Melangkah ke kamar untuk mengambil benda yang di inginkan sang Mama.

Kanaya berjalan menuruni tangga lalu memberikan benda itu, pada Bu Riya. Ia menoleh kearah luar, disana sudah tidak ada keberadaan Gavino. Tapi yang bikin aneh adalah, kenapa motor cowok itu masih ada disana?

“Motornya ketinggalan?” gumam Kanaya.

Kanaya: Kak, ada yang ketinggalan

Gavino: Ciumannya? gue gak jadi belajar soal itu

Kanaya: Motor lo, bray!

Gavino: Lah iya :(

Kanaya duduk di teras rumah, berniat ingin menunggu kedatangan Gavino. Tapi yang dateng malah pak Dono.

“Mau ngambil motor A' Gavino, neng.”

“Orangnya mana, Pak?”

“Di pos ronda, Neng.”

Kanaya mengangguk paham, lalu mempersilahkan Pak Dono menaiki motornya. Beliau seolah ingin membicarakan sesuatu namun ragu.

“Kenapa, Pak?”

“I—itu, Neng. Putus ya?”

“Nggak, masih nyambung kok.”

“Lah, kok? A' Gavino nangis?”

**

Gavino duduk santai di pos ronda, sambil menunggu kedatangan Pak Dono. Ia melamun, sambil memainkan kedua kaki nya. Kalau dipikir-pikir sejak ketemu Kanaya, dia berasa jadi orang lain. Dan nggak Gavino banget.

Dia sampe nangis gara-gara perkara minta diajarin ciuman, katanya dia malu dan gak mau ketemu Kanaya.

“A' Gavino!” mendengar panggilan dari Pak Dono, cowok itu sontak menoleh. Matanya membulat seketika.

“Bapak ketempelan tuh!” celetuknya. Sambil menunjuk Kanaya yang baru saja turun dari boncengan.

“Lo kira gue setan?!” semprot Gadis itu.

Annoying GavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang