3. Pelan-pelan setan!

25 7 0
                                    

Dunia Wattpad
°

°

°
Selamat membaca🧡

Dan benar saja, hari ini Kanaya benar-benar di jemput oleh Gavino!

Dan entah rayuan apa yang diberikan cowok itu, sehingga membuat Papa Kanaya menyetujinya. Karna selama ini, pak Arya tidak pernah mengizinkan Kanaya dekat dengan cowok.

Jangankan deket, main aja nggak dibolehin. Bukan melarang, tapi hanya belum waktunya saja.

Kanaya juga tidak tau asal usul Gavino kenapa bisa sampai kerumahnya.

"Lo nyogok papa pake apa, kak?" tanya Kanaya. Kini dirinya tengah berada diboncengan motor gede Gavino.

"Cuman bilang mau ngajak lo berangkat bareng doang."

"Ah boong! lo pasti nyogok pake uang 271 triliun kan?"

"Gue gak punya uang sebanyak itu, cil."

"Terserah deh. Tapi, nyetir nya boleh di kencengin gak, kak?" ujar Kanaya. Pasalnya, Gavino sedari tadi mengendarai motornya seperti siput.

"Pegangan dulu."

"Ogah!"

"Oh yaudah, kalau gitu gue pastiin kita bakalan nyampe ke sekolah pas jam istirahat."

Kanaya berdecak, "Sialan lo, kak!" kesalnya. Namun tak kunjung berpegangan.

Gavino mulai menaikkan kecepatan motor nya. Mau tidak mau, Kanaya langsung melingkarkan tangan nya pada perut Gavino.

"Makanya pegangan, cil. Kalo gak mau jatoh," ujar Gavino seraya terkekeh.

Kanaya tak menyahut. Ia fokus memejamkan mata karna merasa takut, bila menaiki motor dengan kecepatan tinggi.

"Cil? lo gak pingsan kan?" tanya Gavino, karna tak mendapat jawaban dari gadis itu.

Dengan usil, cowok itu kembali menaikkan kecepatan motornya.

Kanaya melotot,"Pelan-pelan setan!" teriaknya.

Karna takut, gadis itu sampai tidak sengaja meremas sesuatu dibalik celana, Gavino.

Hal itu sontak membuat sang empu melenguh. Tubuh nya menegang. Lalu ia putuskan untuk memberhentikan motornya di pinggir jalan.

"Cil?" Gavino dengan suara lemah, karna Kanaya masih setia meremas itunya.

Gadis itu membuka kedua matanya, lalu melihat kesekitar.

"Kok berhenti, kak?"

"Lo kalo mau pegangan tuh disini! bukan disitu!" ujar Gavino.

Ia membawa tangan Kanaya kearah perutnya, baru dia bisa bernapas dengan lega.

Kanaya melotot, "Sorry kak! gue gak sengaja sumpah!"

"Jangan gitu lagi oke? atau, lo mau gue gituin juga dada lo?"

Kanaya menggeleng. Gavino yang melihat ekspresi Kanaya dari kaca spion terkekeh.

"Bercanda, bocil!"

"Yaudah ayok lanjut!" ujar Kanaya.

"Remas titit gue?"

"Lanjut jalanin motornya! otak lo mesum mulu, kak."

"Namanya juga masih kecil."

"Apanya? titit lo?"
°

°

°
Saat sampai diparkiran sekolah, mereka langsung menjadi pusat perhatian semua murid yang tengah berada disana.

Annoying GavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang