BAB 11

159 13 37
                                    

Hai apa kabar kalian semua ? Lama yaa cerita ini gak aku publik, sepi banget soalnya peminat nya, sempat mau aku berhentikan saja, tapi ada 1 orang yg excited bgt sama kelanjutan cerita ini, aku sempet berenti tulis cerita ini, di karenakan sibuk kerja juga. Terimakasih untuk yang sudah sudi mampir dan membaca. Jangan lupa support nya dan tinggalkan jejak nya. Selamat membaca🫶

Happy reading and enjoy ❤️🫰

LOCATION AREA...

“Om tante prisyha... Terimakasih banyak atas makan siang nya. Dipta pamit ke mobil dulu.” Ucap pradipta

“Sama-sama dipta.” Jawab mami

Dipta pun berlari menuju parkiran mobil nya, ia hendak menemui sang supir yang hampir tiap hari mengantar dan menunggu nya di lokasi syuting. Entah kenapa di hari ini sang supir begitu menyebalkan menurut nya, melaporkan bahwa dia sedang keluar makan siang bersama prisyha dan orang tua nya.

“Pak. Kenapa bapak lapor ke bunda kalau saya pergi makan siang bersama prisyha ?” Tanya pradipta kesal

“Maaf den, tapi ini tugas dari bunda nya aden.” Jawab sang supir

“Sebelum-sebelum nya bapak tidak pernah seperti ini, please deh pak, kalau bapak seperti ini kelakuan nya aku akan bilang ke papa untuk ganti supir yang baru.” Ujar pradipta kesal dan meninggalkan sang supir begitu saja

Setelah menghampiri sang supir pradipta memilih pergi ke taman belakang untuk menyendiri, meratapi kisah hidupnya, mencintai seseorang wanita yang sekarang adalah lawan mainnya yang bisa sudah ia pastikan akan bertemu setiap harinya, dimana rasa itu semakin hari semakin tumbuh lebih besar, namun karena ke egoisan sang bunda yang bahkan sampai hari ini alasan sang bunda yang tidak ingin nama keluarga tercoreng jika ia memiliki hubungan dengan prisyha menurut nya sangatlah tidak masuk akal. Akhhh serba salah sekali jadi pradipta ini.

Prisyha Calling In....

‘Kau dimana dipta ?’ Tanya prisyha

‘Ada apa prisyha ?’ Tanya pradipta
balik

‘Mami papi ku sudah pulang, bisakah ku menemukan mu ? Dimana kau sekarang ?’ Jelas prisyha dan bertanya

‘Aku di taman belakang.’ Jawab pradipta

‘Aku kesana ya ?’ Tanya prisyha

‘Iya.’ Jawab pradipta

Prisyha Calling End...

Prisyha menghampiri pradipta yang berada di taman belakang.

“pradipta.” Panggil prisyha dari belakang badan pradipta

“Duduk sini.” Ucap pradipta dan menepuk bangku disebelah nya

“Kau baik-baik saja ? Mami papi ku tadi menanyakan kau.” Ujar prisyha

“Maaf yaa.” Ucap pradipta menundukkan kepalanya

“Seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Telah memaksa mu ikut makan siang bersama ku dan kedua orangtua ku.” Ucap prisyha yang terus menatap pradipta

“Bunda mu marah ya ?” Tanya prisyha menahan getaran sakit di hati nya

“Akupun tidak tau kenapa bunda ku seperti ini padamu. Aku sudah coba bicarakan dan bahkan bertanya dimana letak salah mu. Tapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari bunda ku, aku minta maaf ya prisyha.” Ujar pradipta yang masih saja menundukkan kepalanya

“Aku harap projek ini cepat selesai, aku tidak ingin buat kau dan bunda mu bertengkar seperti ini karena ku.” Ucap prisyha yang mulai menitikan air matanya, namun ia sesegera mungkin menghapus nya karena ia tidak ingin pradipta melihatnya

“Kenapa kau berbicara seperti itu prisyha ?” Tanya pradipta dan akhirnya ia mengangkat kepalanya dan menatap prisyha

“Projek nya sudah berjalan beberapa bulan, tetapi sampai hari ini aku tidak pernah lagi di sapa oleh bunda mu, bahkan bunda mu sangat menghindari ku jika melihat ku, tidak seperti awal pertama kali kita bertemu. Jujur aku sama sekali tidak marah atau benci, cuma bingung saja dimana letak kesalahan ku pada bunda mu.” Ujar prisyha mati-matian menahan air matanya

“Bunda telfon syha.” Ucap pradipta menunjukkan handphone nya pada prisyha

“Angkat lah.” Jawab prisyha

Bunda Calling In....

‘Assalamualaikum mas. Sudah sampai di lokasi mas ?’ Tanya bunda

‘Sudah bunda.’ Jawab pradipta

‘Marah sama bunda ya ? Sampai salam bunda tidak kamu jawab. Masih break kan ?’ Tanya bunda

‘Masih.’ Jawab pradipta singkat

‘Mas marah sama bunda ?’ Tanya bunda

‘Ada apa bunda telfon ? Kalau bunda telfon hanya untuk marah, di rumah nanti setelah aku pulang juga bisa.’ Jawab pradipta

Prisyha yang melihat sikap pradipta seperti itu pun kaget, ia bisa melihat sorot mata pradipta yang marah namun menahan air matanya. Prisyha berinisiatif untuk menenangkan dan menggenggam tangan pradipta, pradipta yang kaget tangan nya di genggam erat oleh prisyha pun akhirnya membalas genggaman prisyha itu, prisyha menenangkan supaya tidak ada kata-kata kasar yang keluar dari mulut pradipta.

‘Lohh,, kok anak bunda seperti ini sih ? Bunda sudah sering sampaikan sama mas untuk tidak terlalu dekat dengan prisyha, tapi mas ingkar sama bunda kan ? Lalu mas jadi seperti ini nih, melawan sama bunda, jika bicara dengan bunda selalu bernada emosi, sebegitu bawa pengaruh buruk sekali prisyha padamu mas, bunda tidak suka nak.’ Ujar bunda

Prisyha yang tidak sengaja mendengar perkataan dari bunda pradipta pun tercengang, apakah karena nya pradipta jadi melawan pada bunda nya ? Hanya karena pradipta dekat dengan nya ? Bunda nya semarah dan setidak suka ini dengan nya ? Yaa prisyha refleks melepas tangan nya dari genggaman pradipta, menggeser duduk nya perlahan memberi jarak pada pradipta. Seburuk itu kah prisyha dimata bunda nya pradipta ? Meneteskan air mata, yaa air mata prisyha jatuh begitu saja setelah mendengar perkataan bundanya pradipta di telfon. Pradipta yang melihat prisyha pun dengan refleks mematikan sambungan telfon dari sang bunda.

Bunda Calling End...

“Syha.” Panggil pradipta khawatir yang melihat prisyha meneteskan air matanya dan memberi jarak dalam duduk nya diantara mereka

“Kamu mendengar perkataan bunda ku ?” Tanya pradipta makin khawatir karena badan prisyha yang semakin bergetar karena tangisan nya

“Syha maaf, maaf in bunda ku.” Ujar pradipta mendekati prisyha, pradipta hendak menggenggam tangan prisyha namun prisyha tiba-tiba bangkit dari duduk nya

Pradipta semakin merasa bersalah atas kelakuan sang bunda, ia harus menyaksikan wanita yang ia cintai meneteskan air matanya. Sungguh memalukan kelakuan sang bunda, ini sulit di maafkan menurut pradipta, sang bunda telah menyakiti hati wanita nya.

“Syha duduk yuk, biar aku yang jelasin ke kamu. Kalau kamu kembali dalam keadaan kaya gini ke dalam aku benar-benar makin merasa bersalah padamu.” Ujar pradipta memohon

“A.. a.. Apakah aku seburuk itu dimata bunda mu dipta ?” Tanya prisyha sesegukkan

“Maaf🥺. Aku benar-benar minta maaf atas perkataan bunda ku🥺.” Ucap pradipta memohon

“Entah salah ku apa pada bunda mu, setelah perkenalan itu, ku rasa aku tidak melakukan kesalahan apapun pada bunda mu. Tapi sikap bunda mu setelah itu asing dan bahkan menjauh dari ku tanpa ku tau apa penyebabnya.” Ujar prisyha dalam tangis nya yang makin tersedu-sedu

“Duduk syha, aku mohon, jangan gini, jangan nangis, hatiku sakit liat kamu nangis kaya gini.” Ucap pradipta yang akhirnya ikut menitikan air matanya

“Jauhi aku dip, aku gak mau makin memperkeruh keadaan antara kamu dan bunda mu. Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Soal pekerjaan ini, kita jalani secara profesional. Terimakasih telah menjadi partner kerja terbaik ku selama beberapa bulan ini.” Ucap prisyha menghapus air matanya dan pergi meninggalkan pradipta seorang diri

“Prisyha tunggu.” Teriak pradipta memanggil

Namun nihil prisyha terus berlari masuk ke dalam, ia hanya takut yang lain tau jika prisyha habis menangis karena nya, ia pun bergegas mengejar prisyha ke dalam. Di dalam ramai sekali para pemain dan crew lain nya. Pradipta melihat prisyha telah duduk di kursi miliknya, matanya masih sangat sembab ia sangat takut ada yang mengetahui akan hal itu.

“Ka.” Panggil tante gita

“Ya tante.” Jawab prisyha

“Habis nangis ya ?” Tanya tante gita

“Hah... gimana tante ?” Tanya prisyha

“Kok gimana... Itu matanya sembab habis nangis ?” Tanya tante gita

“Hahaha... Iya,, melow di tinggal mami papi pulang, tadi bilangnya katanya mau tunggu aku sampai selesai tapi mereka izin pulang duluan, karena ada urusan mendadak.” Ujar prisyha berbohong

“Masa ??, Itu juga dipta sama matanya sembab, habis berantem ya kalian berdua ?” Tanya tante gita

“Ikhhh gak ada yaa.” Ucap pradipta dan prisyha barengan

“Lah.. kompak bener,, yaa sudahlah tante tidak mau ikut campur soal percintaan anak bawang kaya kalian.” Ucap tante gita

“Ikhh apa sih tante cinta cinta, gak ada yaa.” Ucap prisyha

Hari mulai petang, berarti itu tanda nya mereka akan melakukan take. Entah akan seperti apa jadi nya nanti di set, bisakah prisyha dan pradipta fokus setelah apa yang sudah terjadi di antara mereka berdua tadi sore, semua ini karena ulah bunda nya pradipta. Bunda terus menghubungi pradipta sejak tadi di putuskan begitu saja telfon nya oleh pradipta, namun pradipta enggan mengangkat nya, ia akan selesai kan semuanya nanti di rumah.

“Ka prisyha mas pradipta, sore menjelang malam ini ada scan kalian berdua bertemu dan ada sedikit permintaan maaf galang ke mila, karena pertengkaran di scan kemarin, udah siap take kah ?” Terang salah satu crew dan sedikit bertanya

“Sudah om.” Jawab prisyha dan pradipta berbarengan

“Ok kita siap-siap yaa.” Ucap crew

Take pun di mulai, adegan ini amat sangat pas seperti apa yang sedang terjadi oleh mereka berdua, ini kesempatan pradipta sekalian meminta maaf beneran ke prisyha semoga prisyha mengerti.

‘Mil, setelah apa yang terjadi diantara kita tadi...

“Cutttt.” Ucap sutradara

“Mas dipta kok tadi ? Kan kemarin di skenario nya.” Ucap sutradara

“Maaf pak.” Ucap pradipta

“Ulang-ulang.” Ucap sutradara lagi

“Yang serius.” Ucap prisyha dingin

“Maaf.” Ucap pradipta

‘Mil, setelah apa yang terjadi diantara kita kemarin, ada penyesalan dalam hidupku, aku mohon syha...

“cuttttt.” Ucap sutradara

“Kau ni lagi kenapa mas dipta ? Ini lagi di set yaa, kita lagi beradegan bukan lagi break yaaa, mila bukan prisyha, fokus fokus.” Ujar sutradara

“Maaf pak maaf.” Ujar pradipta

“Sudah dikasih waktu break lama kok gini hasilnya. Kalau memang di kehidupan nyata lagi ada masalah kalian berdua jangan dibawa-bawa pas mau adegan, profesional sedikit yukk.” Ujar sutradara

“Sekali lagi maaf pak.” Jawab pradipta murung

“Kasih minum dulu kali pak, kurang minum kali nih anak.” Ucap om bibi

“Mau minum dulu tidak pradipta daniswara putra permana ?” Tanya salah satu crew

“Tidak om.” Jawab pradipta

“Yaudah lanjut pak.” Ucap crew

‘Mil, setelah apa yang terjadi diantara kita kemarin, ada penyesalan dalam hidupku, aku mohon maaf yaa mil.’ Ucap galang berlutut di hadapan mila

‘Tidak kah kau berfikir bahwa yang kamu lakukan itu melukai ku galang ?’ Tanya mila

‘Aku sungguh-sungguh menyesal mila, berilah aku kesempatan.’ Mohon galang pada mila

‘Kau berbohong galang, kau tau aku sangat tidak suka di bohongi.’ Ucap mila

‘Yaaa... Aku tau aku salah telah berbohong padamu, tapi semua itu kulakukan demi kita, agar kita tetap bisa bersama selamanya, aku sangat mencintaimu mila.’ Ucap galang sangat memohon

‘Kenapa kau dengan mudah nya meluluhkan diriku ? Aku begitu mencintaimu sehingga kesalahan apa yang kau lakukan seperti tidak berlaku dalam hidupku.’ Jawab mila

‘Berarti kau memaafkan ku sayang ?’ Tanya galang

‘Yaaa... Aku memaafkan mu.’ Jawab mila

“Ok cuttttt.” Ucap sutradara

“Good sekali.” Ucap salah satu crew

Setelah selesai take mereka berdua langsung belerai seperti orang yang tidak kenal sama sekali, aneh... itu dia yang terlihat oleh orang-orang yang ada di set. Akan tetapi itu bukan urusan mereka atas apa yang sedang terjadi oleh mereka berdua. Duduk berjauhan, namun mata pradipta sama sekali tidak berpaling sedikitpun pada prisyha.

“Kalian bertengkar ?” Tanya om bibi

“Hanya salah paham sedikit saja om.” Jawab pradipta

“Cepat selesaikan, tidak baik bertengkar lama-lama, kalian ini sedang bekerja sama dan sering beradegan bersama, lihatlah tadi, yang biasanya kamu tidak kaku, ini kembali kaku seperti awal pertama kali syuting.” Ujar om bibi

“Iya om, aku hanya sedang memberi ruang untuk prisyha sendiri dulu, karena kalau langsung diselesaikan dan masih dalam keadaan marah tidak akan ada ujung membaik nya.” Ucap pradipta

“Prisyha tuh anak yang ceria, kemungkinan mood nya besok akan kembali membaik, percayalah.” Ujar om bibi

“Iya om.” Jawab pradipta

“Guys... Besok kita akan kedatangan pemain baru 2 laki-laki 1 wanita, kira-kira masih seumuran sama kakak prisyha sama mas pradipta, bisa yaa kerja sama nya guys.” Ujar pak sutradara

“Baik pak.” Jawab prisyha

Hari semakin malam, sudah saatnya mereka menyelesaikan tugas mereka masing-masing dan kembali kerumahnya masing-masing.

Bantu share yuk guys masih sepi banget cerita aku, jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Vote, komen nya, jangan hanya dibaca, syedihhh tau guyss buat cerita tapi gak ada yang support gini. Terimakasih banyak ya... Salam cinta dan sayang dari aku ❤️🫰

PERJUANGAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang