"I love you. Please love me too"
-Haru-
Hal paling Haru sukai sebelum Hirima menjadi miliknya adalah mengintai gadis itu dalam kegelapan. Memantaunya agar terhindar dari manusia manusia bodoh yang berusaha menggoda atau mencelakainya. Bahkan seujung kuku Hirima terluka, akan Haru balas dengan lenyapnya sosok itu dari muka bumi.Hari gila, lebih tepatnya psikopat berwajah malaikat.
Seperti yang dia lakukan sekarang, memandang wajah semab Hirima yang tertidur pulas dalam temaramnya lampu. Haru terkekeh lepas saking bahagianya. Saat Hirima bersedia menjadi istrinya, jelas tidak ada celah untuk keluar dari belenggunya lagi. Satu kali gadis itu masuk ke dunianya, sampai kapanpun, bahkan maut tidak akan ada yang bisa memisahkan.
"Bagaimana bisa Tuhan menciptakan kamu begitu menawan Hirima? Benar, aku pria beruntung yang bisa memilikimu," gumam Haru gila seraya mengecupi pucuk kepala sang istri. Hirima masih terlelap dengan ikatan tali melingkari kedua tangannya.
"Sakit, tanganku Sakit." Hirima merintih disusul air mata mengalir. Haru terkejut, mendekatkan wajahnya lalu ia usap perlahan pipi basah itu.
Sebisa mungkin, akan Haru pastikan tidak ada lagi air mata yang menemani hari hari Hirima. Akan ia pertaruhkan seluruh hidupnya untuk menjaga gadis itu dari bahaya luar.
"Sakit, hmm? Mau aku lepas ikatannya?"
Tersadar, Hirima membuka mata sekaligus. Keringat dingin mulai bercucuran saat menyadari suasana sekitarnya gelap hanya diterangi oleh cahaya lilin di nakas. Hirima memberontak minta dilepaskan. Namun, Haru menggeleng sembari mengusap dahinya. Niatnya ingin membuat Hirima kembali terlelap, tetapi gadis itu malah berontak.
"Kenapa aku diikat, Kak? Tanganku sakit, lepas!" Sekuat dia mencoba melepas ikatannya, tangannya malah meninggalkan luka lecet hingga menarik darah keluar. Hirima putus asa, melemaskan tubuhnya dan menatap Haru penuh linang air mata.
"Kak, lepas! Aku di sini, nggak akan ninggalin Kakak," pinta Hirima menyakinkan. Haru tersenyum gila lantas mengangguk setuju. Mulai melepaskan ikatannya, lantas membawa Hirima ke dalam pelukan. Tidak sedikitpun ia memberikan ruang gerak. Sesak yang dirasakan tidak menjadi masalah besar, yang Hirima permasalahkan sekarang adalah bagaimana caranya lepas dari ikatan pernikahan yang tidak sehat ini.
"Aku liat kamu ngobrol sama wanita tua, siapa dia?"
Ini yang Hirima takutkan, Haru memonopoli hidupnya bahkan terlalu berlebihan. Hirima sangat dilarang berhubungan dengan orang lain tanpa terkecuali.
"Dia hanya penjual bunga, aku mohon berhenti mencurigaiku, Kak."
"Lalu, aku akan membebaskanmu bersenang senang dengan mereka tanpa aku?"
"You are my husband. I wont let you."
"Hmm, sure. Tapi aku tidak menyukai saat kamu mengobrol akrab dengan wanita tua itu. Juga, kamu membeli bunga untuk siapa?" selidik Haru memicingkan matanya.
"For my self."
"Lalu di mana bunga itu, hmm?"
"Kak?"
Dia berbohong, Hirima mengakui itu. Wanita tua yang ditemuinya adalah pengemis jalanan yang tidak memiliki tempat tinggal. Hirima hanya memberikan sebagian uangnya saja agar bisa membantu wanita tua itu bertahan hidup dalam beberapa hari kedepan. Tidak dia sangka, Haru mengetahuinya juga.
"Selalu saja berbohong. Bagaimana bisa aku mempercayaimu, Hirima, kalau masalah sepele saja ditutup tutupi. Kamu hanya tinggal bilang 'maaf' dan mengakui kesalahannya kepadaku, apakah itu susah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsession Of Crazy Husband
TerrorWARNING! Cerita ini mengandung unsur -pembunuhan -sadistic -pschopath -toxic relationship. (FOLLOW SEBELUM BACA!!!!!!!) Haru tidak suka melihat Hirima berinteraksi dengan siapapun termasuk keluarganya sendiri. Membuat targetnya lemah dan gila adalah...