Sore yang tenang, perempuan itu masih terpaku pada ponselnya. Entah profil instagram siapa yang tengah ia lihat. Dengan alis yang masih mengkerut, ia mematikan ponselnya dan melemparnya sembarang ke sudut kasur. Memejamkan mata, melanjutkan mimpi indahnya yang sempat terpotong tadi siang.
***
"Dah, lu di panggil Pak Samudra." Ucap Sani, sambil melenggang pergi ke mejanya.
Indah bangkit dari duduknya, berjalan menuju satu ruangan. Mengetuk pintu sebentar dan memasukinya.
"Izin kamu saya acc, ya. Tapi saya minta sebelum hari sabtu kerjaan kamu sudah beres semua. Dokumen yang perlu di submit, gambar, material semua kamu koordinasi sama Tono.
Untuk gambar, kamu boleh mulai kasih sedikit-sedikit kerjaanmu ke Wisma nanti. Biar nanti dia yang handle sebagian kerjaanmu selagi kamu di kampung.
Saya minta hp kamu standby ya, kalau-kalau nanti anak kantor butuh."
Ucap pria di depannya.
"Baik pak."
"Baik, kamu boleh keluar. Oh, titip salam buat ibumu di kampung, semoga cepat sembuh."
"Terima kasih pak, nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu pak."
Pamit Indah sambil menutup kembali pintu ruangan bosnya tersebut. Tak dapat di pungkiri, kini Indah melangkah kegirangan. Senyum terukir jelas di wajahnya, meski sedikit terhalang rambut yang mulai menutupi wajah mungilnya itu.
Ia kemudian berjalan menuju meja Pak Tono. Mengambil beberapa berkas, lalu berjalan ke arah mejanya yang kini bersebelahan dengan meja Wisma. Iya, kalian tak salah baca.
Semenjak insiden pindah tugas yang tidak jadi, sekarang Wisma berada di kantor. Meski terkadang dalam satu minggu pasti ia memiliki jadwal meeting yang sangat padat, tapi jika ia sedang kosong. Ia bekerja di kantor lagi, seperti semula.
Berbanding terbalik dengan Indah. Setelah Wisma dipindah lagi ke kantor, Indah samasekali tidak pergi untuk sekedar meeting atau kunjungan ke lapangan. Terlalu banyak dokumen tender yang harus ia kerjakan. Padahal, pergi kunjungan ke proyek adalah salah satu kegiatan yang paling ia tunggu-tunggu.
Pasalnya, ia bisa rehat sejenak. Melihat pemandangan perkotaan yang mungkin bagi kebanyakan orang tak ada indahnya samasekali. Macet, panas, debu dan polusi sudah bisa membuat banyak orang kesal di jalanan.
***
1 minggu kemudian
Pukul 6 sore, Indah sedang sibuk memilih beberapa baju dan barang yang hendak ia bawa mudik hari esok. Sebenarnya, dari hari dimana izinnya di acc pun ia sudah mengumpulkan barang-barangnya, di susun rapi dalam tas, esok harinya ia bongkar lagi, lalu di susun ulang kembali. Terus seperti itu hingga hari ini.
Setelah menyelesaikan jadwal packing, perempuan itu merangkak menuju kasur. Meluruskan pinggangnya yang sedari tadi berteriak, pegal.
PING!!!
Satu pesan masuk.
Wisma
Masak, gak?Indah
Enggak. Aku tadi beli mie ayam keluar, lagi males masak. Mas masih lama?Wisma
Masih. Baru keluar proyek, pegel banget seharian cuman meeting duduk-duduk. Ngeliatin kerjaan sama bapak-bapak ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life as Kuli Proyek [Jeon Wonwoo AU]
Teen Fiction"Ngapain sih, Wis? Dari tadi sibuk bener." "Tangan gue sakit, dari tadi lu tarik-tarik terus. Tapi kalo gue lepas takut ilang elunya. Makanya gue beli balon minion. Biar gampang gue nyarinya." Jawab Wisma sambil terkekeh, sementara orang yang di pa...