Bagian 16 : Dekat Tapi Berjarak

97 20 1
                                    

| Bagian 16 |

•••

"Kita butuh ngobrol, Baya."

"Dimana?"

"Aku masih di Aussie sampai minggu ini. Aku samperin kamu ya."

"Lusa aku ada kerjaan di USA." Bhumi terdiam sesaat sebelum kembali melanjutkan. "Did you already make up your mind, Kak? I wouldn't talk with someone who's too stuborn to negotiate."

"I did, Babe. Please.. We need to talk, okay? I'm sorry for everything I've done, Baya. Kemaren aku lagi kusut banget sama project, aku nggak sadar sudah nyakitin perasaan kamu dengan bawa-bawa rumah."

Baya menggigit pipinya, menahan perasaan geram yang begitu terasa di dadanya saat ini. "Sure." dia mendengus miris. "Ada yang mau aku omongin juga sama kamu. Aku bisa luangin waktu kalau kamu memang sudah bisa diajak bicara."

Kerjaan? Bohong. Bhumi tidak ada proyek apapun di USA. Sejak awal ia hanya ingin melarikan diri dari semerawutnya Teranesia dan manusia-manusia didalamnya. Pergi berlibur kesana sudah menjadi waiting listnya sejak jauh-jauh hari saat sosok yang menjadi tempat bercerita Bhumi menjadikan rumah keduanya disana. Cassiopeia.

"Kamu berapa hari disana, Baya? Aku susul aja ya?"

"Boleh. Nanti aku kirim alamat hotelku, Kak. Kamu kasih tahu aja kalau kamu sudah sampai disana."

"Okay.. Thank you, sayang. Sampai jumpa satu minggu lagi ya?"

"Hm."

"Good night, Baya."

Tak ada kalimat sayang, tak ada lagi kerinduan yang seharusnya terpupuk disana seperti seharusnya dari sosok Bhumi. Masa-masa menyenangkan antara ia dan Ganendra entah menguap kemana sejak pembicaraan terakhir kali. Perasaan cinta itu sayangnya semakin terasa menyesakkan untuk dipaksakan baik-baik saja, dan Bhumi mengerti bahwa kecewanya sudah terlalu besar untuk mencoba kembali menggapai pria yang menjadi cinta pertamanya tersebut.

•••

Menariknya hubungan pertemanan Bhumi Baya dan Cassiopeia semakin erat dari hari ke hari. Sudah berminggu-minggu dan melewati bulan pula ternyata keduanya sibuk mengirim pesan, atau lebih tepatnya bertukar surat untuk satu sama lain. Sekalipun jarak Teranesia dan Amerika beribu-ribu kilometer jauhnya, sesekali Cassiopeia akan mampir ke Teranesia atau Bhumi Baya yang berkunjung ke negara bagian Amerika agar Cass bisa menyusulnya dan menemui satu sama lain.

"Exchange surat lebih seru kan, Ya? Kita nggak perlu takut ke leaked. Nunggu suratnya datang juga lebih deg-degan karena selalu was-was pesannya nggak dibalas atau nggak dibaca sama sekali. Bukan media elektronik juga, jadi kitanya bisa tulis nama anonim dan nggak khawatir akan di hack orang iseng."

Di sepanjang kalimat Cass barusan, Bhumi hanya salah fokus dengan nama panggilan yang diucapkan pria itu. "Kok tiba-tiba jadi Ya, sih?"

Hari ini mereka duduk-duduk di sebuah bangku panjang kafe kecil penjual pizza yang tak begitu ramai. Keduanya berpakaian tertutup, lengkap dengan topi dan masker untuk menyamarkan diri.

"Baya kan? Namamu Bhumi Baya loh?"

"I don't like it, Kak. My ex used to called me Baya."

"Excuse me. Your pizza, Sir."

LONSDALEITE (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang