Hutang Freya-Marsha

2.2K 117 10
                                    



Freya adalah gadis baik dan penurut, ia putus dari sekolahnya demi membiayai hidupnya sendiri dan neneknya.

Bagaimana dengan orang tuanya? Mereka telah meninggal satu tahun lalu saat perjalanan bisnis karena kecelakaan pesawat.

Beruntung bagi Freya kala itu tidak ikut dan dititipkan ke neneknya, Nurhayati.

Orang tuanya sangat kejam! Mereka meninggalkan beban hutang yang banyak pada anak satu-satunya itu.

Tapi, karena Freya adalah gadis yang baik, ia menerima semuanya dengan ikhlas dan bekerja di usianya yang terbilang cukup muda. Freya masih 17 tahun tahu!.

Yang seharusnya anak seusianya menikmati masa-masa sekolah dengan senang, ia malah diharuskan bekerja di dua tempat yang berbeda sebagai kasir.

Saat pagi hari Freya bekerja di restoran keluarga, terkadang ia merasa iri saat melihat pelanggan datang, ayah dan ibu duduk bersama anak mereka, menikmati makanannya.

Wajar jika Freya merasa iri, jangankan pergi ke restoran dan makan bersama, bahkan di rumah pun Freya makan sendiri, orang tuanya selalu sibuk mengurusi pekerjaannya.

Dan, saat sore hingga malam, ia bekerja di sebuah kafe milik kenalan ayahnya sehingga, Freya dengan mudah untuk mengatur shiftnya di kafe itu.

Kini, Freya berjalan menuju rumah neneknya tempat yang ia tinggali saat ini. Tapi di teras rumahnya ada mobil mewah berwarna hitam yang Freya tahu pasti, itu adalah milik orang yang meminjamkan uang pada orang tuanya.

Freya tidak tahu pasti berapa jumlah hutangnya, bahkan rumah yang dulu ia tinggali disita, itu masih tidak cukup untuk melunasinya.

Freya berjalan ke dalam rumah dengan badan yang sedikit gemetar dan takut, orang itu pasti menagih uangnya.

"Maaf Non maaf tolong beri cucu saya waktu lagi". Ucap nenek Aya.

"Tidak Nek ini sudah waktunya Freya harus membayar bulan ini!". Ucap orang itu.

Freya yang mendengar kegaduhan itu segera berlari menuju ke dalam dan memeluk neneknya.

"Kak maaf kak bulan ini saya belum gajian, beri saya waktu lagi Kak saya mohon, minggu depan". Ucap Freya memohon.

"Kak kak, emang gue kakak lo?". Jawab orang itu ketus.

"Oke, ini kesempatan terakhir, kalo sampe minggu depan lu ga bayar, siap-siap aja". Ucap orang itu tersenyum smirk. Setelah mengucapkannya, orang itu pergi dari rumah Nek Aya menggunakan mobilnya.

"Frey maafin orang tua kamu ya". Nek Aya memeluk cucunya erat.

"Udah Nek gapapa, udah kewajiban Freya melunasi utang Ayah sama Bunda". Freya menenangkan Neneknya yang khawatir.

"Kamu baik banget nak, harusnya Aran sama Chika beruntung punya anak kayak kamu".

Freya hanya tersenyum getir saat mendengarnya, ia masih bersyukur memiliki Nenek seperti Aya yang baik dan juga peduli padanya, sangat berbanding terbalik dengan kedua orang tuanya.

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu, Freya kembali bekerja di restoran pada pagi hari. Tapi, sudah beberapa hari juga ia tidak fokus pada pekerjaannya.

"Gimana sih mba?! Saya pesen cuma lima kok yang datang sepuluh?!". Pelanggan itu marah pada Freya.

"Maaf Bu sekali lagi saya meminta maaf". Freya mengangkat tangannya di depan dada meminta maaf.

"Saya tidak mau tau, saya pesan cuma lima sisanya bawa lagi!". Pelanggan itu mengambil lima bungkus ayam lalu meninggalkan uangnya begitu saja di kasir.

Freyana OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang