Cerita ini dimulai saat Ferrel akan menikah dengan kekasihnya, Jessica."Mama gak setuju". Tolak Chika, Ibu Ferrel.
"Aku gak peduli Mah! Aku mau nikah sama Jessi!".
"Rel jangan bentak Mama kamu". Ucap Aran menenangkan situasi yang semakin memanas.
"Pah, Papa setuju kan kalo aku nikah sama Jessi?".
"Papa terserah kamu aja nak". Bukannya Aran tidak membela istrinya untuk ikut tidak menyetujui pernikahan Ferrel, tapi Aran hanya mengikuti alurnya saja sebagai mana anaknya inginkan, ia tidak mau mengekang anak semata wayangnya itu.
"Tuh Mah dengerin Papa aja setuju". Ferrel merasa dirinya menang karena mendapat persetujuan dari Papanya.
"Terserah kamu! Mama ga bakal hadir di pernikahan kamu!". Chika yang sudah geram itu meninggalkan suami dan anaknya yang masih berada di ruang tengah.
"Kamu yang sabar ya Rel". Aran mengelus punggung anaknya.
Perlahan tapi pasti, air mata Ferrel mulai menetes. "Apa aku salah nikah sama Jessi Pah?".
"Enggak nak, ga salah".
"Tapi kenapa Mama benci banget sama Jessi? Bahkan Mama ga suka waktu aku bawa Jessi ke rumah. Kenapa Pah kenapa?!". Ferrel sudah tidak tahan lagi, ia mulai menangis sejadi-jadinya.
Aran yang melihat itu hanya bisa menenangkan dengan memeluk Ferrel. "Sebenernya Mama udah jodohin kamu sama anaknya temen Mama".
"Tapi aku udah pacaran sama Jessi dari SMA Pah!".
"Iya-iya kamu sabar aja ya".
Seminggu setelah kejadian itu, Ferrel benar-benar menikah dengan Jessi, dan hanya dihadiri kerabat dekat keduanya.
bersama orang tua Jessi, Shani dan Gracio, lalu orang tua Ferrel, Aran. Hanya Aran yang menghadiri pernikahan anaknya, sementara Chika? Ia bahkan tak peduli sedikit pun.
"Jes maafin aku ya, Mama ga hadir di pernikahan kita". Ucap Ferrel tidak enak.
"Gapapa Rel santai aja, mungkin emang Mama kamu belum nerima aku". Jessi tersenyum kecut mengingat Mama mertuanya itu tidak menyukai dirinya.
Di lain sisi, Aran sedang berbincang-bincang dengan orang tua Jessi. "Maaf ya Chika ga bisa hadir di sini". Aran merasa canggung dan tidak enak pada Gracio dan Shani.
"Ah gapapa Pak, yang penting mereka udah nikah". Jawab Gracio.
"Mungkin Bu Chika butuh waktu juga Pak". Jawab Shani.
"Betul, mungkin Bu Chika butuh waktu buat nerima". Timpal Gracio.
"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan minta maaf". Ucap Aran sedikit membungkuk.
"Eh Pak, aduh jangan gitu". Ucap Gracio.
"Pak jangan gitu, kita malah ga enak sama Bapak". Ucap Shani.
"Kita doakan yang terbaik buat pernikahan ini". Ucap Aran.
"Iya Pak". Jawab Gracio dan Shani.
Mengapa Gracio dan Shani memanggil Aran dengan sebutan Pak? Aran adalah pengusaha paling kaya dan terkenal seantero negeri. Tidak ada yang tidak mengenal Aran, maka dari itu Gracio dan Shani merasa sangat senang jika Jessi bisa menikah dengan Ferrel anak dari Aran, karena pasti kehidupannya akan terjamin.
—
Kini mereka bersua telah berpindah ke rumah Ferrel yang sudah ia siap kan jauh hari sebelum menikah.
"Wahh ini beneran rumah kamu Rel?". Tanya Jessi.
"Iya maaf ya cuma segini".
"Cuma? Ini mah lebih dari cukup Relll. Ini juga bukan rumah, ini mansion weh". Jessi nampak terkejut sekaligus kagum dengan mansion yang akan segera ia tempati bersama suaminya, Ferrel.