Bab 9

443 65 12
                                    


Mata Lisa terkuak. Ruang sebelah kosong, tanpa kehadiran suaminya. Dia meraba-raba menegakkan badan, masih terasa remuk dari pertarungan semalam bersama suaminya.

Sebatas napas pendek terdengar saat tangannya meraih ujung selimut dan menggunakannya sebagai tameng saat kakinya menyentuh lantai keramik dingin kamar. Langkah kakinya membawanya ke kamar mandi, di mana dia menyalakan pancuran dengan gerakan yang hampir mekanis.

Hanya dalam waktu singkat, Lisa telah menyelesaikan ritual mandinya dan mengganti pakaiannya dengan baju rumah yang sederhana. Ia turun ke lantai bawah, matanya langsung menangkap sosok Jungkook yang duduk di meja makan.

"Sayang, duduklah. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu," kata Jungkook dengan senyum manis. Ia meraih tangan Lisa lembut, bahkan mendaratkan ciuman singkat di bibirnya. bak seorang aktor, Jungkook yang terlihat lembut dan perhatian pagi ini sangat berbeda dengan sosok mengerikan yang ia perlihatkan semalam.

Bahkan dengan sikap manja, ia mendudukkan Lisa di pangkuannya. Lisa sendiri belum bersuara, kebingungan bercampur aduk dalam hatinya. Sikap Jungkook benar-benar tak terduga.

"Maafkan aku atas kejadian semalam," ujar Jungkook lirih.

Lisa menggigit bibirnya, hatinya bergetar antara amarah dan kelegaan. "Tidak apa-apa," katanya pelan, melingkarkan tangannya di leher Jungkook.

"Aku berniat menebus kesalahan hari ini."

"Jangan berlebihan. Aku sudah memaafkanmu."

Jungkook mengelus pipi Lisa. "Kau memang harus memaafkanku, karena kaulah yang memicuku bersikap seperti itu," gumamnya dalam hati.

Usai sarapan, Jungkook pamit untuk  bekerja. Hari ini, ia akan menghadiri rapat penting dengan banyak klien dan investor. Lisa sendiri langsung mengantarkan Jungkook ke pintu depan, melambaikan tangan sampai mobil suaminya menghilang di cakrawala.

Saat ia berbalik untuk masuk ke rumah, sosok wanita tiba-tiba muncul. Mata Lisa membelalak lebar. "Alice!" serunya terkejut.

Alice menggenggam tangan Lisa erat, membawanya ke sisi rumah, jauh dari pandangan Ahjuma Mi Engyu. "Kau sudah kembali?" tanya Lisa antusias.

Namun, ekspresi Alice tampak dingin. "Aku hanya ingin mengambil perhiasanku," ujarnya ketus.

"Alice, kumohon. Kembalilah pada Jungkook. Dia pria yang baik. Jangan sia-siakan dia," pinta Lisa.

Alice menepis tangan Lisa dengan kasar. "Kau bodoh! Dia sama seperti dirimu. Tolol!" bentaknya.

"Kau tunggu di sini. Aku akan masuk dan mengambil perhiasanku. Jangan sampai Ahjuma Mi Engyu melihatmu."

Alice meninggalkan Lisa yang menahan tangis. Ia bersembunyi di balik dinding, membiarkan kembarannya masuk dengan sikap angkuh.

"Nona, saya ingin menunjukkan sesuatu di dapur," kata Ahjuma Mi Engyu saat berpapasan dengan Alice.

Alice mendengus kesal. "Dasar kurang ajar! Beraninya kau menyentuh tanganku dengan tangan kotor itu! Enyah!"

Ahjuma Mi Engyu terkesiap kaget. Ia memandang Alice dengan heran, menyadari sosok yang ada di hadapannya. "Sepertinya ini benar-benar Nona Alice yang asli," batinnya. "Maaf, Nona," ujarnya kemudian.

Alice mendorong Ahjuma Mi Engyu dengan kasar. "Hari ini kau beruntung karena aku tidak menamparmu."

Alice melanjutkan langkahnya menuju kamar. Ia mendengus saat melihat warna kamarnya yang telah berubah menjadi pastel, jauh dari selera glamornya.

"Selera rendahan," komentarnya.

Alice membuka lemari kamar, mengambil beberapa perhiasan. Senyum sinis terukir di bibirnya. Ia memang bisa meminta John membelikan perhiasan edisi terbatas dari Tiffany & Co., namun perhiasan yang ada di lemari ini adalah perhiasan langka yang hanya bisa didapatkan Jungkook berkat statusnya sebagai CEO berpengaruh di Asia.

Tiffany & Co. dikenal sebagai pemimpin industri perhiasan eksklusif. Perusahaan ini terkenal dengan reputasinya yang luar biasa, menawarkan koleksi perhiasan langka dan berkualitas tinggi yang menjadi incaran para kolektor dan pecinta perhiasan di seluruh dunia. Para desainer ahli perusahaan menciptakan karya seni yang luar biasa, menggunakan bahan-bahan terbaik dan teknik pengerjaan yang rumit. Setiap koleksi edisi terbatas yang mereka rilis selalu menjadi sorotan, menarik perhatian para pencari perhiasan dari jauh dan luas.

Ia kembali ke tempat Lisa berada. Tatapannya penuh ejekan. "Bangunlah!" bentaknya. "Minggu depan aku akan kembali. Pada pukul 12 malam, kau keluarlah. Kita akan bertukar posisi. Hanya sehari, setelah itu kau kembali ke tempat ini."

"Baik," sahut Lisa lirih.

Alice pun pergi. Lisa hanya bisa memandangi kepergian kembarannya dengan hati hancur. Ia berharap Alice akan kembali mengisi posisinya sebagai Nyonya Jeon, namun ternyata itu hanya angan-angan kosong.

Ia mengusap air matanya dan berjalan gontai masuk ke rumah. Ahjuma Mi Engyu bergegas menghampirinya. "Nona, kenapa Anda terlihat murung?" tanyanya.

Lisa tersenyum getir. "Ahjuma, aku hanya perlu istirahat sebentar."

"Saya tidak tahu apa yang dilakukan Nona Alice kepada Anda, Nona. Tapi saya bersyukur dia tidak berlama-lama di sini," batin Ahjuma Mi Engyu.

"Ahjuma, aku ke kamar dulu," pamit Lisa.

Ahjuma Mi Engyu mengangguk. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya.

"Halo, Tuan. Nona Alice yang asli tadi ke sini," lapornya.

" ...."

"Dia sudah pulang, Tuan. Tapi, saya tidak tahu apa tujuannya kembali," kata Ahjuma Mi Engyu.

" ...."

"Baik, Tuan. Saya akan terus mengawasi Nona Lisa dan melaporkan pegerakan Nona Alice jika kembali ke sini lagi," ujarnya, sebelum sambungan telepon terputus.

Ahjuma Mi Engyu menarik napas dalam. Ia akan mengawasi Lisa dengan cermat, takut Alice kembali dan melakukan hal buruk padanya.

Pandangannya beralih ke kue yang ia buat. Kue yang sama yang pernah Lisa tunjukkan padanya. Kue yang sangat diidamkan oleh Lisa.

"Aku akan menyimpan ini di kulkas sampai Nona Lisa keluar kamar," batin Ahjuma Mi Engyu.

***

TBC

Terima kasih atas vote dan komentar kalian💜😘

Istri Palsu | LISKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang