A DESTINY[06]

426 61 17
                                    

assalamualaikum wr.wb
hayoh sp nih yang uda penasaran ama kelanjutannya?
kalo penasaran ama kelanjutannya ini harus di vote, komen dan di follow biar ga ketinggalan yaa!!!
ayoo ayoo biar aku semangat nulisnya nihh.

HAPPY READING!
.
.
.
.
.

......
Setelah gus rafka membersihkan dirinya, gus rafka langsung saja pergi untuk menemui abinya sesuai permintaan abinya tadi, gus rafka masih saja kepikiran atas apa yang telah terjadi tadi malam dan dengan perempuan yang tidak dikenalnya itu, sejujurnya gus rafka saja tidak mengingat apa-apa.

Sampailah gus rafka di ruang keluarga, dan disitu pun sudah ada abinya yang sedari tadi menunggu dengan emosinya yang sangat besar, uminya gus rafka pun tentu saja ada disitu, sungguh mereka telah benar-benar kecewa dan juga marah kepada gus rafka. disitu juga sudah ada raline yang telah membersihkan dirinya juga.

raline duduk dengan kondisi yang mengenaskan, dia terlihat sangat trauma dengan apa yang telah terjadi kepada dirinya.

matanya yang membengkak menghiasi wajah cantiknya itu, raline benar-benar terlihat terlihat sangat mengenaskan walaupun dia sudah membersihkan diri.

kyai zamhari pun menyadari bahwa gus rafka telah ada disini, dia langsung saja menyuruh gus rafka untuk duduk dihadapannya "duduk rafka" tegas sang abi kepada anaknya.

lalu gus rafka menuruti perintah sang abi, dia langsung saja duduk di hadapan abinya, dengan mukanya yang memelas dan tertuntunduk.

"rafka bisa jelaskan apa yang terjadi saat ini?...." tanya sang abi dengan menatap gus rafka tajam

"rafka tidak melalukukan apa-apa abi, sepertinya perempuan murahan ini hanya ingin memfitnah rafka" ucap rafka sambil menunjuk tepat pada muka raline

"saya tidak memfitnah anda gus, anda sendiri yang menarik saya kedalam kamar anda dan setelah itu anda dengan tidak berdosanya memperkosa saya, lalu sekarang anda malah menuduh saya bahwa saya telah memfitnah anda" ujar raline sembari menahan air mata yang akan keluar

lalu raline menghadap ke arah pak kyai dan berucap "demi allah pak kyai saya tidak berniat untuk memfitnah gus rafka, apa yang telah saya katakan ini pun benar adanya"

gus rafka pun langsung bangkit dari duduknya sambil memukul meja yang ada didepannya itu dengan tangannya sendiri "DASAR PEREMPUAN MURAHAN, SAYA. TIDAK PERNAH MELAKUKAN ITU SEMUA" elak gus rafka dengan penuh amarah

kyai zamhari langsung bangkit dari tempat duduk nya dan langsung saja menampar gus rafka dengan sangat kencang hingga wajah gus rafka tertoleh.

"rafka abi tidak pernah mengajarkan mu untuk membentak seorang perempuan" bentak kyai zamhari kepada anak sulungnya itu.

rafka hanya diam membisu sambil memegang pipinya yang sedikit kemerahan itu akibat tamparan dari abinya sendiri.

setelah hening beberapa saat, kyai zamhari membuka suaranya lagi "kamu dan raline akan segera melaksanakan pernikahan, dan biarkan nanti abi yang bilang kepada kedua orang tua raline" ucap kyai zamhari sembari menunjuk wajah rafka dengan telunjuknya itu.

"tapi abi rafka benar-benar tidak ingat apa yang telah rafka lakukan kepada perempuan itu abi" ujar rafka dengan muka yang memelas.

"tidak ada tapi-tapian kamu dan raline akan segera menikah" kekeh kyai zamhari dan dia pun langsung meninggalkan ruang keluarga untuk pergi ke kamarnya.

gus rafka menatap raline dengan tajam, lalu setelahnya gus rafka langsung saja meninggalkan raline dan uminya.

......
kini raline sedang berada dikamar asramanya sendirian, karena para sahabatnya masih belajar, raline menatap langit-langit atap dia merenungkan dirinya, dan tidak terasa air mata pun jatuh membasahi pipinya yang mulus itu.

dia terus terbayang kejadian semalem yang telah menimpanya, andai saja waktu bisa diulang mungkin dimalam itu raline tidak akan pernah mau menemui kyai zamhari malam itu juga, pikir raline seperti itu.

tapi apalah dayanya nasi telah menjadi bubur, kenyataan yang buruk ini harus raline terima tapi raline tidak bisa menerima itu semua.

raline pun bangkit dari tempat tidurnya dan dia berjalan ke lemarinya, dia berpikir akan pergi saja dari pesantren ini, sambil menangis raline terus saja membenahi pakaiannya kedalam kopernya.

sampai pada akhirnya kedua sahabat raline pun datang, keduanya lalu melihat raline yang sedang terburu-buru membereskan pakainnya sendiri kedalam koper dan juga mereka berdua melihat mata raline benar-benar sembab.

mereka berdua pun akhirnya berjalan ke arah raline dan langsung memeluknya "lin kamu dari semalem kemana aja? kita berdua panik nyariin kamu lin" ucap kanisya sambil mengusap-usap punggung raline dengan lembut, tetapi raline hanya diam dia tidak menjawab pertanyaan kanisya, dia menatap lurus dengan pandangan yang kosong.

lalitha pun menatap ke arah kanisya dengan tatapan bingung dan penuh tanda tanya, tapi kanisya hanya mengerutkan dahinya saja sambil terus memeluk raline, setelahnya kanisya melepaskan pelukannya.

"lin kamu kenapa? cerita aja sama kita berdua lin" tanya lalitha sambil menatap raline dengan lembut.

lalu raline pun memalingkan wajahnya ke arah lalitha, dan dia langsung saja menangis di depan kedua sahabatnya itu.

raline pun menjawab pertanyaan dari lalitha sambil menangis "aku bakal ceritain semuanya ke kalian, tapi aku mohon setelah ini jangan ada yang tahu tentang ini semua, pasti setelah kalian mendengar ini semua kalian bakal jijik sama aku" jawabnya sambil menatap kedua sahabatnya itu, dengan matanya yang sudah menangis sesegukkan.

lalu raline pun menceritakan apa yang terjadi kepadanya dengan panjang lebar, dan sambil menangis sesegukkan.

setelah mendengarkan semua cerita yang telah menimpa raline, kedua sahabatnya pun terkejut dengan itu semua.

......
tandain yang typo
udah ya segitu dulu!
jangan lupa vote dan follow sama komen juga jangan lupa!
biar aku semangat nih ngelanjutin cerita ini!

byee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang