14

3.9K 45 0
                                    

"Gue harus gimana sekarang, gue ga mungkin gugurin nyawa yang ga berdosa ini" Baby menangis meratapi nasib kedepannya.

Setelah ia mengeceknya ternyata memang ia sedang mengandung darah daging Dave, Baby merasa bingung haruskah ia memberi tahu Dave, tapi Dave sendiri sepertinya tak ingin berhubungan lagi dengannya, bagaimana ia bisa menghubunginya jika Dave saja melarangnya.

Baby pun bergegas untuk membereskan bajunya, ia sudah memutuskan jika ia akan meninggalkan rumah ini, sebelum Dave sendiri yang menyuruhnya, fikir Baby.

"Loh non Baby mau kemana ko bawa koper segede gini" tanya bi marni.

"Oh ini Baby mau liburan sama tasya" ucap Baby berbohong.

Baby takut jika berkata jujur bi marni akan melaporkannya kepada Dave, meskipun Dave tidak akan peduli, namun Baby berfikir untuk berbohong saja kepada bi marni, agar tidak ribet saja di tanyai banyak hal.

"Oh bibi kirain mau kemana, emang non udah ijin sama Den Dave?"

"Belum sih tapi pasti di bolehin ko soalnya Baby perginya cuma sama tasya doang, kalo gitu Baby langsung berangkat ya takut tasya nungguin" pamit Baby.

Jangankan meminta ijin menghubunginya saja Baby langsung di marahi.

"Gituh ya non, apa bibi yang telpon aja"

"Biar Baby aja yang dateng langsung ke kantornya Daddy, jadi bibi ga usah khawatir oke"

"Oh yasudah kalo begitu non, bibi kan jadi tenang"

"Kalo gitu Baby duluan ya, soalnya taxi nya bentar lagi nyampe" Baby pun berjalan menuju pintu keluar.

"Loh bukannya di jemput non tasya, atau mau di antar supir aja non"

"Oh itu Baby langsung kerumah tasya, soalnya kasian kalo suruh jemput dulu jadinya muter muter, Baby naik taxi aja gapapa ko, yaudah Baby duluan ya bi, bibi jaga kesehatan ya" ucap Baby yang sudah keluar rumah.

"Iya non"

Sepeninggalnya Baby, bi marni langsung menghubungi Dave, meskipun Baby menyuruhnya untuk tidak memberi tahu Dave, namun Dave selalu mewanti wanti dirinya agar selalu melaporkan apa saja yang di lakukan Baby.

Selama ini Dave memang selalu memantau Baby lewat bi marni, Dave masih kecewa dan marah atas sikap lancang Baby, namun ia tak benar benar mengabaikan Baby, ia hanya ingin memberikan Baby pelajaran saja agar tak mengulanginya lagi.

Dave tidak curiga dengan alasan Baby, mungkin Baby memang ingin menenangkn fikirannya, fikir Dave.

Entah kebetulan atau apa sahabatnya yang menjadi sugar Daddy dari tasya datang ke kantornya.

"Hai bro sibuk aja lo" sapa andre.

"Ya seperti yang lo liat"

"Oh iya gue mau ngajakin lo ke club mau ga, udah lama nih kita ga minum" ajak andre.

"Boleh deh gue juga lagi pengen minum"

"Jangan lupa ajak sugar baby lo, soalnya gue juga mau ngajak tasya"

Dave mengerutkan keningnya, sepertinya ada yang aneh.

"Bukannya sugar baby lo mau liburan?" tanya Dave.

"Liburan apaan dia kan bentar lagi ujian lagi sibuk sibuknya mana ada waktu buat liburan" jelas andre.

Deg

Mendengar ucapan andre, Dave langsung menegang, benaknya langsung berfikir yang tidak tidak, buru buru ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Baby.

"Woi lo mau kemana" teriak andre, yang melihat Dave tergesa gesa pergi begitu saja.

Dave tak memperdulikan andre, ia hanya fokus tentang Baby, semoga pemikiran buruknya salah.

BABY 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang