Bantuan (nono)
Selepas meninggalkan kembaran dan maminya yang masih enaena didalam mobil, Nono melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Bukan kelas yang menjadi tujuannya melainkan toilet sekolah, iya untuk menuntaskan hasratnya yang tertahan, namun ditengah perjalanannya ada saja hal yang mengganggu, seperti..
"Luci.. lucii.." teriak seseorang dengan suara cemprengnya.
"Aish!!!" Langkah kaki Nono terhenti, ia membalikkan tubuhnya dengan sebal. "Stop panggil gue Luci!!" Tekannya pada seseorang itu.
"Apa yang salah? Nama lo kan emang Luci...ano Miggo. Jadi ngga salah dong manggil lo Luci.."
Yaa emang ngga salah sih, tapi yaa ngga bener juga.
Seumur-umur Nono memakai nama itu, tidak ada yang membuatnya bisa sejengkel ini hanya dengan perkara nama. Luciano Miggo, orang lain atau teman-teman sekolah setongkrongan sekomplek se-kabupaten, biasa memanggilnya dengan Luke, Ano, atau Migo. Tidak seperti perempuan barbar satu ini yang baru sebulan ini mengenalnya. Ia terus-menerus memanggil Nono dengan nama Luci seolah memanggil sekaligus mengoloknya.
Allecya Ellodie, adalah seorang murid baru dikelas Nono, tepatnya baru sebulan. Awal mula mereka berkenalan itu karena Nono ditugaskan untuk menjadi tour guide Alle disekolah ya maklum anak baru jadi harus diperkenalkan seluk beluk sekolah. Sudah sebulan mereka cukup dekat (ini bagi Alle tidak bagi Nono) dikarenakan Alle yang selalu mengekori Nono kemanapun dia berada.
"Oke terserah. Sekarang lo mau apa?"
"Ngga mau apa-apa sih, tadi cuma manggil doang.."
What the hell. Alle ngga tau aja, Nono dalam kondisi gawat darurat begini dibikin jengkel setengah mampus. Belom aja diterkam sama pusakanya.
Nono menghembuskan nafas jengkelnya, baru ingin berucap wanita didepannya kembali berbicara.
"Eh lo kok ke arah sini sih? Kan kelas sebelah sana.."
"Gue mau ke toilet! Sana lo ke kelas!!" Ucap Nono dengan cepat
"Aahh oke.." jawabnya dengan anggukan paham.
Lalu tubuh atletis Nono langsung berbalik badan dan pergi begitu saja meninggalkan Alle yang tergugu melihat punggung lebar Nono menjauh darinya.
Alle terpesona, dia senyum-senyum sendiri seraya melambaikan tangannya yang ingin menggapai punggung Nono. Ya siapa sih yang ngga terpikat sama cowok modelan kaya Luciano Migo, badan tinggi, tubuh atletis, wangi, mata dan rahangnya tajam, apalagi saat tersenyum benar-benar bikin wanita meleleh.
Bukannya membawa kakinya melangkah ke kelas Alle malah mengikuti langkah kaki Nono yang menuju ke toilet sekolah. Diam-diam dia membuntuti Nono, sampai anak lelaki itu masuk kebilik toilet. Alle berdiam diri didepan pintu menunggu kehadiran Nono kembali, namun di menit-menit selanjutnya ia tak mendapati Nono keluar dari toilet, ia merasa bosan dan jengah serta penasaran kenapa teman lelakinya itu lama sekali. Berhubung koridor serta toilet masih kadung sepi, dengan rasa penasarannya tanpa memperdulikan fakta bahwa itu toilet khusus lelaki, ia melangkahkan kakinya masuk lebih dalam memeriksa beberapa bilik toilet yang tertutup.
Langkah kaki Alle terhenti saat sampai dibilik terakhir yang terpojok, samar-samar ia mendengar suara lenguhan berat dari suara lelaki yang ia kenali. Alle menutup mulutnya rapat karena kaget. Ia buru-buru mengunci pintu utama toilet, lalu kembali mendekat ke bilik sumber dimana lenguhan berat Nono terdengar.
"Omg!! Ternyata doi...fuckh!! Memekh gue gemeter denger desahannya!!" Batin Alle. Siapa sangka Alle yang dikenal Nono cempreng dan menyebalkan ini juga suka hal-hal yang berbau erotis sama halnya seperti Nono.