..............
Keputusan Dina untuk pulang ke rumah keluarga baru Mamanya terasa sangat salah. Harusnya dia ikut kerumah Alessa aja. Baru juga hatinya terasa jauh lebih tenang. Tapi sekarang hatinya harus kembali patah saat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Steven tengah bermesraan dengan calon istrinya di ruang tamu.
Harusnya Dina tidak kaget lagi kan? Dia juga sudah memutuskan untuk tidak terlibat urusan perasaan dengan laki- laki brengsek itu. Apa pantas Steven berlaku seperti itu di depan Dina? Seharusnya jika dia punya sedikit hati, dia bisa menjaga perasaan Dina, setidaknya hingga perasan yang dia punya tidak ada lagi.
"Mama mana Bik?" Dina memilih melipir ke dapur. Kalau orang yang Dina harapkan tidak bisa menjaga hatinya, setidaknya dia bisa mulai menjaga hatinya sendiri.
"Sepertinya masih jalan pagi dengan tuan" jawab Bibik
Dina mendengus kesal. Dina akan menuggu Mamanya 15 menit lagi, jika lebih dari itu, maka dia akan pergi tanpa pamit.
"Non Dina, mau saya siapkan sarapan?"
"Nggak usah, makasih"
"Udah pulang liburanya?"
Dina tersadar dari lamunanya saat mendengar suara Steven yang ntah sejak kapan berdiri di sampingnya.
"Bik, tolong bantu April ganti baju dikamar saya" ucap Steven yang langsung diangguki oleh Bibik
Setelah kepergian Bibik, tinggal Dina dan Steven yang ada di meja makan. Dina masih asik dengan ponselnya, dia benar benar enggan menoleh ke arah Steven. Dia tidak ingin luluh lagi oleh bujuk rayu laki laki itu. Seperti nasihat Alessa dan Laura, 'Dina harus cari pasangan yang lebih nyata, bukan cuma bualan tentang hubungan yang tidak pasti'
Kenyataanya memang seperti itu, sejak awal hubunganya dengan Steven mustahil terjadi. Kalau pun itu terjadi, maka dia harus rela melihat kehancuran keluarganya.
"Soal berita itu_"
"Nggak perlu dijelasin, gue udah tau" Dina segera memotong ucapan Steven
"Lo gak mau denger persi gue?"
Ingin rasanya Dina mencakar wajah Steven. Apa lagi sih yang akan laki laki itu ucapakan untuk membela dirinya. Padahal Dina sudah dengan jelas melihat kemesraannya dengan wanita tadi. Apa kali ini dia akan mengatakan kalau yang dilihat Dina tadi tidak seperti yang terlihat?
"Untuk apa?" Dina menatap Steven dengan tatapan mengejek
Belum sempat Steven membalas, kedatangan seseorang berhasil menjeda percakapan mereka.
"Kenapa minta Bibik sih, kan aku maunya dibantu sama kamu" ujar April dengan manja
"Ohh... hai, kenalin aku April. Pasti kamu Dina kan?" Sapa April
"Iya.... enjoy your time" balas Dina lalu berlalu
Steven menatap kepergian Dina dengan perasaan yang gelisah. Biasanya Dina tidak akan mau mengalah jika ada orang yang memeluk lengan Steven seperti ini. Lalu, kenapa sekarang gadis itu seperti tidak serusik melihat pemandangan ini? Apakah ini benar- benar akan jadi akhir dari hubungan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberry and ciggerates
RomanceMenjadi satu- satunya wanita di keluarga Atlas membuat Alessa terbiasa mendapat perhatian lebih dan manja. Namun di usianya yang 22 tahun dia masih belum pernah pacaran. Sangat jauh berbeda dengan sang kakak yang terbiasa berganti pacar hampir setia...