Title :: radio
Tags :: -
Character in this chapter ::
- Rion Kenzo .
- Caine Chana .
- Gin Geheboy .
- Riji Cassanova .
- Mako Navarro .
- Garin Martini .
- Krow Boloni .
- Jaki Chen .
- Funin Funanto .
- Souta Chan .
- Suizenka Madaka .
- Istmodius .
- Key Selyo .
- Elya Roslebew .
- Selia Aisnith .
- Mia Eleanaor .
- Echi Ceress .
- Aenon Lynn .--|📻|--
Caine sedang duduk diruang tengah bersama Rion, Gin, Souta, Mako dan Mia. Mereka sedang menonton televisi karena bosan tidak memiliki agenda hari ini.
Sebenarnya ini hari seperti biasa, namun Caine dapat menyadari beberapa perubahan dari anggotanya. Beberapa dari mereka terlihat murung, bahkan Gin yang sedari tadi duduk disampingnya selalu menghela nafas berat saat menonton.
Souta juga banyak diam, tidak seperti hari-hari biasanya. Mungkin menurut Caine, tidak ada Agenda hari ini cukup bagus untuk mengistirahatkan pikiran anggota-anggota nya.
Tapi tetap saja mengganjal, mereka tidak ada yang mau membuka mulut tentang apa yang mereka alami.
'Echi masuk radio! Tolong dong yang lagi ga sibuk jemput gue di EMS.' Radio tiba-tiba menyiarkan suara lantang Echi, membuat beberapa dari mereka yang berada di ruang tengah terkejut.
'lah, napa lagi kau Chi?' tanya Rion.
'kaya gatau aja kelakuan anomali satu itu, pak.' jelas Key
'ih! Anyink lah, jemput dulu napa. Kebas anjoi kaki gue dari tadi bediri kek orang ilang.' Echi mendengus sebal sebari menghentakkan kakinya di depan EMS
'gue kebetulan lagi di EMS, bentar lagi waktu kerja gue abis, balik bareng ga Chi?' Sui yang kebetulan mendengar radio pun memberikan tawaran kepada Echi.
Echi mendengar itu kemudian menghela nafas lega. 'ayok dah bareng pak, gue tunggu didepan.'
'tulungg, ada kodok kecebur di tikungan kematian.' Ucap Krow dengan tertawa. Dia sedang mengikuti Garin dengan mobil yang berbeda.
'lah hanyink, nambah korban lagi tuh tikungan. Tapi napa perasaan gue kagak enak ya.' sahut Rion dengan nada tidak enak.
'shimeh! Bukannya dibantu malah ketawa anying si krow.' Garin berucap sebal, untung radio miliknya tidak rusak dan masih bisa diselamatkan.
'u okay, Garin?' tanya Caine memastikan
'aman ajahh mami~' balas Garin dengan nada bicara sekenanya.
'just info guys, itu mobil yang dijatohin sama kodok, punya papi ya.' ucap jaki yang satu mobil dengan Krow.
Gin yang mendengar itu reflek tertawa, diikuti yang lainnya. 'menyalaa kodokkuhh!'
'weh babi kali lah! Pantes perasaan gue kagak enak. Minimal ijin dulu lah anyink sia si kodok amajon minta digebuk.' Rion berucap kesal sembari pundaknya di tepuk-tepuk pelan oleh Caine.
'ampun babeh!'
'babeh-babeh! Gue antem juga ni kodok.'
Riji tertawa mendengar itu, 'gue siapin lokasi gelut dulu ni, beh!'
'bejir co, ganti panggilan kah si papi?' tanya Aenon yang baru mendengar Radionya.
'yoi, Non. Panggil aja Babeh mulai sekarang.' sahut Gin
'gue bakar juga ni lu pada satu-satu. Dah lah, mengcapek gue menghadapi kalian.' kemudian setelah itu Rion berdiri dari duduknya dan pergi ke kamar.
'wkwk, nahloh hayoo! Si babeh pundung tuh kekamar..' ucap Mia.
'lo sama aja anjeng!' sahut Souta tiba-tiba ngegas, membuat Mia tertawa di ruang tengah dan mendapat lirikan sinis dari Souta.
'eh souta mulutnya, minta di setrika kah?' tanya Caine lewat radio karna dirinya sudah meninggalkan ruang tengah untuk menyusul Rion.
'souta lagi PMS tuh, kurang asupan rawr dari Gin.'
Mendengar ucapan dari Elya itu, tiba-tiba sebuah rawr krakatau terdengar di radio membuat mereka tertawa.
'apalah apalah, gajelas kelen ini sumpah.' ucap Souta.
'kaya pernah jelas aja kita ini.' Sahut Echi sembari tertawa.
'yang lagi di UwU nitip dong.' ujar Mako tiba-tiba.
Selia mendengar itu langsung menyahut, 'ongkir sejuta ya.'
'mantab ayangkuh!' sahut Riji.
'nyink, malak lu Sel?' tanya Funin.
'ini namanya bisnis yah-' Selia tertawa kecil, dia kebetulan berada di UwU bersama kekasihnya, untuk ngedate.
'bisnis matamu! Udahlah nitip Sel, ntar gue bayar seikhlasnya.' balas Mako lagi.
'taik lo.' kali ini bukan Selia, melainkan Riji yang menyahut, membuat Mako tertawa.
'eh si babeh kaga nimbrung lagi, beneran pundung tuh orang tua.' ucap Key yang menyadari sang Bapak alias Rion tidak ada lagi nimbrung di Radio.
'baperan betul jadi orang tua.' tiba-tiba suara Itsmo terdengar.
'nah! Si Kakek baru muncul aja, kemane aja Kek!' Tanya Echi.
'biasalah~' jawab Itsmo sekenanya.
'halah, biasaan bet udah tua juga.' Rion tiba-tiba nimbrung kembali.
'eh durhaka betul ni kepala keluarga satu.' Itsmo.
'tidak patut ditiru ya adick-adick.' Garin menimpali.
'213' ucap Aenon tiba-tiba, membuat yang lainnya bingung dan bahkan terdiam sesaat.
'apaan Non?' sahut Krow.
Tidak mendapat balasan dari Aenon untuk beberapa saat membuat Rion tersadar.
'Garasi cepet! Siapin mainan kalian, Enon ngode itu!' titah Rion.
'syap!' sahut mereka.
# END #
Dah ges, stop sampe disitu. Culik menculik akan ada di chapter berikutnya saja, kalo inget~ karena chapter ini pokus kepada percakapan mereka di radio.
Sekian terimakasih ges, jangan lupa vote dan komennya atau ku tembak pala kelen satu-satu.✌🏻✌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
TNF oneshot
Random🤭🤟 jangan lupa vote dan komennya yawrr! warn-! - kata-kata kasar - typo - bxb/gxg/bxg - krinj, dll