Jungkook berjalan masuk ke dalam rumahnya hampir tengah malam. Sudah pasti karena pekerjaan dan segala tetek bengeknya. Melempar tas kerjanya ke sofa dan merebahkan tubuhnya.
Lelah?
Setiap hari rasanya mencekiknya, pekerjaan yang diimpikan semua orang dan semua percapaian yang digenggamnya saat ini tentu saja karena kerja keras dan pengorbanannya yang pastinya melelahkan tubuhnya. Karena ambisi. Karena Jungkook bertekad melakukan yang terbaik.
Harinya setiap hari padat dengan jadwal pertemuan penting, bertemu dengan orang-orang berpengaruh dan tentu saja setiap langkah dia perhitungkan untuk keuntungan dan kerugian masa depan perusahannya. Secara mental Jungkook siap menghadapi setiap tantangan yang muncul di pekerjaannya.
Meski kenyataannya, tidak emosinya.
Jungkook masih muda, masih perlu menikmati masa-masa mudanya penuh dengan kebebasannya.
Tidak suka dikekang, benci di atur-atur. Sampai titik dimana dia merasa dia tidak lagi menemukan dirinya sendiri dalam dirinya.
Makanan yang dia lahap setiap harinya terasa hambar, semenarik apapun itu disajikan.
Jungkook tidak bisa berhenti dan istirahat. Ketakutan akan dikalahkan oleh pesaing yang semakin jelas menunjukan taringnya di depannya. Jika Jungkook lengah, dia akan kehilangan banyak hal.
Jungkook tidak lagi bisa bahagia dengan hal-hal kecil. Dunia sepertinya berhenti berputar jika dia diam dan seolah kehancuran akan menyergapnya.
Jungkook akan mencari pekerjaan untuk menghukum dirinya sendiri jika tidak melakukan apapun sehari saja. Terperangkap dalam dunia yang dia buat sendiri. Dia akan maju lebih cepat dari orang-orang untuk mencapai apa yang diinginkan.
Jungkook lupa bagaimana berjalan dan bernafas normal. Dia terus berlari dan berlari...
Sampai, Jungkook akhirnya merasa kosong.
Dia tidak menemukan dirinya sendiri di tubuhnya dan mulai membenci.
Dia benci senyuman dan tawa itu, dia benci karena orang-orang begitu menikmati hal sepele yang tidak lagi dia rasakan setelah tersesat dalam ruangan gelap tanpa celah.
Dunia sedang mencibirnya.
"Tuan, apa tuan sudah makan malam?" sebuah suara menghentikan pikiran rumit Jungkook di kepalanya.
Membuka matanya, tanpa menatap siapa yang berbicara, Jungkook bergumam.
"Ini sudah malam, bibi tidur saja," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan pengurus rumah yang masih setia menunggu Jungkook kembali ke rumah.
"Tuan mau mandi? Saya akan siapkan air hangat," tawar bibi itu tidak menyerah.
Jungkook bangkit, dia akan melakukan keduanya karena dia tidak punya tenaga lagi sekedar mengikuti keras kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamster Vs Kangoro (Special Chapter)
Short StoryBuku ke dua dari Hamster VS Kangaro (The Series) Bisa oneshoot atau lebih, juga bisa request soal ide ceritanya. Author tampung kok kalo sesuai 🤗 Chapter tambahan buat kalian kalo lagi kangen ya.... Hehehe... Aku bisa update tiap hari atau kalo sem...