Part 02

25 7 0
                                        

Vote dan komen ya gayss

Follow Ig: @storieszhaa

Tandai typo

~🍂Happy Reading🍂~

Keluar dari pengadilan setelah proses penceraian selesai, Yolanda merasa sedih dan kehilangan setelah orang tuanya resmi berpisah. Saat ini, hanya satu orang yang bisa membantunya melewati situasi yang sulit ini.

Setelah sidang, mereka kembali kerumah. Yolanda melihat pintu kamar orang tuanya terbuka dan karena perasaan penasarannya, Yolanda mendekati kamar tersebut. Yolanda melihat ibunya sedang membereskan semua pakaian dan memasukkannya ke dalam koper. Yolanda masuk dan menghampiri ibunya.

"Mama, mau kemana?" Tanya Yolanda dengan tatapan penuh kebingungan

Erlina menoleh ke arah Yolanda, dengan senyum hambar "Sayang maafkan mama ya, mama harus balik ke Malaysia."

Yolanda mulai merasa gelisah "Balik ke Malaysia? Kenapa mama balik lagi ke Malaysia?"

Erlina menghentikan kegiatannya sambil tersenyum pahit "Ada urusan yang harus mama selesaikan di sana."

Yolanda menatap mamanya dengan tatapan penuh harapan "Ma, aku ngga mau tinggal sama papa."

Erlina mengusap lembut wajah Yolanda "Sayang, kamu harus tinggal sama papa, ya. Mama tau kamu adalah gadis yang kuat. Mama yakin kamu pasti bisa melewati semua ini dengan baik."

Yolanda menggenggam tangan mamanya
"Tapi, ma... Aku ngga mau mama pergi."

Erlina memeluk Yolanda dengan lembut "Maafkan mama, nak. Keputusan mama sudah bulat."

Yolanda membalas pelukan tersebut dan meneteskan air mata. Erlina mengelus punggung Yolanda dengan penuh kasih, setelah itu Erlina melepaskan pelukan tersebut dan menghapus air mata Yolanda  "Anak mama yang cantik ini jangan nangis dong, ntar cantiknya hilang loh" sambung Erlina

Yolanda memeluk mamanya dengan erat seakan tidak ingin mamanya pergi. Erlina mencium pucuk kepala Yolanda dengan tulus. "Selama mama di Malaysia, kamu jaga diri baik-baik disini ya" ucap Erlina

Yolanda mengangguk mengiyakan "Mama ngga lamakan di sana?" tanya Yolanda

Erlina tersenyum lembut "Ngga nak. Mama janji setelah urusan disana selesai, mama akan pulang."

"Janji, ya" Yolanda memberikan jari kelingking kepada Erlina

"Iya, janji"

Keputusan Erlina pergi bekerja ke Malaysia untuk membiayai Yolanda. Ia ingin menunjukkan cinta dan komitmen seorang ibu dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Meskipun Yolanda merasa sulit menerima kepergian ibunya, ia juga merasakan tanggung jawab dan realitas kehidupan yang harus dihadapinya.

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Yolanda harus belajar untuk menerima kenyataan, dan melalui perjuangan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, ia dapat menemukan kekuatan dan keberanian untuk melangkah maju.

Meskipun saat ini terasa sulit, bukan berarti tidak ada harapan untuk masa depan. Yolanda akan melewati rintangan ini dengan kekuatan dan ketabahan yang dimilikinya, dan mungkin dalam perjalanan itu, ia akan menemukan makna baru tentang keluarga, cinta, dan kebahagiaan.

~🍂🍂~

Setelah mengantar mamanya ke bandara, Yolanda kembali ke rumah dengan hati yang berat. Langit senja menyambut kedatangannya, memancarkan cahaya keemasan yang menyentuh hatinya yang sedang terluka. Yolanda merasakan kehampaan di ruang kosong yang ditinggalkan ibunya.

Melangkah menuju kamarnya, Yolanda duduk di pinggir tempat tidur dan memeluk bantal dengan erat. Kenangan akan saat-saat bahagia yang dilewati bersama ibunya mengalir dalam benaknya, membuatnya tersenyum getir. Dia merasa seakan-akan saat-saat itu baru saja terjadi kemarin.

Yolanda merenungkan betapa pentingnya kehadiran ibunya dalam hidupnya dan betapa besar cintanya pada wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Meskipun dalam jarak yang memisahkan.

Dalam keheningan malam yang semakin larut, Yolanda merenungkan perjalanan hidupnya yang penuh dengan rintangan dan ujian. Dia berjanji untuk tetap kuat dan tegar, mengingat kata-kata dukungan yang selalu diucapkan oleh ibunya. Meskipun bersamaan dengan rasa kehilangan, Yolanda merasa bahwa kepergian ibunya membawa kesempatan baru untuk tumbuh dan belajar menghadapi tantangan hidup.

Tiba-tiba handphone Yolanda berbunyi, menandakan panggilan masuk dari temannya. Dengan cepat, Yolanda mengambil telepon dan menjawab panggilan dari sahabatnya itu.

"...."

"Waalaikum salam, ada apa tha?" Jawab Yolanda dengan suara cemas dan lesu.

"....."

Yolanda merasa lega mendengar kata-kata dari temannya "Gue bersyukur banget punya sahabat kayak lo, tha. Makasih ya, lo selalu ada buat gue"

"....."

Yolanda dengan merasa terharu "Gue benar-benar beruntung punya sahabat sebaik lo tha. Terima kasih atas segalanya."

"....."

"Gue ngga tau harus berterima kasih apa lagi, gue bener-bener beruntung banget bisa kenal sama lo"

"......"

Dalam panggilan telepon singkat tersebut, Yolanda merasa dihibur dan didukung oleh kehadiran Agistha. Pertemanan mereka memberikan cahaya dan kehangatan di tengah situasi yang sulit. Yolanda merasa lebih kuat dan siap menghadapi tantangan hidup yang datang berkat dukungan dari sahabat setianya itu.

Setelah menelepon Agistha, Yolanda merasa haus, ia pun turun kebawah untuk mengambil air.

Saat menuruni anak tangga, mata Yolanda tertuju pada seorang wanita yang sedang duduk diruang tamu sendirian. Yolanda menautkan kedua alisnya.

"Perasaan dirumah cuma gue sendiri" Yolanda berbicara sendiri, ia pun menghampiri wanita tersebut.

"Permisi, anda siapa ya?" Tanya Yolanda berdiri dibelakang sofa tempat wanita itu duduk.

Wanita tersebut berdiri dan berbalik badan menghadap ke Yolanda, betapa terkejutnya Yolanda melihat wanita tersebut. Tatapan Yolanda tiba-tiba berubah penuh dengan rasa campur aduk antara kekecewaan dan kemarahan.

Wanita tersebut bertepuk tangan "Wah wah wah, akhirnya kita bertemu kembali ya, setelah sekian lama" wanita tersebut tersenyum smirk

~🍂To be continued🍂~

Kalian pernah ngga
diposisi Yolanda??

Jangan lupa vote
dan komen yaa😉

Tandai dimana typonyaa
bestieee

SEE U NEXT PART ➜

Love Story YolandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang