Part 03

20 7 2
                                    

Vote dan komen ya gayss

Follow Ig: @storieszhaa

Tandai typo

~🥀Happy Reading🥀~

"Ngapain lo kerumah gue?" ucap Yolanda dengan nada marah

"Santai sayang, ngga usah marah, saya kesini diajak papa kamu" wanita itu tersenyum licik

"Diajak bokap gue?" Yolanda merasa semakin terkejut dan marah, tatapannya mencerminkan kebingungan dan ketidakpercayaan. Wajahnya yang sebelumnya penuh dengan kehampaan dan kesedihan kini berubah menjadi penuh dengan kekecewaan dan kemarahan yang sulit untuk ditutupi.

Yolanda menatap wanita tersebut dengan tajam, "Apa maksudnya? Dan apa hubungan lo dengan bokap gue?" sambung Yolanda dengan penuh ketegasan.

Wanita itu tersenyum dengan penuh keangkuhan, "Oh, sayang... Papa kamu pasti belum memberitahumu, kan? Saya adalah kekasih barunya yang akan menjadi istrinya sekaligus ibu tiri kamu"

Kata-kata wanita itu menusuk hati Yolanda, membuatnya semakin terpukul oleh realitas yang semakin rumit dan menyakitkan. Nada bicaranya penuh dengan amarah dan kekecewaan, "NGGA! Gue menolak keras lo sebagai ibu tiri gue"

Wanita itu menatap Yolanda dengan tatapan meremehkan, "Tenang saja, sayang. Papa kamu dan saya sudah membuat keputusan bersama. Saya dan papa kamu akan menjadi keluarga yang bahagia, tanpa perlu campur tangan dari kamu"

Yolanda merasa semakin marah dan tercabik-cabik oleh keadaan yang semakin rumit. Meskipun dihantui oleh perasaan kekecewaan dan luka yang mendalam, dia tetap berusaha untuk tetap tenang dan tegar dalam menghadapi wanita itu yang sepertinya telah merencanakan sesuatu di belakangnya.

Dalam situasi yang penuh dengan konflik, Yolanda merasakan bahwa ujian kehidupan ini semakin berat baginya. Beban emosi dan kebingungan membuat langkahnya terasa berat namun dia tetap berusaha untuk mempertahankan martabat dan kejujurannya di tengah gelombang kemarahan dan kekecewaan yang melanda.

Dengan suara gemetar namun penuh dengan keberanian, Yolanda menatap wanita tersebut dengan tajam "Wanita IBLIS" Yolanda menekan suaranya di kata (iblis)

"Setelah lo ngehancurin keluarga temen gue, lo datang kesini untuk ngehancurin keluarga gue juga. Oh gue tau, ternyata penyebab orang tua gue cerai itu gara-gara lo kan?" sambung Yolanda lagi sambil bersedekap dada.

Wanita itu dengan ekspresi yang tetap angkuh dan licik, merespons dengan sinis, "Oh, sayang... Kamu sepertinya sudah terlalu banyak mendengarkan cerita palsu dari orang-orang di sekitarmu. Kalian semua hanya mengira-ngira dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi"

Yolanda yang kini memancarkan keberanian dan keputus asaan, menatap wanita itu dengan tekad yang kuat, "Gue ngga akan percaya dengan manipulasi dan kebohongan lo. Gue tahu siapa lo sebenarnya" Yolanda tersenyum smirk.

Wanita itu tersenyum dengan sombong, "Oh ya"

Yolanda merasa semakin terjepit dalam konflik yang semakin rumit, mengekspresikan kekecewaan dan kemarahannya dengan jelas, "Lo adalah penyebab kehancuran keluarga gue dan gue ngga akan pernah nerima lo sebagai bagian dari keluarga ini. Wanita j****g!"

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Yolanda, wanita itu menampar dengan keras pipi Yolanda "Anak kurang hajar, dengar ya, saya bukan wanita j****g, siapa suruh papa kamu tergoda dengan saya"

Yolanda tersentak kaget dan terkejut dengan tindakan tersebut. Dia memegang pipinya yang terasa nyilu dan menyampaikan pernyataan yang jelas "Tindakan kekerasan lo ngga akan membuat gue mengubah pendirian gue. Keluarga gue adalah keluarga gue dan lo ngga akan pernah menjadi bagian dari itu"

Arfan yang baru saja muncul di ruang tamu, melihat situasi yang tegang di antara Yolanda dan wanita tersebut. "Ada apa ini? Mengapa kalian bertengkar?"

Wanita itu merintis kesakitan sambil memegang dan menatap Arfan dengan wajah penuh kesedihan, "Mas, anakmu keterlaluan, masa dia nampar aku. Padahal aku hanya mengatakan (aku tidak lama lagi akan menikah dengan papa mu)"

Yolanda merasa semakin terjepit oleh situasi yang semakin rumit, namun dia tetap tegar dalam pendiriannya, "Ngga, pa. Dia bohong, sebenarnya dia yang nampar aku."

Arfan merasa kebingungan di tengah konflik yang semakin tajam di hadapannya, "Tolong, beritahu saya kebenarannya. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Wanita itu terus mempertahankan perannya, "Mas, aku ngga bohong. Anak kamu tuh yang nampar aku. Dia ngga terima kalau aku jadi istri kamu"

Yolanda dengan tatapan yang tajam dan penuh dengan kejujuran, menjelaskan dengan tegas, "Pa, aku mohon percaya pa. Aku ngga melakukan itu"

Arfan dengan wajah yang penuh dengan ekspresi campuran dari kekecewaan dan amarah, berbicara kepada Yolanda "Bagaimana ini bisa terjadi, Yolanda? Bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti ini terhadap calon ibu baru kamu?

Yolanda yang merasa terluka dan kesepian dengan situasi ini, berusaha menjelaskan dengan tulus sambil menunduk kebawah "Maaf pa, aku hanya ingin keluarga kita utuh seperti dulu lagi, dan aku hanya ingin papa kembali bersama mama bukan memilih menikah dengan wanita ini"

Setelah mendengar penjelasan Yolanda, Arfan menunjukkan ekspresi yang masih penuh dengan kekecewaan dan ketidaksetujuan "Maaf nak, papa ngga bisa, karena mama kamu telah gagal dalam perannya sebagai istri dan ibu. Papa mengerti bahwa kamu ingin keluarga kita kembali seperti dulu, namun kamu harus mengerti bahwa kebahagiaan dan keutuhan keluarga juga bisa ditemukan melalui jalur yang berbeda"

Dengan hati yang penuh kesedihan namun ia tetap teguh pada pendiriannya, Yolanda pergi dari rumah tersebut sambil menahan air matanya yang hampir jatuh "Papa hanya dimanfaatkan sama dia" Yolanda menunjuk ke arah wanita itu dan menekankan kata 'dia'

"Yolanda jaga sikap kamu, papa ngga suka kamu berbicara seperti itu padanya" Arfan meninggikan suaranya

"Aku kecewa sama papa" Yolanda berlari ke luar rumah sambil menghapus air matanya yang jatuh

"Yolanda" Arfan ingin mengejar Yolanda, tiba-tiba pergelangan tangannya dicegah oleh wanita itu.

Wanita itu mengecup punggung tangan Arfan sambil tersenyum manis dan tersenyum licik, lalu berbisik "Biarkan dia pergi, sayang. Kita semua butuh waktu untuk merenungkan dan memahami perasaan masing-masing. Yolanda pasti akan kembali ketika dia siap"

Meskipun dengan hati yang terombang-ambing oleh pergolakan emosi, arfan akhirnya mengangguk perlahan. Dia merasakan kekosongan yang mendalam atas kepergian Yolanda, namun juga merasa bahwa situasi ini memang membutuhkan waktu untuk diredam.

"Laki-laki bodoh, mudah sekali aku menipunya, akhirnya rencana ku berhasil untuk menyingkirkan Yolanda dari rumah ini" ujar Lisa dalam hati

~🥀To be continued🥀~




enaknya si Lisa diapain
yaa?🤔

Jangan lupa vote
dan komen yaa sengg 👊🏻😉

Tandai dimana typonyaa
bestieee

SEE U NEXT PART ➜

Love Story YolandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang