Bab 7 Koneksi ajaib dengan makhluk itu

91 6 0
                                    

Sisa-sisa hujan sepanjang sore tadi masih terus menetes dari atap halte itu. Sesekali laju mobil yang kencang meniup tetesan air itu ke tubuhnya. Lola hanya mengusapnya dengan malas. Pikirannya sedang tidak berada di tempat itu. Tatapannya yang kosong mengarah ke depan pada aspal jalanan yang masih basah dan memantulkan kerlap-kerlip lampu dari seberang jalan. Sudah cukup lama dia duduk di tempat itu. Hanya duduk. Seharusnya dia menghentikan salah satu metromini yang lewat dan segera pulang. Tapi itu tak kunjung dilakukan olehnya.

Sepertinya Lola tak berniat bangun dari kursinya. Dia hanya memeluk tasnya dan menggosok-gosok lengannya beberapa kali untuk menghalau rasa dingin. Bahkan dia mengabaikan beberapa metromini yang berhenti dan menawarinya untuk naik. Orang-orang yang semula berada disana mulai berkurang satu-persatu. Sampai akhirnya hanya Lola sendirian yang berada di halte itu. Walaupun sebenarnya dia tak benar-benar sendiri.

Ada Revan di sampingnya. Makhluk itu sudah berada disana semenjak Lola masih sibuk bekerja di kafe. Revan terus menunggunya di halte itu. Tapi sampai sekarang Lola tetap mendiamkannya. Dia tak bicara sepatah katapun atau memberi isyarat untuk memulai percakapan. Jadi mereka hanya duduk berdampingan tanpa bicara.

Lalu lalang orang ataupun kendaraan seakan tak mengganggu aksi diamnya Lola. Kabut air yang ditiupkan oleh mobil-mobil itu seakan hanya menjadi penghias jalanan di depannya. Apalagi dilatarbelakangi oleh kerlap-kerlip lampu diskotik di seberang jalan, semuanya jadi terasa indah. Tapi itu juga tak mampu mengusik lamunan Lola. Lagipula situasi di antara mereka sudah terlanjur canggung. Lola berharap makhluk itu berinisiatif untuk membuka percakapan lebih dulu.

Tapi bukankah makhluk itu bisa mendengar keinginan dalam hatinya? Itu berarti ...

"Dudit sudah berada di rumah," ujar makhluk itu tiba-tiba. "Dia sedang bermain bersama Agil. Dia sampai ke rumah agak terlambat karena harus menunggu hujannya reda. Tapi kau tidak perlu cemas. Agil selalu menjaganya. Dan ... " kata-katanya terputus. Sepertinya dia hendak mengatakan sesuatu tapi masih merasa ragu.

Nah! Benar, kan? Makhluk itu memang selalu bisa mengerti dirinya. Mendengar keinginan dalam hatinya yang bahkan tak perlu dia ucapkan. Sebenarnya itu bagus. Tapi Lola merasa seharusnya dia tidak dengan mudahnya, 'mengungkapkan keinginan dalam hatinya'. Dia tidak ingin hatinya menjadi semacam buku yang terbuka di hadapan makhluk itu.

Tapi tak bisa dipungkiri lagi kalau Lola sudah mulai terbiasa. Misalnya mendapat laporan seperti tadi. Diam-diam dia mengakui kalau itu berpengaruh besar pada suasana hatinya. Ada perasaan aman yang dia rasakan. Terutama setelah mengetahui penjagaan Agil terhadap adiknya. Dan tentu saja, Lola juga merasa senang dengan sikap pengertian dari makhluk itu. Diapun semakin percaya pada makhluk itu.

"Dan apa?" tanya Lola saat mengingat kalimat terakhir makhluk itu yang terputus.

"Aku ingin meminta maaf atas sikapku tadi siang," ujar makhluk itu lembut. "Aku seharusnya tidak mendesakmu. Aku hanya ingin kau tahu ..."Kalimatnya terhenti lagi.

Kemudian Lola pun menoleh dan memberikan perhatiannya pada makhluk itu. Selama beberapa saat pandangannya bertemu dengan makhluk itu. Dan itu mengingatkan Lola pada saat kali pertama mereka bertemu. Dia merasa suasana di sekitarnya menjadi senyap dan tergantikan oleh irama degup jantungnya sendiri.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Lola lirih.

Makhluk itu mengucapkannya dengan agak ragu. Dia takut kalau gadis itu akan kesal dan meninggalkannya lagi seperti tadi siang. "Aku hanya ingin melindungimu."

Lola memalingkan tatapannya ke arah lain. Dia ingin menyembunyikan wajahnya dari makhluk itu. Karena sesuatu sedang terjadi di dalam dirinya. Wajahnya menghangat dan hatinya bergemuruh setelah mendengar ucapan Revan tadi. Namun gemuruh yang Lola rasakan kali ini benar-benar menyenangkan. Dan dia berusaha untuk menyembunyikannya dari makhluk itu.

Pacarku Jatuh dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang