Chapter 12

217 22 0
                                    

"eung, eung"

Tul tersenyum singkat melihat spirit yang mirip dengan mew terlihat sangat menikmati waktu bermain dengannya, "Apa kau menyukainya?" Tanyanya datar.

Dung... Dung..

Tul reflek bangkit dari kursi kerjanya ketika mendengar alarm tanda peringatan dibunyikan. Ia segera berlari keluar tenda untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya pada salah seorang prajurit yang kebetulan ditemuinya.

Prajurit itu berhenti sejenak, "salah satu monster alpha memasuki kamp" lapornya.

Tul melihat ke tengah kamp, disana terdapat seekor beruang berukuran 3x lipat dari beruang biasa, memiliki 3 kepala, 2 kepala bewarna hitam, dan kepala bagian tengah bewarna putih dengan permata berwarna merah ditengah dahinya. Tul melihat ke arah tae yang sedang bersiap-siap untuk menyerang.

"Untuk menghadapi monster alpha, harus menggunakan aura, kalian semua harus mundur dan perhatikan sekeliling kalian" teriaknya memerintah.

"Baik tuan".

Tul menatap lekat ke arah permata merah yang terletak di dahi beruang itu, tangannya mengepal kuat, sebelum menarik pedang yang selalu ia bawa.

'sepertinya tidak ada masalah jika aku mengaktifkan aura disini' batin tul sembari bersiap-siap untuk mengeluarkan auranya.

Matanya menajam, ia berusaha berkonsetrasi penuh untuk melawan monster itu, beberapa menit berlalu, tampak cahaya bewarna ungu yang melingkupi pedangnya, tul segera mengarahkan pedangnya ke arah lengan kanan monster itu, 'aku akan menghancurkannya sebelum dia melakukan regenerasi kembali' batin tul, dan langsung melompat untuk menebas lengan kanan monster besar dihadapannya.

"GRAAA"

Tul tersenyum puas, ia mengambil ancang-ancang untuk melompat dan segera menyerang permata merah yang sedari awal menjadi tujuannya. Namun sayang, tiba-tiba saja perut bagian bawahnya terasa keram, tul menunduk, mencengkram keras perutnya, ia berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan rasa sakit itu, tul duduk bertopangkan pedang di tangan kanannya.

"GRAAA"

Tul mendongak, matanya membulat sempurna tatkala melihat lengan monster itu kembali utuh, dan kini monster itu berdiri menjulang dihadapannya, seakan-akan siap untuk membalaskan dendam.

__________

Mew tersentak pelan dari tidurnya, entah kenapa perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak. Ia menoleh ke arah spiritnya yang sedang asik bermain di sofa depannya.

"Hei spirit yang mirip tul, apa dia masih terus memberi sinyal?, bagaimana keadaannya?" Tanyanya beruntun

Spirit itu menoleh ke arah mew, dan kemudian menggeleng sebagai jawaban.

"Tidak ada apa-apa?"

Spirit itu mengangguk, tampak sedih.

'aku yakin spirit akan terus mengirimkan sinyal selama 30 menit, dan ini sudah tidak ada sinyal selama satu jam?' batin mew khawatir.

Tuk

Tuk

Tuk

Mew menoleh ke arah jendela, matanya membulat sempurna ketika melihat seekor burung merpati yang sangat dikenalinya, "Tertien?"

Mew beranjak dan segera membuka jendela, ia melihat gulungan kertas di kaki tertien, dan kemudian mengambilnya.

"Sepertinya kalian semua baik-baik saja ya" ujarnya setelah membaca sederet kalimat yang tertulis di kertas itu, mew menoleh, "tunggu sebentar" lanjutnya sembari beranjak untuk mengambil kertas dan pena, mew menulis balasan untuk dikirimkan kepada anak buahnya, yang ternyata masih selamat.

Smyrna And Capri (mewtulff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang