-Part 5-

847 124 25
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Chaeyoung bergegas menyelesaikan pekerjaannya karena dia harus segera pulang. Untung sekali pemilik cafe itu baik sehingga Chaeyoung bisa pulang lebih awal dari biasa.

"Bang June, Kak Ji, aku pulang duluan ya," pamit Chaeyoung.

"Iya Chae. Hati hati," ujar Jihyo.

"Kalau ada apa apa, kabarin kita," lanjut June.

"Nde," sahut Chaeyoung sebelum kakinya berlari keluar dari cafe.




Dengan nafas yang memburu, Chaeyoung akhirnya tiba di rumahnya dan dia langsung saja disambut oleh sang Mama.

"Chae, ayo kesini," panggil Hyorim.

Tanpa membantah, Chaeyoung berganjak duduk disamping sang Mama.

"Jadi, apa yang ingin Mama katakan?" tanya Chaeyoung.

Hyorim kelihatan ragu. Tangannya beralih menggenggam kedua tangan sang anak.

"Nanti kita akan kedatangan tamu,"

"Siapa? Teman Mama?"

"Calon Papa tiri kamu,"

Deg

Chaeyoung sontak menatap sang Mama dengan kaget "M-Mama ingin menikah lagi?"

Hyorim mengangguk "Maafkan Mama karena baru saja bilang sama kamu soal ini,"

"Sudah berapa lama Mama kenal sama dia?"

"Sudah hampir 6 bulan Mama kenal sama dia. Dia langsung melamar Mama dan Mama juga menerima lamarannya karena Mama fikir kamu juga butuh sosok Papa,"

"Ma. Mama tidak perlu fikirkan aku. Mama harus memikirkan kebahagiaan Mama sendiri,"

"Tapi Mama juga ingin kamu bahagia Chae,"

Chaeyoung tersenyum "Kalau Mama bahagia, Chae juga bahagia,"

Hyorim ikut tersenyum "Ya sudah. Sekarang Chae mandi terus siap siap ya. Mereka sudah on the way kesini,"

"Baiklah Ma," Chaeyoung langsung berjalan menuju ke kamarnya untuk bersiap siap.

*
*

Dengan wajah yang terpaksa, Jennie mengikuti sang Daddy yang terus memaksanya.

"Jaga sikap kamu disana nanti! Ingat, mereka itu bakalan menjadi keluarga kamu!" ujar Jiyong penuh penekanan.

Jennie memutar bola matanya dengan malas. Dia sudah tahu kalau Daddy nya itu akan menikah lagi dan dia juga tidak peduli. Lagian selama ini juga sang Daddy tidak pernah mempedulikannya.

"Apa kamu mendengarkan Daddy!?" tanya Jiyong.

"Ck, iya," balas Jennie dengan malas.

Tidak butuh waktu yang lama, mobil yang dikendarai oleh Jiyong akhirnya tiba di perkarangan rumah calon istrinya.

"Ini rumah atau apaan si? Kecil banget," komentar Jennie.

"Hushh! Jaga omongan kamu Jennie!" tegur Jiyong.

Ceklekkk

"Eoh, kalian sudah tiba. Ayo masuk," ajak pemilik rumah yang membuka pintu rumah.

"Hyorim-ah," panggil Jiyong menampilkan senyumannya.

"Ayo masuk," ajak Hyorim mempersilakan Jiyong dan Jennie masuk.

"Jen, ayo," ajak Jiyong menyusul langkah Hyorim.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar sebelum menyusul sang Daddy.

"Silakan duduk. Maaf ya, rumah Bibi hanya kecil," ujar Hyorim menatap Jennie dengan senyuman.

"Dimana anak kamu?" tanya Jiyong.

"Dia lagi siap-siap. Sebentar ya," sahut Hyorim.

Tidak butuh waktu yang lama, sosok yang ditunggu tunggu akhirnya muncul.

"Lo!?" seru Jennie menatap sosok itu dengan kaget.

"S-Sunbae," gugup Chaeyoung.

"Kalian kenal?" tanya Jiyong.

"Ck, dia siswa biasiswa di kampus," balas Jennie memutar bola matanya dengan malas.

"Chae, ini Om Jiyong dan itu anaknya, Jennie," ujar Hyorim.

Chaeyoung membungkuk sopan "Annyeonghasaeyo Om. Aku Chaeyoung,"

Jiyong menatap Chaeyoung dengan senyumannya "Panggil Daddy saja. Saya akan menjadi Daddy kamu,"

"Bisa Jennie ngomong sama Chaeyoung berdua saja?" tanya Jennie.

Hyorim tersenyum. Dia berfikir kalau Jennie ingin berkenalan dengan Chaeyoung.

"Chae, bawa Jennie ke kamar kamu saja," arah Hyorim.

Chaeyoung tersenyum kaku "A-Ayo Sunbae," ajaknya.

Jennie mengangguk singkat lantas dia mengikuti langkah Chaeyoung untuk menuju ke kamar.

"Silakan duduk Sunbae" Chaeyoung mempersilakan Jennie duduk diatas kasurnya.

"Ini kamar lo? Kecil banget" komentar Jennie.

Chaeyoung tersenyum tipis "Tapi kamar ini bikin nyaman"

"Nyaman apaan huh? Kamar ini cocok menjadi gudang sampah," sarkas Jennie.

"Sebenarnya apa yang ingin Sunbae ngomong sama aku?" tanya Chaeyoung tidak ingin basa basi lagi.

Jennie menatap Chaeyoung dengan tajam "Jadi si cupu seperti lo ingin menjadi saudara tiri gue huh?"

"Aku juga tidak tahu kalau Mama aku ingin menikah sama Daddy nya Sunbae,"

"Asal lo tahu, hidup gue sudah cukup bahagia! Kenapa juga si Mama lo ingin menikah sama Daddy gue? Apa gara gara harta? Mama lo ingin harta Daddy gue? Lo juga hanya mengganggu kebahagiaan keluarga gue!"

Chaeyoung menatap Jennie dengan tatapan yang bersalah "Maaf Kak. Aku tidak bermaksud untuk mengganggu kebahagiaan keluarga Kakak,"

"Dih, tadi manggilnya Sunbae, sekarang malah manggil Kakak,"

"Ya karena Kakak akan menjadi Kakak aku," polos Chaeyoung.

"Gue tidak suka sama lo,"

"Bagus lah. Itu artinya Kakak tidak belok,"

Jennie melotot. Astaga. Kenapa calon adik tirinya itu benar benar menyebalkan!?

"Akan gue pastikan lo menyesal karena sudah masuk kedalam keluarga gue!" ancam Jennie.

"Kakak bisa membuat aku menderita tapi aku mohon, tolong jangan biarkan Mama aku yang menderita. Tolong izinkan Mama aku bahagia bersama Daddy Jiyong," mohon Chaeyoung.

Jennie berdecih dengan pelan "Lihat saja nanti," smirknya.




Tekan
   👇

SKY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang