-Part 29-

719 132 50
                                    

Waktu makan malam sudah tiba dan Chaeyoung terus saja memaksa sosok Jennie untuk ikut makan malam bersama walaupun gadis itu sudah menolak ajakannya berkali-kali.

"Kakak sudah kenyang Rosie," tolak Jennie.

"Kakak jangan bohong sama aku. Tadi di restaurant juga Kakak belum sempat makan," balas Chaeyoung.

"Tapi Kakak memang tidak ada selera," tolak Jennie.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Dia tahu kakaknya itu masih memikirkan sosok Vion.

"Kak Nini, ayo makan sama Rosie," bujuk Chaeyoung memasang wajah imutnya.

Jika begini, Jennie sudah tidak punya alasan untuk menolak ajakannya lagi.

"Baiklah-baiklah," pasrah Jennie.

Chaeyoung tersenyum lantas dia menggandeng Jennie untuk menuju ke meja makan.

"Chae, Jennie, ayo makan," ajak Hyorim.

"Wahh, ada sup dumpling kegemaran Kak Nini nih," seru Chaeyoung bergegas mengambil sup dumpling untuk Jennie.

"Jen, kamu baik-baik saja?" tanya Jiyong menatap Jennie dengan khawatir. Dia sudah tahu apa yang terjadi kepada anaknya itu karena Hyorim sudah menjelaskan semuanya.

"I'm okay," sahut Jennie dengan singkat.

"Ayo dimakan Kak," ujar Chaeyoung.

Jennie tersenyum tipis sebelum dirinya berganjak memakan makanan yang sudah diambil oleh sang adik.

"Chaeyoung," panggil Jiyong "Kamu masih marah sama Daddy?"

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Aku tidak marah sama Daddy. Dan aku punya satu permintaan untuk Daddy,"

"Apa itu?"

"Aku mau Daddy ke makam Mommy dan minta maaf sama Mommy atas sikap egois Daddy selama ini. Aku memang tidak tahu apa alasan Daddy sama Mommy cerai, tapi aku harap Daddy tidak membenci Mommy," ujar Chaeyoung.

"Pasti Chae! Daddy pasti akan makam Mommy kamu," sahut Jiyong dengan yakin.

Chaeyoung tersenyum tipis sebelum dirinya kembali fokus menikmati makanannya.

*
*

Tepat jam 1 pagi, Chaeyoung terbangun dari tidurnya gara-gara rasa dingin yang menjalar disekujur badannya.

"Hujan," gumam Chaeyoung melirik jendela kamar.

Dia melirik kesamping namun sosok Jennie tidak ada disana.

"Kak Jennie?" panggil Chaeyoung menghampiri pintu kamar mandi.

Dibukanya pintu kamar mandi itu, namun dia tidak menemukan keberadaan Jennie disana.

Dengan sedikit khawatir, Chaeyoung bergegas keluar dari kamar untuk mencari keberadaan sang kakak.

Dia sudah keruang tamu, tapi tetap saja sang kakak tidak berada disana.

Akhirnya Chaeyoung memutuskan untuk ke taman belakang mansion.

"Kak Jennie!" teriaknya setelah melihat sosok Jennie yang hanya melamun dibangku taman dibawah guyuran air hujan.

Rasa kantuk Chaeyoung sontak menghilang. Gadis ini bergegas menyambar payung sebelum berlari menghampiri Jennie.

"Kak, ayo masuk!" panggilnya.

Jennie mendongak menatap wajah sang adik dengan wajah pucatnya.

Secara tiba-tiba, gadis itu jatuh pingsan sehingga Chaeyoung terburu-buru menggendongnya untuk dibawa masuk ke kamar.









"Chae, mendingan kamu minum vitamin sebelum kamu ikutan sakit," ujar Hyorim menyelimuti Jennie yang masih belum sadarkan dirinya.

Baju Jennie juga sudah diganti oleh sosok Chaeyoung.

"Semuanya gara-gara cowok sialan itu!" umpat Jiyong dengan marah "Aku akan bikin perhitungan sama dia!"

"Jangan Dad," halang Chaeyoung "Seperti yang Daddy bilang, mereka lebih berkuasa dari kita. Cowok itu juga anak geng motor. Aku takut nanti dia berdendam sama Kak Jennie dan itu bakalan bahaya untuk Kak Jennie," jelas Chaeyoung.

"Apa yang dikatakan oleh Chaeyoung itu benar. Kamu tidak boleh gegabah. Sekarang kita hanya perlu ada disamping Jennie untuk memberi dia semangat agar dia melupakan cowok itu," timpal Hyorim.

Jiyong mengusap wajahnya dengan kasar. Semua kata-kata istri dan anaknya itu benar dan dia memang tidak boleh bertindak terburu-buru.

"Sekarang sudah hampir jam 3 pagi. Mama sama Daddy mendingan lanjut tidur saja. Biar aku yang menjaga Kak Jennie," ujar Chaeyoung.

"Baiklah. Besok kamu sama Jennie tidak perlu berangkat ke kampus. Nanti Daddy bilang sama Donsen kalian kalau kalian izin libur," ujar Jiyong diangguki oleh sang anak.

Setelah kedua orang tuanya berganjak keluar dari kamar Jennie, Chaeyoung langsung saja mematikan lampu utama kamar lalu dia ikut berbaring disamping Jennie.

Dipeluknya Jennie dengan erat dan dapat dia rasakan suhu badan Jennie yang cukup panas itu.

"Andai bisa, ingin sekali aku memukul si Vion itu, tapi aku harus menahan diri aku," gumam Chaeyoung mengusap pipi mandu sang kakak.

Baru saja dijemput mimpi, Chaeyoung terbangun dengan kaget gara-gara mendengar ringisan dari sang kakak.

"Shhh,"

"Kak,"

"Rosie," lirih Jennie "Kepala Kakak pusing," keluhnya.

"Tadi Mama sudah menyiapkan teh hangat. Ayo diminum dulu Kak," Chaeyoung membantu Jennie bersandar di headboard kasur lalu dia menyerahkan segelas teh yang ada di nakas untuk Jennie.

"Kak Jen juga harus minum obat,"

Tanpa membantah, Jennie mula meminum obat yang diberikan oleh sang adik.

"Terima kasih Rosie," Jennie tersenyum dengan bibir pucatnya.

"Sekarang Kak Jen lanjut istirahat ya," ujar Chaeyoung kembali membaringkan Jennie.

"Maaf karena merepotkan," lirih Jennie.

"Kakak tidak merepotkan. Dulu waktu kecil, Kakak yang merawat aku waktu aku sakit. Sekarang saatnya aku yang merawat Kakak," balas Chaeyoung beralih memijit kepala Jennie dengan lembut.

"Kakak tidak bisa melupakan dia. Rasanya sakit," lirih Jennie.

"Kehilangan orang yang kita sayang itu memang menyakitkan. Tapi Kakak harus sadar kalau hidup Kakak itu lebih berguna. Hidup harus diteruskan. Dia saja tidak menganggap Kakak, jadi untuk apa Kakak terus memikirkan dia? Kakak harus bangkit dan menunjukkan kepada dia kalau Kakak bisa hidup tanpa dia. Tuhan pasti sudah menyiapkan sesuatu yang lebih indah untuk Kakak,"

Jennie meneteskan air matanya "Bagaimana dengan kamu Rosie? Kamu tidak akan meninggalkan Kakak bukan? Kalau kamu meninggalkan Kakak, hidup Kakak bakalan hancur,"

Chaeyoung ikut berbaring lalu dia memeluk sang Kakak dengan erat "Walaupun aku tidak ada bersama Kakak, Kakak harus memastikan aku sentiasa ada dihati Kakak,"

"Pasti. Kamu akan sentiasa ada dihati Kakak,"











 Kamu akan sentiasa ada dihati Kakak,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie be like: “Rosie, bantuin🥺”




Tekan
   👇

SKY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang