-Part 15-

842 141 59
                                    

Mati-matian Chaeyoung menahan dirinya daripada mencakar sosok Jennie yang hanya memasang wajah tengilnya ketika mengendarai mobil.

"Itu sedikit loh. Pelit amat si," ujar Jennie dengan santai.

Chaeyoung mendengus "Itu uang tabungan aku,"

"Uang tabungan? Bukannya Daddy baru saja memberikan kartu atm untuk lo? Gunakan saja punya Daddy,"

"Aku harus hemat. Tidak mungkin juga aku terus menggunakan uang dari Daddy. Aku sudah gede, jadi aku harus mandiri,"

Jennie sontak terdiam. Selama ini, dia bahkan tidak pernah berpikiran untuk hemat karena dia bisa mendapatkan uang dari sang Daddy dengan gampangnya.

"Lo mau beli apa sama uang tabungan lo itu?" tanya Jennie.

"Aku ingin membeli guitar. Semua siswa dikelas aku sudah punya guitar. Hanya aku yang belum punya," jelas Chaeyoung.

Dahi Jennie mengernyit "Bukannya dikampus itu juga sudah punya guitar? Lo bisa meminjam guitar diruangan music,"

"Kak Jen membully aku gara-gara aku siswa biasiswa bukan? Yang lain juga sama kok. Mereka bilang aku tidak pantas menggunakan fasilitas kampus karena aku siswa biasiswa,"

"Sekarang lo sudah menjadi anak kepada pemilik kampus, lo berhak menggunakan semua fasilitas kampus,"

Chaeyoung menatap Jennie dengan aneh "Tumben? Bukannya Kak Jen pernah bilang kalau aku tidak bisa menggunakan fasilitas keluarga Kakak?"

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Seharusnya lo bersyukur karena gue masih punya hati. Gue hanya kasian sama blonde kampungan seperti lo,"

"Iya deh iya. Aku bersyukur karena hati ice Kakak itu akhirnya mencair,"

"Bacot!"

*
*

Setibanya di mall, Jennie langsung menarik Chaeyoung untuk mengikutinya memasuki toko perhiasan. Gadis itu kelihatan antuasis ketika melihat kalung yang sudah lama menjadi incarannya itu.

"Ms ingin yang mana?" tanya penjual kalung dengan ramah.

"Yang ini saja," sahut Jennie menatap kalung yang ada didepannya dengan antuasis.

"Kalung ini merupakan kalung yang baru saja diluncurkan. Kalung ini juga mempunyai arti cinta dan kasih sayang. Biasanya, kalung ini dibeli untuk menunjukkan ikatan persaudaraan atau persahabatan. Kalung ini cocok untuk kalian berdua,"

Dahi Jennie mengernyit "Tidak bisa dibeli satu doang?"

"Tidak bisa Ms. Kalung ini sudah menjadi satu set lengkap,"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Apa dia memberikan satu kalung itu kepada sahabatnya? Tapi, bagaimana dengan sahabatnya yang lain? Mereka juga pasti akan cemburu.

Sedetik kemudian, tatapannya tertuju kepada Chaeyoung yang hanya menatapnya dengan polos "Lo mau?" tanya Jennie.

Senyuman sontak muncul dibibir Chaeyoung "Mau! Pasti seru punya kalung couple sama Kakak!" antuasisnya.

Jennie menatap sang penjual "Ya sudah, saya ambil,"

Sang penjual tersenyum dan bergegas menguruskan kalung yang akan dibeli oleh Jennie.





Dengan bibir yang terus tersenyum, Chaeyoung mengikuti Jennie keluar dari toko perhiasan.

"Senang banget huh?" ujar Jennie dengan malas.

"Kalung ini mahal loh. Jadi aku tidak akan marah lagi sama Kakak soal kejadian di cafe tadi," balas Chaeyoung.

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Sekarang ikut gue ke toko baju," ajaknya menarik Chaeyoung memasuki toko baju.

SKY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang