Bab XVIII ;; Semuanya Jauh

8 3 0
                                    

   Thea dan Thena setia menemani Raden yang terluka. Saat diobati dirumah Raden juga mereka yang menjelaskan semua masalah yang terjadi. Untunglah orang tua Raden mengerti dengan masalah mereka. Bi Nina yang ada disana juga mengerti apa permasalahan yang telah terjadi. Semua merasa kasihan dengan tiga anak muda itu. Masalah ini lumayan juga sampai membuat Raden terluka seperti itu.

"Besok-besok jangan gitu lagi, ada masalah langsung cerita ke mamah, kalo ga, boleh ke bi Nina saja kan kamu punya handphone dan disana ada kontak bi Nina. Jangan sembunyiin itu semua dari kita. Semuanya peduli sama kamu Raden, apa lagi ini kamu sampai bawa-bawa teman kamu, kita bakal selalu peduli sama kalian." Ucap Dansyia yang terlihat sangat khawatir.

   Tentu saja Dansyia sangat terlihat khawatir, dia adalah orang tua Raden juga sekarang. Sebaliknya Derry, wajahnya terlihat sangat marah. Tidak terima anaknya diperlukan semena-mena seperti ini. Dengan seenaknya melakukan hal seperti itu. Derry lumayan menyesal mendaftarkan Raden di sekolah itu. Jika begini akhirnya Derry tidak akan mendaftarkan Raden di sekolah itu. Harusnya Derry mendaftarkan Raden di sekolah lain saja saat itu.

"Aku minta maaf. Seharusnya cerita dari awal tentang semua masalah ini, tapi Raden takut kalian marah karena tiba-tiba Raden punya masalah yang beginian. Itu pasti buat kalian kecewa sama Raden."

   Raden sekarang menangis. Air matanya mengalir cukup deras. Dia baru menyadari bahwa seharusnya dirinya menceritakan masalahnya dari awal. Sekarang beginilah akhirnya. Sangatlah hancur oleh orang yang sangat dipercaya. Argan adalah seseorang yang bermuka dua. Bisa-bisanya dia menyalah-nyalahkan Raden karena berhasil menyainginya di kelas. Itu adalah persaingan yang wajar bagi anak sekolah. Pasti semuanya pernah seperti itu di masa-masa sekolahnya. Tidak mungkin tidak pernah.

"Kita berdua juga minta maaf tante, om, dan bibi. Kita juga sumber dari masalah ini. Kita yang selalu semangat dan antusias untuk berlatih sebelum berkelahi. Juga dari awal sebenarnya Raden selalu menolak untuk mengikuti perkelahian itu. Tapi demi menjaga harga diri karena memang mereka-mereka selalu mengejek Raden pengecut, jadi Raden rela berkelahi seperti ini demi tidak diejek seperti itu. Awal pertama kita semua menang, tapi sekarang malah kalah gara-gara Argan, dia sengaja gini ke Raden." Ucap Thea mulai berani membuka mulutnya agar semuanya tau masalah sebenarnya yang baru saja terjadi.

   Semua mengerti dengan cerita Thea. Itu bukanlah masalah yang terlalu besar. Itu wajar diantara anak sekolahan.

"Kamu mau pindah sekolah, Raden?"  Tanya Derry.

   Raden dan temannya terkejut. Kenapa harus pindah sekolah? Baru beberapa bulan Raden sekolah disana cepat sekali pindah. Tapi itu bisa dikatakan wajar karena orang tua pastinya sangat khawatir dan berusaha menjaga anaknya mau bagaimanapun caranya. Jika Raden pindah Thea dan Thena mungkin akan tetap di sekolah itu. Orang tua mereka pastinya tidak mau memindahkan anaknya begitu saja. Mengurus surat-suratnya sangat sulit. Juga pada saat mendaftar sekolah baru, pasti harus membayar baju sekolah lagi. Pindah sekolah tidak semudah yang dibayangkan banyak orang biasanya.

"Kalian juga bisa sekolah barengan dengan Raden, om yang menanggung semua biayanya. Kalian sangat setia dengan Raden maka dari itu om percaya kepada kalian. Om bakalan minta izin ke orang tua kalian dan menceritakan ulang semua masalah kalian yang dimana sampai membuat kalian harus pindah sekolah. Serahkan semua ke om ya anak-anak." Jelas Derry.

   Thea dan Thena merasa senang begitu pula Raden. Derry sangatlah baik kepada mereka. Mereka dengan mudah menyetujui itu. Agar bisa berjauhan dengan Argan si penghianat. Jika tetap disana mereka akan tidak disukai Argan juga Kana dengan kelompoknya. Semua masalah akan semakin besar dan tidak selesai-selesai kecuali Raden pergi dari sekolah itu.

"Luka Raden sudah selesai diobati. Ayo semuanya kita makan di ruang makan sekarang. Kalian tentunya lapar sekarang kan. Bibi sudah masak banyak untuk kita semua makan bersama." Ajak bi Nina yang berbicara sembari merapikan obat-obat untuk luka Raden.

   Semuanya menyetujui ajakan bi Nina. Raden yang sekarang berusaha bangkit dari tempat tidur yang dibantu Thea dan Thena. Mereka berjalan bersama menuju ruang makan. Perasaan Raden sudah mulai sedikit lega sekarang. Malas untuk memikirkan masalah dengan Argan. Dirinya menganggap masalah itu telah selesai dan tidak perlu dibahas lagi.
   Sampai di ruang makan, semuanya mencari tempat duduknya. Ternyata benar, banyak makanan yang disiapkan di meja makan. Sangatlah cukup untuk mereka makan bersama. Masakan itu dimasak oleh bi Nina dan art (Asisten Rumah Tangga).
   Tak disangka ternyata Gin datang. Gin mungkin diminta datang oleh Dansyia. Orang tua Gin juga ikut datang ke rumah Raden. Sembari membawa buah-buahan. Sempat-sempatnya mereka begitu, sangat perhatian sekali.
   Raden, Thea, dan Thena sangatlah lahap menyantap makanan yang disiapkan. Tentunya karena mereka lapar saat ini. Bi Nina senang karena melihat Raden mulai membaik dan lahap saat makan. Suasana mulai membaik sekarang.

   Selesai makan Raden dan temannya juga Gin diminta untuk menonton saja di ruang tamu. Sedangkan para orang tua tetap di ruang makan untuk membicarakan masalah Raden dengan temannya. Tetap seperti tadi, Thea dan Thena membantu Raden berjalan karena masih lemas. Mereka duduk di sofa ruang tamu dengan posisi berderetan. Gin langsung menyalakan televisi dan mencari film yang bagus untuk ditonton sekarang.

"Kalian kenapa bisa bertengkar seperti ini, masalah pertemanan ya?" Tanya Gin agar tidak terlalu canggung.

   Ketiga orang itu hanya menjawab dengan anggukan saja. Gin jadi mengerti, yang dimana pasti mereka tidak mau diganggu saat ini karena sedang memikirkan tentang orang yang di ajak untuk bertengkar. Suasana tetap canggung karena Gin tidak mau bertanya lagi agar tidak menggangu pikiran mereka saat ini.
   Mereka berempat fokus menonton film sembari tertawa bersama. Akhirnya suasana yang dingin tadi kini meleleh begitu saja dengan hanya menonton. Yang sekarang jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Thea dan Thena panik saat ini, mereka seharusnya pulang dari tadi.

"Thea dan Thena tidak perlu khawatir, tante sudah menghubungi orang tua kalian bahwa kalian akan menginap disini untuk malam ini dan mengatakan bahwa kalian akan dipindahkan dari sekolah kalian yang sekarang. Tenang saja, orang tua kalian mengerti dengan keadaan dan masalah kalian saat ini, jadi tidak perlu khawatir lagi." Jelas Dansyia.

   Mereka sekarang diminta untuk segera tidur. Untung ada kamar kosong di rumah Raden, jadi Thea dan Thena dapat tidur di sini dengan nyaman. Gin juga pulang karena sudah malam. Semua aktivitas langsung terhenti karena malam.

to be continued
_see you in the next chapter_

Dimana Aku, Bunda Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang