Bab XX ;; Sekolah Baru

8 3 0
                                    

Urusan tentang kepindahan Raden, Thea, dan Thena di sekolah lama sudah selesai tuntas dengan waktu yang cukup cepat. Hari ini adalah hari kedatangan mereka ke sekolah baru. Baju sekolah baru mereka juga sudah ada yang memang disiapkan sejak awal. Semua barang-barang yang seharusnya dibawa ke sekolah sudah ada yang baru. Tapi satu hal yang membuat mereka khawatir. Yaitu khawatir jika akan ada masalah lagi di sekolah baru. Itu sama dengan sia-sia saja.

   Thea dan Thena berangkat bersama Raden ke sekolah. Perasaan mereka bertiga sangatlah gugup. Sekolah yang baru lumayan dekat dengan rumah Raden. Lebih dekat dari sekolah lama.

"Kira-kira kita bakalan punya masalah di sekolah baru?" Tanya Thena.

   Terlihat dari raut wajah Thena, dirinya terlihat khawatir sekali. Mereka bersama-sama takut sekarang. Berharap kejadian yang sama tidak terulang lagi. Memang hanya perkelahian seperti itu saja. Tapi ini soal pertemanan mereka yang sebenarnya dari awal baik-baik saja. Dan pertemanan itu berakhir tidak baik.

  Kurang dari lima belas menit di perjalanan, mereka akhirnya sampai juga di sekolah baru. Sekolah itu dua kali lipat lebih besar dan indah dari sekolah Raden yang lama. Muridnya tentu lebih banyak. Sekolah itu memiliki singkatan SPRESU. Yang kepanjangannya adalah SMP Prestasi Unggul. Persaingan antar pelajar mungkin akan lebih sulit di sini.

"Ayo kita masuk, tapi sebelum itu harus ke ruang guru dan bilang kita adalah murid baru di sini." Ajak Thea.

   Mereka berjalan bersama. Dan banyak orang yang melihat mereka bertiga berjalan. Seperti biasa, banyak orang yang membicarakan mereka bertiga sekarang.

   Thea mengetahui di mana tempat ruang guru. Mereka sampai di sana dan menjelaskan bahwa mereka adalah murid pindahan baru. Tak lama mereka segera dihantarkan ke kelas yang didapatkan. Yaitu kelas 8A, itu termasuk kelas unggulan. Tapi persaingannya mudah. Itu adalah informasi-informasi yang didapatkan Thea dari temannya di sekolah ini. Entah kenapa persaingan di kelas itu dikatakan mudah.

   Mereka sampai di kelasnya sekarang. Perkenalan diri pun dimulai. Kegugupan itu mulai muncul di dalam diri mereka masing-masing.

"Perkenalkan, nama saya Raden Langit Samudra Aksara siswa pindahan dari SMP Penggerak Bangsa."

"Perkenalkan, saya Thea Smithiana siswi pindahan dari SMP Penggerak Bangsa."

"Dan perkenalkan, saya Thena Smithiana kembaran dari Thea dari SMP Penggerak Bangsa juga."

   Perkenalan itu selesai. Seluruh siswa dan siswi di kelas itu menyambut mereka bertiga dengan hati yang gembira. Ketakutan itu seketika menghilang.

"Izin bertanya, kenapa kalian pindah ke sekolah ini?" Tanya salah satu siswa yang sudah mengangkat tangan kanannya.

"Karena masalah pertemanan kecil yang dibesar-besarkan. Bisa diterima jawabannya?" Ucap Raden yang menjawab sekaligus bertanya kembali.

   Siswa yang bertanya itu mengangguk mengerti. Bisa menerima jawaban yang diberikan oleh Raden.
   Agar tidak lama, mereka bertiga segera diminta untuk duduk di kursi kosong di deretan kedua menyamping. Seluruh siswa dan siswi di kelas itu duduk sendiri. Tidak seperti di sekolah lama, duduk berdua. Itu rasanya lebih nyaman bagi Raden.

***

   Jam istirahat telah tiba. Siswa dan siswi keluar dari kelasnya masing-masing dengan teratur. Raden juga sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantin bersama Thea dan Thena. Tapi ada dua orang siswa laki-laki yang menghampiri mereka.

"Halo, aku Gara Thisnama dan dia adalah Dheri Mandhika. Mau ke kantin bersama? Jangan malu, biasakan saja."

   Ajakan itu segera di terima oleh Thena. Dia senang langsung memiliki teman baru di sekolah baru. Raden dan Thea hanya mengikuti Thena saja sekarang.
   Mereka berjalan bersama ke kantin. Di samping itu, Gara juga memperkenalkan bangunan atau kelas-kelas yang ada di sekolah itu. Tentunya agar mereka bertiga lebih mudah mengenal bagian-bagian sekolah satu-persatu.

   Kantin sekolah sangatlah luas sekali. Terlihat kantin itu tidak terlalu ramai.  Mereka berlima mencari tempat yang agak sepi untuk berbelanja. Banyak makanan yang tersedia. Porsinya juga lumayan banyak isinya. Satu makanan yang membuat pandangan Raden, Thea, dan Thena tidak bisa dialihkan. Itu adalah makanan yang biasa dipesan bersama dengan Argan di sekolah lama. Itu adalah nasi goreng.
   Mereka berlima memutuskan untuk membeli itu saja. Dan sekarang mencari tempat duduk sepi untuk makan bersama. Hanya tersisa satu tempat duduk di ujung dekat lapangan sekolah. Itu tempat yang cukup bagus.

"Kalian pindah gara-gara masalah pertemanan kecil yang dibesar-besarkan ya kalau tidak salah? Dan masalahnya itu seperti apa?" Tanya Dheri.

"Karena masalah perkelahian antara teman, hanya karena dikalahkan dalam nilai di kelas. Itu wajar saja kan? Tapi ya begini jadinya, tidak bisa diubah lagi." Jelas Raden dengan pendek.

  Gara dan Dheri mengerti walau hanya dijelaskan sedikit saja. Itu memang bisa dikatakan wajar saja.

"Kalian ingin latihan bela diri dengan kami? Itu seru tau. Juga bisa membuat kalian lebih hebat dalam berkelahi." Ajak Gara.

   Itu adalah ajakan yang mengejutkan mereka bertiga. Sangat tiba-tiba sekali. Tapi itu adalah ajakan yang lumayan untuk mereka. Jika ikut ajakan itu, mungkin pikiran-pikiran mereka tentang ketakutan dalam berkelahi itu bisa menghilang. Hal-hal yang tidak baik itu tidak boleh dilarutkan dalam hati. Semua permasalahan harus segera dicarikan solusi yang bisa menghilangkannya segera. Dan ini adalah solusi bagi mereka bertiga.
   Mereka akhirnya saling melihat satu sama lain memastikan. Takut menerima juga takut menolak. Mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya. Tapi entah apa yang terpikirkan saat itu, dengan segera Raden menerima ajakan dari Gara dan Dheri. Walau dipenuhi kebingungan, tapi hal itu bisa dicoba juga.

"Aku pasti akan bisa sekarang."

BERSAMBUNG: KEMBALI PULANG




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dimana Aku, Bunda Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang