Bab XIX ;; Kebahagiaan Lagi

8 4 0
                                    

   Pagi ini Raden terbang lumayan terlambat. Dirinya bangun di jam sembilan pagi. Ternyata Thea dan Thena sudah pulang dari jam tujuh. Mereka dijemput oleh orang tuanya ke rumah Raden. Di rumah hanya ada bi Nina dan art yang menjaga Raden di dalam rumah. Orang tua Raden mengurus surat pindahan Raden dan temannya di sekolah.

"Sudah bangun ya? Ayo mandi dulu, setelah itu ke ruang makan, bibi tinggal ya." Ucap bi Nina yang tiba-tiba datang.

   Raden mengerti dan langsung melaksanakan perintah bi Nina segera tanpa banyak basa-basi lagi.

   Dua puluh menit dirinya bisa menyelesaikan itu semua. Hingga kini dia sudah berada di ruang makan. Hanya dirinya sendiri saja. Bi Nina? Dia sedang menyiram tanaman kebun belakang. Bi Nina tidak suka berdiam tanpa melakukan pekerjaan apapun. Raden berharap Thea dan Thena datang ke rumahnya agar Raden tidak merasa kesepian. Dan benar saja Thea dan Thena sekarang datang. Datang pada saat Raden sudah selesai makan. Wajah mereka lumayan ceria untuk hari ini. Sangat berbeda dengan kemarin yang terlihat suram dan kusam.

"Enak banget ya baru bangun langsung makan, sedangkan kita langsung dijemput buat pulang." Kesal Thena yang tiba-tiba mengeluh.

   Raden dan Thea tertawa kencang mendengar keluhan Thena, wajahnya juga sangat mendukung. Kini Thena semakin kesal melihat Raden dan Thea yang tertawa. Tidak terima bisa-bisanya dirinya ditertawakan begitu saja.

"Halo kakak-kakak, ayo main bareng Gin." Ucap Gin yang datang tiba-tiba dengan semangat.

"Sekarang adalah hari minggu, kalian tentunya bosan, jadi ayo main di depan rumah bareng anak-anak. Juga orang tua kak Raden minta Gin buat ngajak kalian senang-senang hari ini, biar sedihnya hilang." Lanjutnya.

   Thea dan Thena setuju dengan ajakan Gin itu. Tapi Raden tidak mau, dirinya susah sekali bergaul dengan orang-orang baru. Raden lebih suka bermain sendiri saja. Tapi setelah dipaksa akhirnya dirinya mau.
   Di depan rumah ternyata sudah ada anak-anak yang banyak. Ada yang umurnya lebih kecil dari Raden, ada yang seumuran, dan ada yang sedikit lebih tua. Mereka semua bercampur tidak saling membedakan. Di lingkungan rumah Raden suasananya seperti di desa. Tapi hanya berbeda di bentuk rumah saja. Rumah-rumah di sana sangatlah bagus dan modern.

"Ini adalah Raden yang selalu kalian bahas karena dia misterius dan tidak mau bergaul dengan kita. Tapi sekarang inilah dia, tidak seburuk yang kalian pikirkan. Dua orang ini adalah Thea dan Thena, mereka kembar dan sangat cantik kan?" Jelas Gin dengan detail.

"Ayo main sekarang, permainan apa yang bagus untuk kira bersenang-senang?" Lanjut Gin dengan bertanya.

   Semua berpikir bersama. Ini semua untuk membuat semua yang ikut bersenang-senang bersama.

"Bola bekel saja. Itu sederhana dan mudah dimainkan. Tapi kita buat dua kubu dan saling menunggu giliran untuk melawan satu-persatu." Ucap satu orang memberi saran.

   Semua setuju. Itu sangatlah ide permainan yang bagus. Beberapa anak yang punya bola bekel pulang untuk mengambilnya. Dan beberapa orang lain mencari batu-batu kecil agar bisa bermain. Hanya mencari sepuluh batu-batu kecil agar tidak terlalu banyak. Sedangkan Raden dan temannya diam saja karena belum mengerti apapun yang dibahas.
   Cukup lama mereka mencari bahan-bahan hingga kini lengkap semua barang-barang yang diperlukan untuk bermain.

   Permainan di mulai sekarang. Semua cara bermain sudah dijelaskan sejak tadi. Mereka mengerti dan mulai ikut bermain. Tawa bahagia terus terdengar dari tempat mereka. Pikiran Raden tentang hal-hal lain yang buruk mulai hilang. Pikirannya sudah mulai tenang sekarang. Thea dan Thena? Tentunya mereka juga seperti Raden. Akhirnya bisa merasakan hangatnya pertemanan. Memang hari-hari lalu Raden, Thea, dan Thena mengalami hari-hari yang sangatlah buruk sekali.

"Kakak-kakak jangan sedih lagi ya, jangan pernah memikirkan hal-hal yang sudah berlalu itu, kalian berhak bahagia sekarang. Kalian beruntung segera dipindahkan dari sekolah itu." Ucap salah satu anak yang terlihat seperti umur sepuluh tahun.

   Anak kecil seperti itu bisa memberikan kata-kata penyemangat seperti itu untuk orang yang lebih tua daripada dirinya. Anak itu memang dikenal sebagai anak yang sangat pengertian kepada banyak orang. Siapapun orangnya itu dia selalu berusaha memahami orang yang sedang merasakan kesedihan.

"Kalian jangan ambil pusing lagi tentang masalah itu, jika ada sesuatu yang membuat sedih hati langsung saja ikut bermain dengan kita disini, agar beban yang kalian punya itu hilang seketika." Ucap salah satu orang di sana yang terlihat lebih tua dan dewasa.

   Raden menyadari bahwa dirinya tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Itu bisa menganggu pikiran dan perasaan saat melakukan aktivitas.

to be continued
_see you in the next chapter_

Dimana Aku, Bunda Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang