Chapter 2

2.8K 323 9
                                    

Luo Zhengxiu mendengar bagaimana Bibi Chen menceritakan percakapannya dengan si kecil, tersenyum bahagia.

"Apakah dia benar-benar mengatakan itu? Sungguh?" Dia masih tak percaya sepenuhnya pria kecil itu mengatakan yang sejujurnya.

Seperti yang dia katakan sebelumnya, Wu Li memiliki kepribadian yang jauh lebih dewasa dibandingkan anak-anak seusianya. Permainan kata seperti ini, dia takut Wu Li hanya berusaha untuk menyenangkan Bibi Chen.

"Tuan Luo mengapa kamu tidak mencoba untuk mendekatinya? Kalian sudah lama tidak berkumpul bersama, aku yakin Tuan Muda akan sangat menyukaimu kali ini." Jika Yan Wuyi bisa melakukannya, maka Luo Zhengxiu juga bisa. Bukankah mereka sepasang ayah dan anak yang sesungguhnya.

Wu Li belajar di akademi khusus swasta yang menghasilkan bibit-bibit unggul seperti Wu Zetian. Pria itu juga salah satu lulusan junior terbaik saat itu.

Biasanya sekolah menyediakan fasilitas terbaik demi menunjang pendidikan peserta didiknya. Sekolah memiliki kafetaria sendiri yang menyediakan berbagai jenis makanan yang pastinya bergizi dan dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak-anak.

Berbeda dari anak-anak lain, Wu Li memiliki selera yang unik dan seringkali memilih membawa bekal dari rumah. Wu Li kecil memiliki banyak pantangan dalam hal makanan dan kesukaan jadi koki di rumah memberikan yang terbaik untuknya.

Kesempatan besar ini, bagaimana Luo Zhengxiu bisa melewatkannya?

"Kalau begitu, mohon bantuannya Bibi Chen!" Seru Luo Zhengxiu mendapatkan semangatnya kembali.

Mengingat kebaikan ini, Luo Zhengxiu mau tau mau berpikir tentang kebodohannya di kehidupan pertamanya, bagaimana dia bisa lupa memiliki orang-orang baik seperti mereka di sekitarnya yang peduli dan memperlakukannya tanpa sebelah mata.

-
Di kantor presiden, Wu Zetian baru saja menyelesaikan rapat pertama mendapatkan panggilan dari ibunya.

Ini tentang pesta ulang tahun sang ayah yang akan diadakan minggu depan. Ibu Wu berharap bahwa Wu Zetian bisa membawa cucu kecilnya ke rumah utama, menemui penatua.

Dari awal hingga akhir nama Luo Zhengxiu tak pernah disebutkan. Tetapi ibu Wu percaya bahwa mau tak mau Wu Zetian pasti membawa istrinya demi menjaga wajah Wu Jia. Pesta ini akan menjadi salah satu ajang sosialisasi lingkaran atas dan selebritas.

"Baiklah, aku mengerti."

Menutup panggilannya, Wu Zetian beralih pada Asisten Pribadinya, memberi perintah.

"Aku mengerti, Presiden."

-
Luo Zhengxiu setia berguru pada Bibi Chen, daftar konsultasinya sama panjangnya dengan tagihan.

"Tuan muda alergi pada makanan laut dan dia membenci bau amis. Makanan favoritnya adalah daging, tapi tidak baik memberinya berlebihan. Tuan muda bisa makan sayuran apapun tapi beri lebih sedikit, karena dia tidak akan bisa menyelesaikan semuanya sendiri."

Luo mengingat bahkan  mencatat poin-poin penting itu dalam hati demi misinya mendapatkan hati/ perut sang anak.

Hari pertama dia tidak cukup melakukannya dengan baik, jadi Bibi Chen masih memberinya banyak masukan.

Wu Li heran dengan ayahnya yang sibuk berada di dapur, seperti berencana untuk melakukan sesuatu. Pada hari ketiga Luo Zhengxiu melakukannya dengan baik, bekal penuh cinta siap untuk diberikan pada putranya.

Tetapi si kecil yang merasa canggung tidak serta merta menerima bekal itu, mengambil tasnya dengan acuh, bahkan meninggalkan meja makan tanpa menyelesaikan sarapannya.

"Xiao Wu, ayah..." Dia berusaha untuk menjelaskan tapi langkah anak itu terlalu cepat dan terkesan melarikan diri darinya. Jadi Luo Zhengxiu tidak punya pilihan selain berhenti.

[END] Kelahiran Kembali Mendapatkan Hati Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang