Chapter 3

2.4K 269 4
                                    

"A Li, kamu sudah siap?" Wu Zetian menyempatkan diri melihat persiapan putranya. Malam ini mereka akan menghadiri pesta ulang tahun ayahnya.

"Mmh. Bagaimana dengan ayahku?" Si kecil menanyakan tentang Luo Zhengxiu.

Mendengarnya pikiran Wu Zetian mau tak mau kembali ke saat di mana dia berlaku cukup kasar pada pria itu.

"Jangan khawatir itu, dia akan baik-baik saja." Bahkan jika dia tidak memeriksanya sendiri.

Bibi Chen tidak berani menyela apalagi mencampuri urusan tuannya. Melihat situasinya, Wu Zetian sulit untuk di senangkan.

Sementara itu dikamar, Luo Zhengxiu berdiri di depan cermin dan termenung. Dia akhirnya percaya bahwa dirinya terlahir kembali.

Semua benar-benar terasa seperti mimpi...

"Tuan Luo, kamu sudah siap?" Paman Chen mengetuk pintunya pelan, mengingatkan.

Barulah saat itu akhirnya kewarasannya pulih dan kembali ke kenyataan.

Dia sedang tidak bermimpi, ini benar-benar nyata!

"Aku datang."

Selain itu dia penasaran dengan rupa putranya saat ini. Wu Li sudah lucu dan tampan, tapi mengenakan setelan khusus di jahit dengan hati-hati, anak itu pasti terlihat lebih tampan lagi dan mencuri perhatian banyak orang. Tentu saja itu semua karena gen unggul dari sang ayah.

Di mobil, pengemudi itu tidak tahu harus berbuat apa untuk memecah keheningan yang mematikan ini. Tuan Wu dan istrinya, mereka sama-sama bungkam bersama putranya.

Bahkan Tuan Luo tidak seperti biasanya, ceria dan lincah. Kini seakan-akan seluruh orangnya berubah.

Luo Zhengxiu melihat kediaman lama yang sudah sangat dikenalnya, apalagi jika bukan kediaman Wu.

Dia pernah sampai ke titik di mana ia tergila-gila pada Wu Zetian, mencoba mengambil hatinya melalui orang tuanya.

Tak dapat dipungkiri bahwa ada banyak orang saat ini yang membuatnya gugup. Terutama mereka yang pernah mengenalnya dengan 'baik'.

Sayangnya dia tidak memiliki siapapun untuk diandalkan saat ini.

Tepat ketika Luo Zhengxiu berjuang dengan putus asa melawan rasa takutnya, Wu Li datang menggenggam tangannya. "Ayah..., jangan takut." Bukan hanya dia, Wu Zetian pun ikut terkejut.

Ekspresi menyedihkan itu akhirnya digantikan oleh raut bahagia, senyum paling jernih dan tulus yang pernah Luo Zhengxiu tunjukan.

"Terima kasih sayang." Balasnya mengeratkan genggaman si kecil. Muncul keinginan untuk menggendong bocah ini tapi di urungkan ketika menyadari tatapan dan aura pria dibelakang mereka sudah tak tertahankan; penuh ancaman.

Keduanya memasuki aula perjamuan dengan bergandengan tangan, percaya diri.

Wu Li tidak tahu harus bagaimana menjelaskan suasana hatinya saat ini. Ayahnya baru pertama kalinya memandangnya dengan penuh cinta, tangannya juga digenggam erat. Kehangatan itu terasa sampai ke dadanya.

Harus dikatakan jika Wu Jia merupakan salah satu keluarga tersohor di kota B dan menopang separuh perekonomian.

Tidak sebatas kalangan atas dan politisi terkenal, mereka juga mengundang banyak publik figur yang sebagian menjadi model produk besar mereka.

Sayangnya Luo Zhengxiu belum sempat memperdalam hubungan kekeluargaannya, jadi dia sedikit canggung berhadapan dengan tokoh-tokoh penting ini.

Mata si kecil dialihkan oleh makanan-makanan penutup yang tersebar di sepanjang meja prasmanan. Sungguh, dia sangat ingin mencicipi mereka.

[END] Kelahiran Kembali Mendapatkan Hati Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang