R E N G K U H ■ 04 ✔

447 73 45
                                    

"Jennie Unnie, Jisoo Unnie sudah sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jennie Unnie, Jisoo Unnie sudah sadar."

Jennie secepatnya keluar dari ruangan Eomma-nya. Meninggalkan Diara begitu saja yang masih mematung karena tindakan bodohnya yang lepas kendali hingga melayangkan tamparan pada Jennie saat putrinya itu terus betanya dan menuntut jawaban darinya perihal Hyunbin yang tidak lain adalah ayah kandung Jisoo.

"Aku akan membawa Jisoo. Kau tidak berhak atasnya karena Ibumu sendiri yang menginginkan kita untuk berpisah. Jangan berharap kau bisa menemuinya setelah proses perceraian kita selesai."

Diara menyimpan segala lukanya selama ini. Tidak pernah dianggap sebagai menantu dan selalu direndahkan terlebih tanpa pembelaan dari Hyunbin membuat wanita itu pada akhirnya memilih untuk menuruti apa yang Ibu Hyunbin minta. Bercerai dengan putranya dan memilih untuk memulai kehidupan baru walaupun penuh dengan luka yang teramat membara.

"Wanita tidak berguna sepertimu, kau tidak pantas bersanding dengan putraku. Kau hanya menodai nama besar keluarga Park!"

Diara selalu direndahkan. Tidak pernah dihargai sedikitpun dan selalu diperlakukan dengan begitu buruk. Entah kesalahan apa yang sudah dia perbuat hingga perlakuan tidak pantas seperti itu selalu dia dapatkan. Bahkan kebahagiaan yang seharusnya dia dapatkan setelah menikah dengan Jinyung harus terenggut begitu saja saat suaminya itu dinyatakan meninggal karena insiden jatuhnya pesawat yang ditumpanginya.

"Jinyung adalah putraku satu-satunya. Aku tidak yakin untuk memberikan seluruh aset perusahaan padamu setelah putraku meninggal. Kau bahkan tidak memberikan kami cucu laki-laki satupun."

Diara seolah terlahir sebagai wanita bodoh yang tidak pantas mendapatkan kebahagiaan. Disaat dirinya terluka pun segala goresan luka masih dibubuhkan padanya. Terhimpit sendiri tanpa ada uluran tangan untuknya, hingga ditarik paksa akan segala ego yang pada akhirnya melekat pada jiwanya hanya untuk membuktikan jika dia tidak pantas untuk direndahkan.

🍂°°°🍂

"Bagaimana mungkin hal seburuk ini bisa terjadi pada Jisoo Unnie?"

Jennie menjatuhkan air matanya saat mendengar penjelasan dari Dokter mengenai kondisi Jisoo. Dia sudah sadar namun kondisinya sangat jauh dari kata baik. Dia mengalami kelumpuhan permanen dan mengalami hilang ingatan sepenuhnya.

"Seperti yang sudah saya jelaskan pada Ibu anda, Nona Jennie. Luka akibat kecelakaan yang kakak anda alami sangat berakibat fatal. Bukan hal yang mudah dan bahkan hanya memiliki presentasi yang sangat kecil untuk Nona Jisoo bisa kembali sembuh seperti semula. Kalaupun bisa, semua itu akan sangat membutuhkan waktu yang lama."

Jennie menunduk dengan air mata yang terus menetes.

"Dalam pengobatan terapi pun kami harus sangat berhati-hati, karena kondisi fisik Nona Jisoo sudah sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Akan banyak kemungkinan buruk yang bisa terjadi padanya."

R E N G K U H ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang