"Benturan keras pada kepala, dan luka fatal yang putri anda alami hampir menyentuh sembilan puluh persen, Nyonya Ahn. Banyak kemungkinan buruk yang akan pasien alami saat dia sadar. Dan kemungkinan besarnya adalah lumpuh total, terlebih bisa kehilangan semua memori yang dia miliki."
Diara menatap pada ruang ICU di mana Jisoo masih terbaring di dalam dengan keadaan yang jauh dari kata baik. Hampir sekujur tubuhnya di penuhi dengan alat-alat medis yang terlihat begitu memilukan. Mencabik perasaan Diara yang kali ini tergores penyesalan karena sempat meluapkan amarahnya sebelum Jisoo mengalami kecelakaan.
"Eomma harus beristirahat. Aku dan Chaeyoung yang akan menunggu Jisoo Unnie."
Mengusap pelan bahu Diara, Jennie kali ini seolah dipaksa untuk tertarik dalam balutan iba. Diara Eomma-nya sempat tidak sadarkan diri dan harus diinfus hingga duduk di kursi roda. Keadaan Jisoo yang jauh dari kata baik karena kecelakaan yang dia alami dalam sekejap juga ikut meruntuhkan perasaannya. Terlebih harus melihat keadaan Diara yang juga ikut memburuk.
"Apa yang sudah kita ucapkan Jennie Unnie? Apa Tuhan benar-benar mengabulkannya hingga Jisoo Unnie menjadi seperti ini? Bukankah kita hanya terbawa rasa kesal dan tidak bersungguh-sungguh untuk mengatakan hal itu?"
"Chaeyoung," Jennie menggeleng pelan. "Dia akan baik-baik saja, Jisoo Unnie pasti akan segera siuman."
Jennie dan kedua adiknya jelas tidak tahu apa yang akan terjadi saat Jisoo membuka kedua matanya nanti. Diara bahkan terenyam dalam penyesalan karena hal ini harus terjadi saat dia bahkan sudah mendapatkan separuh dari hasil kerja kerasnya yang sepenuhnya ingin dia buktikan jika dia tidak bisa diremehkan. Jisoo yang selalu dia andalkan pada akhirnya menjadi kelumpuhannya dalam pijakannya yang selama ini begitu kokoh.
"Hanya kau yang bisa Eomma andalkan. Jangan sampai kau bertindak ceroboh yang pada akhirnya membuat semua yang ingin Eomma wujudkan menjadi hancur."
Diara menangisi keadaan Jisoo bukan semata-mata karena kondisinya paska kecelakaan. Tapi Diara sangat menyangkan segala jerih payahnya yang harus terjeda cukup fatal karena hal buruk yang terjadi pada Jisoo.
"Bukan hal yang mudah walaupun Nyonya Bae berusaha untuk melakukan pengobatan yang terbaik. Keadaan putri Nyonya tetap akan membutuhkan penyembuhan yang cukup lama. Dalam artian lain, pasien tidak akan bisa hidup normal seperti sebelumnya."
Diara hampir menjerit frustasi jika tidak pandai menahan deru yang berkecambuk dalam hati dan pikirannya. Berusaha untuk memejamkan kedua matanya yang memanas saat kembali menatap pada Lisa yang masih terjaga dengan tatapan kosongnya.
Lisa juga merasakan hal yang sama. Tergores dalam rasa bersalah, marah, dan menyesal. Entah kenapa hubungan buruk seperti ini harus terjadi antara dia dan kedua sauadaranya yang lain dengan Diara eommanya dan Jisoo Unnie-nya yang kali ini harus terbaring tanpa bisa melakukan apapun. Bahkan hal-hal kecil yang biasanya begitu mudah membuat Lisa tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N G K U H ✔
Fanfiction"Mianhae..." Jennie, Chaeyoung, dan Lisa. Mereka bertiga membenci kakaknya sendiri, Ahn Jisoo yang selalu dinomorsatukan oleh Eomma mereka.