R E N G K U H ■ 08 ✔

396 84 32
                                    

Jennie membuka pelan pintu kamar Jisoo hingga masuk ke dalam tanpa menimbulkan suara sedikitpun karena sang kakak tengah tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie membuka pelan pintu kamar Jisoo hingga masuk ke dalam tanpa menimbulkan suara sedikitpun karena sang kakak tengah tertidur.

Pukul sebelas malam dan Jennie baru saja sampai rumah karena harus menyelesaikan pekerjaan kantor. Itupun belum seratus persen beres, besok pagi dia akan kembali berkutat pada pekerjaan kantor yang benar-benar sangat melelahkan.

"Ck! Apa kau tidak lelah setiap hari harus berangkat pagi dan pulang larut malam? Aku yang melihatmu saja sangat lelah rasanya. Secinta itu kau dengan pekerjaan kantor?"

Terlalu kesal pada Jisoo membuat Jennie tidak pernah berpikir dua kali hanya untuk menyindir kakaknya itu dengan kata-kata yang menyakitkan. Setiap hari berangkat pagi dan pulang malam, tidak memiliki banyak waktu seolah hanya fokus pada pekerjaan kantor nyatanya sekarang semua itu berbalik pada dirinya sendiri. Jisoo bahkan sudah bertahun-tahun merasakan segala lelahnya saat harus mengurus pekerjaan kantor. Sedangkan Jennie baru satu bulan, tapi rasanya sangat menyiksa seperti ini.

"Kau baik-baik saja, Jennie-yaa..."

"Gwenchana,"

Jennie mengernyit pelan saat Bona meyentuh pipinya dengan pandangan khawatir.

"Maaf, jika aku lancang. Aku hanya khawatir padamu."

Kembali dibuat tidak mengerti akan perkataan Bona membuat Jennie mengeryit penuh tanda tanya.

"Kau tidak perlu sungkan jika membutuhkan bantuan. Aku, Seulgi ataupun Taeyong akan membantumu. Jadi jangan semua pekerjaan kau kerjakan sendiri,"

Bona mengalihkan perbincangan saat Jennie berusaha bertanya padanya.

"Aku bukan tipikal orang yang suka berbelit. Sikapmu bahkan membuatku semakin bertanya-tanya, apa ada hal yang selama ini aku tidak tahu? Unnie... tolong, katakan padaku apa yang sama sekali tidak aku ketahui."

Jennie menjatuhkan air matanya tepat di hadapan Jisoo yang begitu tenang dalam tidurnya. Semakin sesenggukan dalam tangis membuat Jennie berusaha untuk membekap mulutnya sendiri hingga menangkup wajahnya dengan kedua tangan untuk meredam suara dari tangisannya.

"Jisoo terlalu menyimpan semuanya sendirian. Tentu saja karena tidak ada pilihan, kalian bertiga adalah adiknya namun begitu besar menaruh kebencian tanpa mau mendengarkan sedikitpun penjelasan darinya."

"Kantor bukan tempat terbaik yang selalu kalian anggap jika Jisoo sangat mencintai segala tumpukan berkas hingga lupa waktu. Dia bahkan kelelahan tanpa bisa mengatakan, sebagai teman dekatnya aku dan Seulgi atau bahkan Taeyong hanya bisa mengusap bahu lelahnya tanpa bisa membantu lebih. Jisoo hanya ingin di dengar tanpa meminta bantuan untuk ikut campur dengan segala masalahnya."

"Kau dan kedua adikmu, mungkin tidak akan pernah tahu jika Jisoo sering kali mendapatkan perlakuan buruk dari Eomma kalian. Jika kalian menganggap Jisoo selalu dinomorsatukan, semua itu adalah anggapan yang keliru. Aku tidak sedang menjelekkan Bibi Diara yang juga adalah atasanku. Tapi ini terlalu jahat jika aku terus saja diam padahal aku sangat tahu bagaimana perlakuan buruk Eomma-mu pada Jisoo."

R E N G K U H ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang