R E N G K U H ■ 13 ✔

404 76 53
                                    

"Erg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Erg... Emmrr... aku tidak mau. Aku tidak mau. Tolong jangan paksa aku, jangan paksa aku, Eomma..."

Pyar!

"Unnie!"

Chaeyoung langsung masuk ke dalam kamar Jisoo. Mengambil langkah cepat untuk mendekat pada Jisoo Unnie-nya yang sudah terengah dengan napas yang memburu. "Jisoo Unnie, gwenchanayo?"

Chaeyoung menyentuh wajah Jisoo yang berkeringat bahkan memucat di hadapannya. Dia pasti kembali mimpi buruk bahkan entah bagaimana bisa membuat gelas berisi air minum yang ada di sampingnya jatuh pecah menghantam pada lantai.

"Unnie, kau mimpi buruk lagi?"

Jisoo menunduk dengan air mata yang sudah meluruh. "Tolong aku. Tolong... lepaskan aku. Jangan siksa aku seperti ini. Aku mohon, Chaeyoung..."

"Unnie, tenanglah. Unnie hanya mimpi buruk."

Chaeyoung berusaha untuk menenangkan Jisoo dengan memeluknya. Namun seperti yang sudah dia takutkan sebelumnya, Jisoo jelas akan menolaknya. "Apa aku harus bersujud di kakimu agar kau mau mengabulkan apa yang aku minta? Aku hanya ingin keluar dari rumah ini."

Chaeyoung terdiam dengan perasaan terenyam. Jisoo kembali mengulang kalimat permohonannya penuh dengan linangan air mata yang semakin membuat Chaeyoung merasa begitu bersalah. Jisoo benar-benar tersiksa dengan keadaannya yang sekarang walaupun sebesar mungkin keinginan Chaeyoung dan kedua saudara yang lain untuk merengkuh Jisoo sepenuhnya sebagai kakak sulung mereka.

Jika dulu Jisoo akan tetap memilih bertahan sebesar apapun rasa benci mereka padanya. Sebaliknya untuk sekarang, Jisoo benar-benar dipeluk oleh rasa takut akan trauma yang benar-benar menyiksanya walaupun ketiga adiknya berusaha untuk membayar segala kesalahan mereka pada Jisoo.

"Mianhae, Jisoo Unnie. Mianhae..."

🍂°°°🍂

Jika Jisoo hanya diam maka Diara akan terus memperlakukan hal buruk padanya. Diara bahkan berulang kali memaksa Jisoo untuk meminum obat-obatan yang tidak seharusnya dia berikan pada Jisoo. Menghambat kesembuhan putrinya sendiri hanya karena tidak ingin melepaskan Jisoo sepenuhnya pada Hyunbin.

"Ueg... erg, uhuk..."

Kedua mata Jisoo berair dengan wajah memerah saat berhasil memuntahkan obat-obat sialan itu yang beberapa menit lalu Diara paksa untuk meminumnya.

"Sampai kapan pun, Eomma tidak akan melepaskanmu, Jisoo-yaa. Hyunbin Appa mu tidak akan pernah Eomma biarkan untuk mengambilmu."

Ingatan Jisoo berulang kali di hantam oleh perlakuan buruk yang selalu Diara berikan padanya.

"Erg"

Tubuh Jisoo menghantam pada lantai kamarnya saat terjatuh dari kursi roda. Berusaha untuk menggerakkan tubuhnya yang bahkan tidak bisa dia lakukan sama sekali. Dia benar-benar terlihat semenyedihkan itu.

R E N G K U H ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang