"Bibi Yoo, apa Jisoo sudah berangkat?"
Diara menarik kursi dan mulai duduk di depan ketiga putrinya yang lain yang tengah menikmati sarapannya. Bukan menjadi hal yang tak biasa, Diara memang terlihat lebih memperhatikan Jisoo daripada ketiga putrinya yang lain.
"Apa dia sudah sempat sarapan sebelum berangkat?"
Kembali menanyakan perihal Jisoo pada pelayan rumahnya membuat Jennie putri keduanya menghembuskan napas penuh malas. Jisoo sudah sangat dewasa bahkan menjadi putri sulung tapi entah kenapa Diara Eomma-nya selalu lebih memperhatikan Jisoo daripada dia dan kedua adiknya yang seharusnya lebih mendapat banyak perhatian.
"Eomma..."
"Bibi tolong siapkan bekal untuk bisa saya bawa ke kantor. Jisoo pasti buru-buru berangkat sampai tidak sempat sarapan."
Beranjak dari kursinya namun Diara menatap pada Lisa yang sempat memanggilnya. "Ne, Lisa-yaa..."
"Eomma tidak lupa kan jika besok ada pengambilan nilai raport semester di sekolahku?" Lisa menatap pada Diara, begitupun dengan Jennie dan Chaeyoung. Sama-sama menunggu jawaban dari Diara yang seharusnya begitu mudah untuk mengiyakan.
"Akan Eomma usahakan, kebetulan Eomma dan Jisoo Unnie kalian ada meeting yang cukup penting besok. Jika tidak bisa mungkin Jennie Unnie-mu yang akan mewakili, tidak masalah kan, Lisa-yaa?"
Lisa mengangguk pelan walaupun kecewa dengan jawaban Diara. Padahal dia sudah mengatakan hal ini jauh-jauh hari agar Eomma-nya menyisihkan sedikit waktunya untuk bisa datang mengambil nilai ujiannya.
"Eomma, bukankah Lisa sudah-"
"Unnie," Lisa menggeleng pelan meminta pada Jennie untuk tidak memprotes Diara. Masih terlalu pagi untuk memulai perdebatan yang mungkin bisa saja terjadi jika Jennie saling beradu dengan Eomma-nya.
"Eomma berangkat ya, jaga diri kalian baik-baik."
Diara mengambil tas bekal yang sudah Bibi Yoo siapkan untuk Jisoo. Melangkah pergi begitu saja meninggalkan ketiga putrinya yang hanya menatap punggungnya dengan perasaan yang sama.
"Gwenchana, Unnie. Bukankah hal seperti ini sudah sangat biasa terjadi?"
Chaeyoung mengusap pelan punggung Jennie hingga beralih pada Lisa yang tidak lagi melanjutkan sarapannya. Sebagai seorang kakak mungkin dia lebih bisa berbesar hati untuk segala sikap Diara yang selalu mementingkan pekerjaan dan hanya memeperhatikan si Sulung. Tapi bagi Lisa hal ini tidak seharusnya dia rasakan.
"Aku akan ikut Jennie Unnie besok, jadi tidak perlu bersedih. Setelah mengambil hasil nilai ujianmu, kita bisa pergi jalan-jalan seharian. Iya kan, Jennie Unnie?"
Jennie mengangguk pelan dengan senyum tipisnya. Mengiyakan ide Chaeyoung untuk sedikit mengobati perasaan Lisa.
"Kajja. Kita berangkat sekarang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N G K U H ✔
أدب الهواة"Mianhae..." Jennie, Chaeyoung, dan Lisa. Mereka bertiga membenci kakaknya sendiri, Ahn Jisoo yang selalu dinomorsatukan oleh Eomma mereka.