OO6. Rasa yang perlahan ada

43 9 0
                                    

   Beberapa hari ini BurgerTruck sangat ramai hingga membuat Yuan kewalahan menghadapi pelanggan pelanggan nakal yang tidak mau mengantri. Saat ini Yuan sedang menghadapi pelanggan pelanggan yang ingin memesan "Emm, maaf tadi abang bilang pesan apa? suara abang tidak terdengar jelas" tanya Yuan dengan wajah yang memucat dan kesadaran yang menurun karena serangan paniknya mulai kambuh. Tiba tiba ada seorang wanita paruh baya yang menyerobot antrian lalu mengomel mengomel, "Heh! ini saya pesen paket yang untuk anak anak kenapa tidak ada mainannya? penipuan ya?! padahal itu katanya ada bonus mainan?! bagaimana sih? dasar tidak becus, penipu! mana mahal sekali harganya!" bentak wanita itu.

   Mendengar itu rasanya Yuan ingin meledak karena marah, padahal ia sudah menjelaskan berkali kali pada wanita itu kalau yang ia pesan adalah paket happy meal lucky box, tidak semua orang mendapatkan mainan kecuali ia beruntung. Dan harganya memang sedikit dinaikkan karena kemasannya yang lebih indah daripada kemasan biasa + bonus susu UHT untuk anak anak. Ketika menghela nafas untuk menjelaskan ulang pada wanita itu, Yuan reflek menggebrak meja dengan sangat keras. 
   BRAKK! 
   "BISA DIEM GASI ANJ*NG?! SABAR ELAH, GUE CAPE BANGS*T. NGANTRI WOY!" 
Amarah Yuan meledak tanpa kontrolnya, ia tidak bisa mengontrol dirinya karena bipolar membuat perasaan marahnya menjadi berkali kali lipat lebih parah. Pengunjung langsung terdiam karena terkejut melihat tingkah Yuan, staff BurgerTruck juga langsung terkejut dan mengalihkan seluruh atensinya pada Yuan. 

   Cherry dengan sigap menghampiri Yuan dan menenangkan pelanggan yang tampaknya kesal dengan perlakuan Yuan yang sangat tidak ramah pelanggan itu. Yuan langsung jatuh terduduk dengan nafasnya yang tersengal, beberapa kali ia memukul kepalanya, Wajahnya juga sangat pucat. "Jenniefer, bisa tolong urusin pelanggan dulu?" Cherry langsung menyuruh staff yang lain untuk mengambil alih pekerjaan Yuan. Jenniefer pun mengangguk lalu dengan sigap ia langsung menenangkan keadaan. Semua staff disini memang tau tentang kondisi Yuan, mereka semua memakluminya karena sebenarnya Yuan sangatlah pria baik yang pekerja keras. Keberadaan Yuan cukup dihormati.

   Kini Cherry memegang pundak Yuan erat seraya menatapnya pilu. Ia sangat khawatir pada Yuan. "Yuan? Yuan? sesek banget ga? bentar bentar aku ambilin alat bantu pernafasan kamu. Ada di tas kamu di pojok belakang kan? aku juga ambilin kamu minum, bentar ya Yuan. bertahan ya?" Cherry langsung bangkit untuk membawa perlengkapan yang mungkin dibutuhkan Yuan tapi tiba tiba Yuan menarik lengannya. Cherry menoleh pada Yuan, "Ga..g-gapapa.. Cherry tenang y-ya..? Aku bisa sendiri.." lirih Yuan dengan senyum sedikit terpaksa agar Cherry tidak terlalu panik. "Apaan sih Yuan?! Kamu gabisa liat kondisi kamu ya?? Gak! pokoknya kamu diem disitu!" Cherry langsung melepas tangannya dari Yuan lalu mengambil air mineral dan alat bantu pernafasan milik Yuan. 

   Cherry kembali lalu membantu Yuan meminum air mineralnya, ketika Cherry membantu memasang alat bantu pernafasan pada Yuan, jarak antar wajah mereka terkikis. Yuan bisa merasakan aroma parfum vanilla dari tubuh Cherry. Dengan jarak yang cukup dekat ini, Yuan menjadi sangat gugup ketika menatap wajah Cherry yang sangat cantik baginya. Pipi Yuan memerah dan Cherry menyadarinya lalu menaruh punggung tangannya pada kening Yuan. "Kamu demam juga dikit. Istirahat dulu sana" Ujar Cherry setelah memasang alat bantu pernafasan pada Yuan.

***

   Jam menunjukkan pukul 5.30 sore, Shift Yuan dan Cherry sudah selesai. Kondisi Yuan pun sudah membaik setelah istirahat dan meminum obat penenang. Yuan dan Cherry bersiap untuk pulang, Yuan menoleh pada Cherry yang sedang merapikan barang barangnya. Yuan reflek membantunya, "Sini aku bantu" Yuan langsung membantu memasukkan barang barang Cherry ke dalam tas nya. Cherry hanya mengangguk dan memperhatikannya. 
   "a-anu..C-Cherry.."
   "Hm? kenapa?"
   "Maaf, lagi lagi kejadian kayak gini terulang lagi.."
Yuan menunduk dengan perasaan penuh bersalah, takut kalau Cherry akan muak dengan kondisinya yang seperti ini. Ia sudah selesai merapikan tas Cherry, seketika Cherry menggeleng keras, "ngomong apasih Yuan? gausah gitu deh, jangan minta maaf! kamu itu ga salah! aku ngerti kok, kamu pasti cape banget kan? kalo sekiranya kamu gabisa, bilang aja ke aku. Udah ah jangan murung gitu dong" Cherry menepuk pundak Yuan untuk menyemangatinya. Melihat senyum tipis Cherry saja sudah membuat Yuan sangat bersemangat hidup. Rasanya kehangatan memenuhi hidupnya setelah mendengar perkataan Cherry.

   "Iya, maaf ya udah ngomong gitu. Btw kamu pulang di jemput supir?" tanya Yuan sengaja berbasa basi karena ia masih ingin mendengar suara Cherry. Cherry menggeleng, "ngga, aku mau jalan kaki. Soalnya supirku lagi diliburin, lagi ada urusan pribadi" jawabnya ramah. Mendengar itu Yuan langsung teringat bahwa beberapa hari lalu terjadi penjambretan dan pelecehan di jalan menuju rumah Cherry. Yuan langsung menggeleng, "Jangan jalan kaki. Naik taksi atau ojek aja. Mau aku pesenin?" ujar Yuan.
   "Ih tapi aku sengaja mau jalan kaki biar lebih ramah lingkungan, aku juga mau olahraga"
   "Yaudah aku ikut."

   Mendengar itu Cherry jadi bingung, tapi enath kenapa sepertinya Cherry menyukai jawaban itu. Cherry pun mengangguk setuju, "Oke, ayo" Ia pun tersenyum pada Yuan. Yuan menjadi sedikit salang tingkah lalu membuang wajahnya. Tak lupa Yuan mengirim pesan pada adik adiknya kalau ia akan pulang sedikit terlambat karena suatu urusan.

Yuan cakep : pe, diks adiks gue pulang rada telat ya. Jangan kangen
Bastian lbh cakep dripd Yuan : mau ngapain luwh?
Sean syg odi : kenapa bang?
Yuan cakep : kepo lo pada. Di rumah ada makanan kan buat kalian makan?
Athala waras : ada
Yuan cakep : yaudah, gada yang mau nitip sesuatu kan? oke.
Bastian lbh cakep dripd Yuan : yh, sana sana syuh syuh 

   "Ah iya, Cherry pake ini ya" Yuan memakaikan jaketnya pada Cherry karena cuaca sekarang memang cukup dingin, apalagi Cherry memakai pakaian lengan pendek. Yuan juga membawa tas Cherry jadi Cherry tak perlu membawa tas nya. Cherry bingung dengan perlakuan Yuan, tapi entah kenapa rasanya wajah Cherry memanas. Entah karena cuaca dingin atau tersipu. Cherry mengangguk lalu berjalan beriringan bersama Yuan.
   "Adek adek kamu gimana kabarnya? mereka gapapa kamu telat pulang pulang?" Tanya Cherry memulai percakapan. 
   "Mereka baik baik aja. Gapapa kok katanya, mereka udah besar ini. Kalo orangtua kamu gimana?"
   "Baguslah kalo baik baik aja, ikut seneng. hm orangtua aku? Hahaha ya gitu lah biasa sibuk. Aku kesepian banget tiap hari sendirian di rumah sebesar itu"
Terlihat sorot sedih dari tatapan Cherry, Yuan menjadi merasa bersalah karena sudah menanyakan topik yang sensitif bagi Cherry, "M-maaf, aku gatau.." ujar Yuan pelan.

   Mendengar itu Cherry menggeleng, "wkwkkwkwk gapapa, enakan sendiri daripada setiap sama ortu pasti selalu aja ada kejadian yang ga nyaman. Mama sebenci itu kayaknya wkwk, sepengen itu punya anak cowo dan warisan Papa. Papa juga gaada bedanya, gaada rasa empati banget, dia yang paling sering ngelakuin kekerasan fisik hahaha" Cherry langsung menyadari kalau sepertinya ia sudah menceritakan terlalu banyak tentangnya. Ia langsung menutup mulutnya, "Ah, lupain aja. Maaf reflek cerita" ujarnya polos membuat Yuan gemas melihatnya, "Hey aku ngerti kok, selama ini kan kamu gapunya orang untuk cerita, gapapa. Kalo sekiranya kamu emang nyaman buat jadiin aku tempat cerita, aku bakal jadi pendengar yang baik untuk kamu kok" Balasnya seraya tersenyum tulus.

   Jantung dari keduanya perlahan berdegup lebih keras daripada biasanya. Hingga akhirnya mereka pun sampai di depan gerbang rumah Cherry. "Ini jaketnya, makasi ya Yuan. Kapan kapan main sini, tar aku masakin makanan enak hahay" Yuan pun mengangguk mantap mendengar itu. "Siap Bos muda Cherry" Yuan melakukan pose hormat sebelum akhirnya mereka saling melambaikan tangan dan berpisah.

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang