O21. Liburan

31 6 0
                                    

    Hari hari berikutnya tanpa kehadiran Yuan. Mereka mulai terbiasa walau tetap terasa berbeda. Athala dan Kai mengikuti ujian kenaikan kelas dengan baik, Bastian yang sukses dengan pekerjaannya, dan juga Sean yang seperti biasa melakukan pekerjaannya dirumah, membersihkan rumah, dan juga merawat anak kesayangannya Odi. Beberapa hari ini pun suasana rasanya menjadi lebih hangat dan bahagia. Selama sebulan terakhir Bastian belum merasakan keluhan sakit apapun padahal 2 minggu sebelumnya dia tidak melakukan hemodialisa. Athala dan Kai juga mendapat nilai sempurna di ujiannya.

   Hingga hari ini adalah hari pertama Bastian mendapat gaji pertamanya dan pengumuman kelulusan tes SNBT Athala dan Kai. "CIHUYY ANAK ANAK LULUS SNBT KIW. KE PANTAI YUU MUMPUNG GUE LAGI BANYAK DUIT" Ujar Bastian setelah merangkul bahu Athala dan Kai bersamaan. Yang dirangkul hanya terkekeh pelan. Sean pun segera nimbrung dan ikut menimpali "Ih ayo ayo ayo, kapan? tapi gaada Kak Yuan.. tapi gapapa, kita ajak dia lain kali. Nanti kita bukan ke pantai lagi tapi ke pulau pribadi"
    "AAMIINNNN" sontak Bastian dan Kai mengaminkan. Kecuali Athala tentunya, ia hanya memanjatkan tangannya dan berdoa penuh harap.
    "Besok lah, kita jalan pagi pagi ke stasiun kereta terus naik kereta ke pantai. Lagipula rumah kita deket stasiun" Ujar Bastian yang segera disetujui Sean Athala dan Kai.
    "Besok kalian gantian dorong kursi gue ya. Yakali gue dorong terus pegel ni tangan. Awas aja ya kalian suka pada males dorongin gue" Ujar Sean seraya memicingkan mata. Ketiganya hanya melakukan pose hormat ala 86.

***

  

   Pagi yang ditunggu pun tiba. Mereka berempat naik kereta menuju pantai untuk berlibur sekaligus merayakan kelulusan Athala dan Kai. Mereka pergi setelah subuh agar mereka bisa melihat sunrise di pantai. Mereka pun tiba di pantai sekitar jam 6.15 pagi, walaupun bisa dibilang cukup terlambat, tapi setidaknya cuaca masih sejuk dan suasana pantai pun masih sepi. Athala dan Kai berlari bersama mendekati air, Sean memperhatikan mereka seraya menikmati udara sejuknya pagi. Bastian memotret mereka dan pemandangan pantai.

   Mereka terus bermain di pantai hingga tak terasa waktu terus berjalan dan hari semakin cerah dan juga makin banyak orang yang datang. Sean hanya duduk di kursi yang disediakan, Kai hanya meraba raba pasir seraya mencari kerang kerang untuk ia koleksi. Athala ikut membantu Kai. Setelah memotret beberapa hal akhirnya Bastian juga ikut menolong Kai mencari kerang.

   "Haus gue woy, kalian ga laper apa? kan kita belum sarapan. Itu udah ada toko yang buka, mau jajan ga kalian?" Tanya Bastian pada Athala dan Kai. Keduanya dengan antusias mengangguk.     "Kai mau apa aja yang enak!!" Ujar Kai bersemangat.
  "Weh, kalian mau jajan?" Panggil Sean dari kejauhan yang membuat ketiganya seketika menoleh ke sumber suara. Bastian pun mengangguk.
   "Mau kopi sama nasi uduk kalo ada wkwk" Ujar Sean
   "Iwh selera bapack bapack. Oiya lupa kan emang bapak bapak" Ejek Bastian
   "Berisik ah, sana buru beli"

   Bastian pun berjalan ke kios yang berjualan makanan dan minuman, diikuti Athala yang membuntutinya. Mereka berdua pun memilih makanan dan minuman apa yang mereka inginkan. Setelah beberapa menit memilih, mereka pun membawa kantung plastik penuh dengan makanan dan minuman. Bastian dan Athala berjalan riang menghampiri Sean dan Kai.
   "Oy, makanan nih!" Panggil Bastian.

   Hingga tiba tiba Bastian merasakan sesuatu yang aneh dari dirinya. Seketika tubuhnya sangat lemas dan mual. Nafasnya juga menjadi berat. Pandangannya kabur hingga membuatnya oleng dan hampir terjatuh. Athala yang menyadari kondisi itu segera menahan badan Bastian dan Athala dengan jelas melihat kalau wajah Bastian sangat pucat dengan beberapa bengkak dan lebam di sekujur tubuhnya. Bastian menutup matanya karena menahan rasa mual yang sangat mengganggunya.

   Sean langsung menyadari ada hal yang tidak beres dengan Bastian. Ia segera memanggil Kai untuk menggendongnya dari kursi lalu menghampiri Athala dan Bastian. "Kai, Kai! tolong gendong gua ke Athala sama Bastian. Ada yang ga beres" Panggil Sean dengan nada panik pada Kai yang sedang bermain pasir disampingnya. Kai dengan sigap langsung menggendong Sean di atas punggungnya lalu berjalan menghampiri Athala dan Bastian sesuai arahan yang ditunjukkan Sean. Alasan Sean tidak menggunakan kursi rodanya karena kursi rodanya susah didorong di permukaan berpasir.

   Wajah Athala sangat khawatir dan panik ketika perlahan Bastian mulai tak sadarkan diri. "Aak aak! aakk!!" Panggil Athala seraya menggoyangkan badan Bastian. Sean segera menelpon 119 dan berharap ambulans datang secepatnya. Kai pun ikut khawatir dan panik dengan keadaan Bastian yang tidak bisa berkata apapun. "Kak Bastian! bangun kak!" Panggil Kai dengan suara bergetar.

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang