O15. Invitation

30 5 0
                                    

   Yuan mendapat shift malam hari ini. Pembeli hari ini tidak cukup ramai, tapi tak apa artinya Yuan bisa segera pulang dan menutup resto. Di sela sela itu, Yuan sempat keluar berjalan jalan menghirup udara malam. Ia menemukan toko perhiasan yang sepertinya baru dibuka. Yuan iseng memasuki toko itu dan melihat banyak perhiasan untuk laki laki dan perempuan. Yuan memang cukup menyukai fashion, style nya pun yang paling keren dibanding adik adiknya. Ia melihat anting berbentuk buah ceri yang membuatnya teringat dengan Cherry.

 Ia melihat anting berbentuk buah ceri yang membuatnya teringat dengan Cherry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Beli ga ya? beli ga ya?" gumamnya. Hingga ia memutuskan untuk membelinya lalu segera kembali ke tempatnya bekerja. 

   Rupanya beberapa staff yang bekerja juga sudah bersiap siap menutup toko. Yuan melihat Cherry yang sedang bersiap memakai jaketnya. "Cherry!" Panggil Yuan seraya berlari kecil ke arahnya. "Liat gua nemu apa buat lo" Saat ini Yuan dan Cherry memang sudah lebih dekat dari sebelumnya. Kini Yuan sudah berani berbicara gua-lo pada Cherry. "hm? apaan?" Tanya Cherry dengan wajah bingung. 

   Yuan mengeluarkan anting yang baru ia beli dari kantungnya lalu menyerahkannya pada Cherry "Jeng jeng jeng. Lucu ga?" tanya Yuan yang tidak sabar dengan reaksi Cherry. "Woww lucunyaa" Jawab Cherry yang segera meraih anting itu dari tangan Yuan. 
   "Lucu ihh, beli dimana?"
   "Beli di toko perhiasan yang baru dibuka di seberang jalan sana. Lu suka?"
Cherry pun mengangguk senang dengan hadiah Yuan. Yuan tersenyum puas lalu meraih anting yang ada di tangan Cherry. "Boleh gua pakein?" Tanyanya sedikit ragu, takut kalau Cherry tidak akan menyukai pertanyaan itu. Tapi Cherry segera mengangguk mengiyakan. 
   "Boleh dong! pakein coba" 

   Yuan dengan perlahan menyingkirkan rambut yang menutupi telinga Cherry lalu memasang antingnya dengan lembut. Aroma manis dari rambut Cherry membuat jantung Yuan berdegup kencang. 
   Apaan si anying kok gue jadi nervous gini?

Yuan pun segera menyelesaikan memasangkan anting pada telinga Cherry. Cherry segera melihat dirinya di cermin dan tersenyum senang. 
   "Bagus banget! Makasi ya Yuann"
   "sama sama. gua pulang duluan ya Cherry, udah malem"
   "Eh bentar!"

   Cherry merogoh sesuatu dari tas nya, Yuan memiringkan sedikit kepalanya dengan ekspresi bingung. Cherry pun mengeluarkan selembar kertas kecil undangan makan malam di rumah Cherry.
   "Nih, lusa aku ulang tahun. Dateng ya, aku nanti masak makanan enak. Ajak juga adek adek kamu. Aku gapunya banyak temen untuk diundang hahaha aku bingung mau undang siapa" Ujarnya. Yuan sedikit bingung dengan pernyataan Cherry. 
   "Hah?? bisa bisanya orang sehumble sebaik secantik lo gaada temen? temen pas SMA??"
   "Haha bingung ya? Iya, aku gapunya temen. Dulu Orangtua ku ga ngebolehin aku temenan sama siapapun disekolah, aku juga sibuk fokus sama mimpi aku. Mangkanya semenjak bikin BurgerTruck aku pengen banget interaksi sama semua staff aku biar aku punya temen"

   Mendengar itu, Yuan jadi merasa kasihan pada Cherry. Tak selamanya orang kaya hidup bahagia dengan uang mereka, buktinya Cherry sangat kesepian. Dia tidak memiliki saudara, orang tuanya pun sibuk bekerja dan jarang pulang ke rumah. Yuan jadi bisa mensyukuri hidupnya yang tidak kesepian karena ia selalu ditemani 4 orang yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.

    "Ikut sedih dengernya, tapi sekarang jangan ngerasa kesepian lagi ya? ada gua, ada staff lain juga. Kalo butuh apa apa, panggil gua aja. Gua bakal bantu sebisa gua kok. Ah, dan undangan ini nanti gua kabarin ke adek adek gua" Ujar Yuan seraya menatap lekat kedua mata Cherry dengan tulus. Cherry tersenyum mendengarnya. "Makasi banyak Yuan. Btw, ayo pulang bareng. Hari ini aku lagi ga dijemput supir. Aku juga mau jajanin kamu gelato yang terkenal di jalan ini. Tau kan? ayo kesana!" Ajak Cherry antusias yang reflek meraih lengan Yuan. Yuan sedikit terkejut dan ia segera mengiyakan ajakan Cherry dengan senang hati.

   Sepanjang perjalanan, mereka berdua bersenda gurau dan membicarakan hal hal kecil. Walaupun cuaca malam ini cukup dingin, dengan adanya keberadaan Cherry membuat Yuan merasa lebih hangat. Hingga mereka pun sampai di toko gelato yang mereka maksud. Ketika Mereka memasuki toko, Yuan melihat satu orang yang tidak asing. Rambut gondrong dengan pakaian kasual yang khas, siapa lagi kalau bukan Bastian? 

   yuan segera menelan ludah. Dia takut Bastian akan melihatnya dan langsung mengejek ngejeknya karena berjalan bersama perempuan.
   Sial, ngapain tu anak random banget jajan gelato malem malem!

Yuan bersembunyi di belakang Cherry yang tentunya tidak membantu sama sekali karena jelas Yuan jauh lebih tinggi daripada Cherry. Cherry bingung dengan kelakuan Yuan dan segera memukul pelan lengannya. "Kenapa dah?" Tanyanya seraya menaikkan satu alisnya. Cherry segera menoleh pada stan kasir tempat Bastian berdiri. Cherry berpikir sejenak, rasanya tidak asing. Ia pun ingat kalau itu adalah adik Yuan.

   "Wkwk, itu adekmu gasi?" Bisik Cherry pada Yuan yang berjongkok dibelakangnya. 

"Shht ah, ntar kalo ketahuan pasti dia bakal ngejek ngejek kita" Bisik nya balik. Tapi Cherry terpikirkan satu hal dan ia menaikkan satu sudut bibirnya. Cherry segera berjalan meninggalkan Yuan dan mendekati Bastian. "Halo, kamu adeknya Yuan kan ya?" Tanya Cherry ramah setelah menepuk pundak Bastian dari belakang. 

   Yuan mengumpat di hatinya, dia tidak sempat menahan Cherry. Yuan memukul wajahnya pelan. "Si anying" umpatnya pelan. Bastian segera menoleh pada Cherry dan tersenyum ramah. "Wahh! ini bos muda itu ya? keren bisa ketemuan disini. Iya gua adeknya kak Yuan, Bastian. Nama lo siapa si gua lupa? eh kita seumuran gasi? ngga ya? siapa nama lu? Chandra? Cecep? Asep?" Balas Bastian antusias. 

   "Itu nama cowo semua woy! gila aja, aku Cherryy" 

   "Ahahahha iya iya maaf ya Cherry. Btw mau jajan juga? Sendiri aja? Kak Yuan mana?"

   "Kamu yang sendiri aja. Iya mau jajan, Yuan ada kok tuh"

Cherry langsung menunjuk dimana letak Yuan bersembunyi. Tatapan Bastian langsung menemukan sosok yang dimaksud dan langsung menahan tawanya melihat Yuan yang berjongkok dipojokan seperti anak hilang. 

   "Pfft. Woy, gausa sembunyi lo udah ketahuan!" Ujar Bastian sedikit meninggikan suaranya agar Yuan bisa mendengar. Yuan segera berdiri dari jongkoknya dan mengacungkan jari tengah pada Bastian. Bastian malah ikut membalas mengejeknya.

   "Masa punya cewe ditinggal sendiri, ga becus banget. Ga romantis banget wuuu" Bastian memberikan dua jempol kebawah pada Yuan. Yuan segera menutup mulut Bastian.

   "Diem ato gitar lo gue rusakin" Bisik Yuan. Bastian segera menjilat jari Yuan agar tangannya lepas dari mulutnya. "JOROK IH" Yuan segera melepas tangannya dan mengelap bekas jilatan pada pakaian Bastian. Bastian hanya terkekeh pelan. 

   "Dia sok ganteng banget ya kan?" Ujar Bastian pada Cherry, Cherry ikut ikut mengangguk dan berakting seaakan illfeel dengan Yuan lalu menjauhinya.  Yuan sangat ingin mencekik Bastian saat itu juga, tapi ia tidak mau terlihat kasar di hadapan Cherry. Ia hanya menghela nafas pasrah dengan tingkah Bastian. "Cherry, mau gelato rasa apa?" Tanya Yuan mengalihkan suasana.
    "LOH LOH KALIAN LAGI DATING INI CERITANYAAA??"
    "SAMPE RUMAH, GITAR LO GUE RUSAKIN. LIAT AJA"

   Bastian segera menutupnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Ia sempat berhenti di depan pintu toko "Jangan pulang kemaleman ato gue cepuin ke semuanya". Yuan menggeleng kepalanya pelan dan Cherry hanya terkekeh melihat kelakuan mereka.  "Kalian deket banget ya. Btw aku mau vanilla aja" Ujarnya seraya duduk di bangku yang disediakan. Yuan segera mengangguk  dan membeli 2 cup gelato untuknya dan Cherry. 

***

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang