O1O. Bastian's work

42 9 0
                                    

   Bastian berjalan memasuki kantor agensi HIBS yang menerimanya menjadi produser musik. Walaupun ia tidak debut sebagai artis, Bastian sudah sangat bersyukur. Setelah menjalani beberapa prosedur dan pengenalan, ia pun sudah diperbolehkan untuk bekerja mulai hari ini. Bastian melihat jadwalnya yang cukup padat karena ia mendapat banyak bagian. 
   Ah, gua bisa efisien ga ya? monolognya. 
Di hari pertama ini sudah lumayan banyak yang berkenalan dengan Bastian. Itu karena sifat Bastian yang ramah, dan bonus wajahnya yang sangat tampan. Bahkan pria saja terpesona dengan visual nya seperti CEO HIBS "Harusnya jadi idol aja ga si kalo gini mah? Ganteng banget soalnya" Ujar CEO HIBS seraya tertawa khas bapak bapak old money. Bastian hanya terkekeh pelan mendengar itu "Ah bapak bisa aja. Tapi saya mau sih hehe, debut solo". Ujarnya bercanda. Tapi sepertinya CEO tidak terlalu menanggapinya, mungkin sedang dipertimbangkan.

   Saat ini Bastian sedang membuat lirik lagu untuk girl group dari HIBS. Beberapa membernya ada yang tertangkap basah memperhatikan Bastian. Bastian dengan ramah melambaikan tangannya, tapi mereka malah pergi. Mungkin mereka malu?
   "wkwk malah pada kabur. Gini banget jadi orang ganteng"

***

   Beberapa hari kedepan jadwal Bastian semakin padat, ia sering terlambat pulang karena pekerjaannya. 4 saudaranya pun menjadi khawatir dengan Bastian, ini sudah pukul 7 malam tapi Bastian masih menyelesaikan pekerjaannya. Terlihat sorot kekhawatiran dari saudaranya ketika makan malam bersama. Athala mulai berbicara dengan bahasa isyaratnya "Kak Bastian pasti lelah sekali. Tubuhnya sangat lemah bukan?" Terlihat sorot khawatir yang sangat jelas dari Athala, bisa dibilang Athala yang paling dekat dengan Bastian karena Bastian lah yang membelikannya alat bantu dengar saat itu. Athala jadi sangat respect pada Bastian. Mungkin banyak orang mengira Bastian anak konyol dan menyebalkan, tapi sebenarnya dia lah yang paling memperhatikan semua hal kecil yang ada di sekelilingnya. Dia sangat peka dan memiliki rasa empati yang tinggi.

   Yuan dan Sean menoleh pada Athala lalu saling bertatapan. "Bastian bentar lagi pulang kok" Ujar Sean dengan senyum yang bisa membuat semua orang tenang ketika melihatnya. 
   Tok tok tok! "Woy, buka woy!"
Benar saja, Bastian sudah pulang. Yuan pergi membukakan pintu dan melihat Bastian yang pucat dan bengkak di kaki dan lengannya. "Anjir lo bas, bengkak tuh kaki sama tangan lo. Mana pucet banget mukanya. Jangan diforsir, kebiasaan banget lo" Yuan memarahi Bastian walau sebenarnya ia sangat khawatir pada adiknya itu. Bastian hanya tertawa seperti tidak terjadi apa apa. "Biasa aja kali hahaha, alay lo. Laper gue, kalian makan apa?" Bastian menghampiri yang lain di ruang makan. 

   Athala dengan antusias bangkit dari kursinya lalu menghampiri Bastian. Ia menjelaskan apa yang ia masak untuk makan malam dengan bahasa isyarat dan bola matanya yang membesar setiap kali ia bersemangat. "Saya memasak daging teriyaki kesukaan kak Bastian. Kenapa pulangnya lama sekali? makanannya jadi dingin" begitu yang Athala bilang. Bastian terkekeh melihat tingkah Athala lalu ia ikut duduk bersama yang lain untuk menyantap makan malam. "Wah wangi nya enak banget. Btw gua telat ya karena emang lagi banyak proyek aja. Gausa murung dong, kalian pasti kangen sama kegantengan gua kan??" Ujarnya seraya menggigit bibir bawahnya dan langsung mendapat tatapan mematikan dari yang lain. "Gantengan juga aku" Ujar Sean bangga. 
   "Gantengan gue lah, kan gua yang paling tua"
   "Ngga! Kak Yuan seperempat abad, kolot, kakek kakek tua. Kai paling muda paling ganteng!"
   "Saya yang paling tampan diantara kalian"

   Suasana malam itu menjadi hangat karena obrolan kecil dan senda gurau mereka satu sama lain. Dalam hal ini, Bastian memang ahlinya. Rasanya rumah sangat sepi tanpa teriakan dan ocehan Bastian.

***

   Nafas Bastian tersengal setelah makanannya yang sudah ia cerna keluar lagi karena rasa mualnya. Semuanya sudah tertidur, Bastian terbangun tengah malam karena mual yang sangat mengganggunya. Setelah membersihkan mulutnya, Bastian memukul kepalanya pelan. 
   "Sialan, lemah banget lo Bas.." Lirihnya seraya meremas perutnya yang sakit. Semua ini karena efek Bastian yang sudah lama tidak mencuci darah walaupun selama ini ia rutin minum vitamin dan suplemen. Dan juga karena Bastian terlalu banyak menghabiskan energinya akhir akhir ini, tubuhnya jadi melemah.

   Bastian pun kembali ke kamarnya dan memaksakan matanya untuk terpejam.
Tuhan, tolong kasih Bastian waktu lebih lama lagi ya?

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang