O16. Invitation 2

22 5 0
                                    

   Yuan dan Cherry tiba di depan gerbang rumah Cherry. Cherry menatap lekat Yuan. "Makasi buat hari ini ya Yuan. Padahal hari ini sebenernya hari yang buruk buat aku karena orang tua aku balik ke rumah. Tapi karena udah jalan sama kamu, aku jadi ngerasa lebih baik. Hati hati pas pulang ya, jangan lupa lusa dateng jam 6 sore" Ujar Cherry dengan senyuman manisnya. Telinga Yuan menjadi merah mendengar itu, ia kikuk harus menjawab apa. Angin malam yang menusuk membuatnya terpaku dengan ucapan Cherry.

   Yuan menelan ludahnya sebelum membalas perkataan Cherry "Ah, Hahaha. Baguslah kalo gua bikin lo seneng. Umh, Makasi juga buat hari ini. Dah, sana masuk rumah. Tar lo masuk angin" Ujar Yuan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena salah tingkah. Cherry terkekeh pelan lalu melambaikan tangannya sebelum akhirnya masuk ke dalam gerbang rumahnya.

   Yuan pun membalas lambaian tangan itu. Ia segera pulang ke rumahnya karena ini sudah larut dan cuaca semakin dingin.

***

   "Kau terlambat nona Cherry, Tuan dan Nyonya sudah menunggumu di ruang makan" Keluh pelayan yang segera menghampiri Cherry dengan nada khawatir. "Ya mau gimana lagi? namanya juga kerja" Jawab Cherry dingin. Cherry segera memasuki ruang utama dan berjalan cepat menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

   Beberapa saat kemudian, Cherry duduk di meja makannya yang besar dengan Orangtuanya di hadapannya. Mereka terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya masing masing hingga lupa memakan makan malam dan anak satu satunya di hadapan mereka. Ini pemandangan yang biasa bagi Cherry. Cherry mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan batuk. "Uhm.."

   Benar saja, Kini orang tua nya baru menyadari keberadaan Cherry dihadapan mereka. "Gimana kerjaan kamu? Kuliah lancar?" Tanya ayahnya dengan nada dingin. Cherry mengangguk pelan. "Baik. Aku selalu bisa manage waktu untuk kerja sama kuliah" Jawabnya. 
   "Bagus. Ayah bakal kasih semua harta ayah ke kamu nanti, kamu paham kan? Dokter bilang hidup ayah ga lama lagi"
   "Kamu ngasih semua warisan ke anak kita?"
Cherry hanya terdiam mendengar percakapan itu, saat itu orang tua nya mulai berdebat di hadapan Cherry. Ia tidak mau mendengarkan dan hanya fokus ke makanannya.

   Ibu Cherry memang tidak begitu menyukai Cherry, bukan karena Cherry anak nakal, tapi karena Cherry bukan anak kandungnya. Ibu kandung Cherry sudah meninggal dan Ibu yang sekarang menemani Cherry adalah Ibu tiri. Dan tentunya Ibu Cherry iri pada Cherry yang selalu mendapatkan harta dari ayahnya, padahal dia istrinya. Bukankah ia juga berhak menikmati kekayaan ayah Cherry? Orang tua Cherry sering bertengkar dihadapannya, sifat ayahnya yang terlalu dingin dan ketat aturan pun menyiksa Cherry. Belum lagi Ibu tirinya yang hampir tidak pernah bicara pada Cherry setelah berhasil menikahi Pengusaha terkaya di kota ini. 

   Cherry segera meninggalkan orangtuanya dan pergi ke kamar. Ia harap Orang tua nya cepat pergi dan kembali sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Cherry merasa lebih nyaman sendiri di rumah besar ini walaupun ia sangat kesepian.

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang