O11. Some flashback

32 6 0
                                    

   "Ihh!! Sean baukk eeq di celanaa!!" Protes Bastian yang saat itu masih berusia 5 tahun seraya menutup hidungnya. Yang diejek pun menangis lalu mengadu pada Bunda panti seraya mendorong kursi roda kecilnya yang baru saja diberikan oleh donatur. "Ih cengeng wkwk" Ejek Bastian dengan wajah yang menyebalkan. "HUAAA BUNDAAA, BASTIAN NYA NGEJEK SEAN BAUU" Isaknya, walaupun memang kenyataanya begitu. Sean menggunakan popok karena kondisinya yang lumpuh kaki. 

   Bunda Amelia menggelengkan kepalanya pelan "Haduhh, Bastian kebiasaan.." Keluhnya lalu ia berjongkok dihadapan Sean. "Sean jangan nangis dong, kan udah mau masuk SD masa masih nangis? udah udah, cup cup.. kita ganti popok sekarang ya?" Ujar Amelia lembut seraya mengusap pipi Sean penuh kasih sayang seperti ibunya sendiri. Sean masih terisak lalu mengusap air matanya "Kalo aja waktu itu papa, mama, Sean ga kecelakaan pasti Sean masih bisa jalan kayak orang lain kan bunda? pasti Sean juga masih bisa dipeluk papa sama mama kan??" Ujarnya yang kembali menangis kencang. Amelia kembali menenangkannya dengan kesabaran yang tulus. "Sean, gaboleh ngomong gitu ah. Tuhan udah siapin yang terbaik buat Sean. Kan udah belajar sama pak ustadz yang kemaren dateng kesini kan? jangan diulangi ya"

   Beberapa menit berlalu, Bastian terlihat sedang heboh berlarian kesana kemari dan mengajak bermain anak yang lainnya. Bastian melihat Kai yang terus termenung dipojokan seraya memegang boneka pororonya. Bastian pun menghampirinya "Kai! ayo main! kamu jangan diem terus dong! aku ambil nih bonekanya" Bastian menarik pelan lengan boneka pororo tapi Kai langsung menariknya kembali "gamau, Kai mau main sama pororo" 

   "Ihh kamu mah ga asik ah"

   Bastian meninggalkan Kai sendiri lalu ia menghampiri Yuan yang sedang mengerjakan PR nya "Ih kok Kak Yuan PR nya mewarnai?? Bastian juga mau mewarnaii! pinjem Kakk" Ujarnya dengan tatapan memohon "Gaboleh! kalo kamu pijem nanti pensil warna aku dijadiin main make up make up lagi sama anak anak perempuan"

   "Ya kan aku yang pinjem, bukan anak perempuan"

   "Kan yang di make up in kamu"

   "IH PELIT AH, MAU PINJEM DOANG PADAHAL"
   "Hii cengengg lagian keseringan main sama anak perempuan sih wlee"

   Terjadilah ajang saling mengejek satu sama lain, Bastian yang menangis dan Yuan yang terus menjahilinya. Amelia segera datang menghampiri mereka. "Kenapa ini?? gaboleh berantem! Kenapa nangis Bastian?" Ujarnya dihadapan mereka berdua. 

   "KAK YUAN NYA PELITT, BASTIAN KAN CUMA MAU PINJEM PENSIL WARNANYAAA HUAA"

   "TAPI NANTI KALO BASTIAN PINJEM, PENSIL AKU BAKAL DIJADIIN ALAT MAKE UP"

   "TAPI KAN BASTIAN MAU PINJEM NYA UNTUK MEWARNAII"

   "Udah udah kalian.."

   Amelia membelai kedua puncak kepala anak anak asuhnya itu lalu membawanya kedalam rengkuhan hangatnya. "Ishh, gaboleh galak galak gitu ah sama adeknya. Sekarang baikan yuk? Yuan pinjemin pensilnya, kan tadi Bastian udah bilang dia cuma mau ikut mewarnai. Bastian nya juga pake nya hati hati ya, dijaga. Kan pensilnya bukan punya Bastian. Dah ya, sekarang minta maaf" Ujar Amelia lembut. Kedua anak itu pun mengangguk, Yuan segera menyerahkan tangannya untuk meminta maaf pada Bastian "Maaf Bas, kamu boleh pinjem kok" Mendengar itu Bastian menyeka air mata dan ingusnya, "i-iya kak.."

   "IH GAMAU AH JOROK BASTIAN ITU DI TANGANNYA ADA INGUS"

   Bastian tertawa melihat reaksi jijik dari Yuan, memang ia sengaja untuk memeperkan ingusnya pada tangan Yuan. Amelia menggeleng pelan melihat interaksi mereka.

***

 OMG SAUR SAWRY FOR THE LATE UPDATE ( IM ON MY BUSY EXAMS HSHSHSHS ) maap bgt dikit juga, soalnya JUJURLY SIBUX BGT ( maklum soalnya sibuk pacaran sama Beomgyu ). NEXT CHAPTER IM GONNA WRITE YUAN X CHERRY YUHUYY, see ya in next chapter <3

TOGETHER | TXT fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang