Octagon 3 - 780 : Lotus Menuju Rumah Pt. 2

161 20 3
                                    

"Kami baru berangkat. Itu pangsitnya kalau udah lo goreng, langsung buat kuahnya. Tadi gue udah jabarin kan di notes--lo ikutin aja. Gampang, 'kan?"

Wooyoung melafalkan seluruh ketikannya ketika membalas pesan dari Yeosang, yang dihubunginya di perjalanan mereka untuk menuju rumah pertama yang mereka sewa untuk tinggal bersama. Duduk dengan baik di joknya, dengan sabuk pengaman, membiarkan sang kekasih fokus untuk mengemudikan mobilnya--mobil pertama yang dibelinya dengan uang sendiri--di paling depan. 

Bagaimana pun juga, mobil San adalah patokan untuk mengawal jalan.

Selagi di belakangnya, mengekor Jongho dengan motornya, Yunho dengan mobilnya bersama Seonghwa, dan Hongjoong serta Mingi paling belakang.

Empat dari mereka belum tahu tujuan, hanya mengikuti saja.

San melirik sekilas ketika Wooyoung kembali mengetik lagi, namun kali ini tak melafalkan apapun. Padahal sejak tadi, Wooyoung melakukannya, seolah untuk memberi tahu San keadaan, dan mungkin saja untuk tak membuat hening di sana.

Sungguh, San juga tak tahu mengapa dia tak menyalakan musik.

Ada keinginannya untuk mencari ketenangan berdua, bersama Wooyoung, dari seluruh kegilaan secara cepat yang terjadi sejak semalam, sampai tadi.

Beragam sekali untuk San.

Dilabrak oleh Gemini.

Jujur pada Hongjoong tentang hartanya.

Tahu jumlah sebenarnya yang benar-benar ditinggalkan oleh orang tuanya secara kotor.

Bertemu dengan kuasa hukum orang tuanya.

Berakhir dengan bertemu kakek kandung dari pihak ayahnya sendiri.

Semua terlalu banyak.

San tak tahu apakah mampu untuk melewati malam ini, tanpa berbenturnya pekat emosi di dalam dirinya.

Tampak Wooyoung menelan ludahnya di sana.

Jadi San yang memperhatikan, mulai membuka suara di sana. "Yeosang bilang apa lagi?"

"Ah..." Nyatanya Wooyoung tersentak, terkejut panik. Wooyoung menunduk dan bergerak resah untuk menggulir layarnya. "Itu... uhm, Yeosang udah ngerti kok."

"Bukan Yeosang, ya?" 

Tebakan San tak meleset, yang membuat Wooyoung diam sebentar, dan menjawab tipis. "Kak Jiwoong... nanya; kapan dapat alamat untuk nanti malam."

"Jangan dulu beritahu." Saran San, mencoba lurus fokus pada jalanan. "Takutnya malah datang duluan; walau pastinya kerjaan bakal nahan dia. Tapi, ya, jaga-jaga aja. Ini waktu untuk kita berdelapan--kita harus hargai itu, termasuk orang yang coba penuhi rencana ini."

Wooyoung pun mengangguk pelan.

Yang sayangnya, bisa San tangkap keanehannya. "Ada apa?"

"Gak ada." Wooyoung menjawab cepat, tapi penyesalannya juga cepat  terbayang ucapan Yeosang. Wooyoung tampak berkutat dengan ponselnya, tapi sebenarnya tak melakukan apapun. "Ada... sesuatu sih, ingin aku bilang. Tapi aku bingung atur waktunya."

"Bisa sekarang kok?"

"Aku gak mau ngerusak malam ini..." cicit Wooyoung.

San tahu persis, artinya ada masalah di sana. San agak melambatkan laju mobilnya, sedikit melirik pada spion samping, untuk memastikan yang lain masih mengikuti. "Lebih baik bilang sekarang."

"Aku tahu kamu lagi capek--"

"Aku gak yakin gak bakal capek besok." San memotong, sambil menoleh memberikan senyuman lembut, untuk meyakinkan Wooyoung.

OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 5 (END)Where stories live. Discover now